Harap Cemas 1.627 Honorer Pemkab Kubar, Ini Cerita Sutrisno, Busransyah dan Marlina

11 views

Antonius Netto: “Tidak ada honorer abadi”

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Barat, Drs Antonius Netto MM, menegaskan seleksi atau tes Calon Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan sesuai aturan. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

MELAK – KABARKUBAR.COM
Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Kontrak beramai-ramai mendatangi kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Barat di Melak. Kedatangan mereka selama beberapa hari ini untuk melihat pengumuman yang ditempel di tembok kiri kantor. Melihat nama-nama yang telah disetujui mengikuti tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil periode tahun ini.

Tercatat 1.627 orang memiliki harapan besar untuk jadi PNS baru di Kubar. Meskipun menurut Kepala BKD Kubar, Antonius Netto, jatah PNS baru untuk kali ini hanya 300 orang. Namun yang mendaftar mencapai 1.904 orang. Di daftar yang tertera itu, adalah mereka yang memenuhi persyaratan administrasi. Selanjutnya untuk pengangkatan akan ditentukan melalui tes seperti biasa.

Busransyah, 39 tahun, berharap pengabdiannya berakhir manis setelah selama 15 tahun berstatus honorer di Kantor Pemerintah Kecamatan Melak. Sejak tahun 1990, Busran diangkat menjadi staf Mawil Hansip dengan honor Rp25 ribu perbulan. Setelah Kubar berdiri, naik menjadi Rp300 ribu hingga tahun 2004 meningkat jadi Rp550 ribu.

Bapak dari dua anak ini, berharap keringanan bagi mereka yang sudah belasan tahun menghonor untuk dapat diangkat jadi PNS tanpa tes. Setiap ada tes pengangkatan PNS, dia selalu ikut. Tapi belum beruntung walaupun sudah keluar banyak biaya ketika harus mengikuti tes di Tenggarong.

“Kalau bisa kami diluluskan saja tanpa tes. Kalau soal tes menyangkut pekerjaan sih mudah mengerjakannya, tapi kalau pelajaran waktu sekolah sudah banyak lupa,” harap Busransyah.

Hal itu diamini oleh Lisa Marlina, lahir dan besar di Melak yang bekerja sejak tahun 1991. Ia sejawat Busransyah di Seksi Pemerintahan Kecamatan Melak yang telah lima kali mengikuti tes CPNS. Diceritakannya, pernah harus meninggalkan anak pertamanya yang masih menyusui untuk mengikuti tes ke Tenggarong.

Wanita ini mengaku kekeluargaan dan keakraban di lingkup kantor membuatnya tetap betah bekerja dengan status honorer. Dia berharap agar pihak terkait memperhitungkan pengabdiannya. “Tolonglah kami yang sudah lebih 10 tahun untuk diperjuangkan,” harapnya.

Sementara itu seorang guru di SMP Katholik Tering, Sutrisno, mengaku baru terdaftar sebagai TKK di Kubar tahun 2001. Namun sudah bekerja sebagai tenaga pengajar di sekolah itu sejak Juli 1994 dan turut merintis berdirinya SMU Negeri 1 Linggang Bigung.

Puluhan orang setiap hari mendatangi Kantor BKD Kubar di Melak, untuk melihat pengumuman hasil tes CPNS Tahun 2005. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Bapak dari dua anak yang masih kecil ini, sengaja menunda menikah karena berharap lebih mudah masuk PNS. “Setamat SMEA tahun 1986, saya merantau ke Kaltim. Honor pertama saya gunakan untuk mengurus formulir pendaftaran CPNS,” kisahnya.

Mereka yang telah mengabdi pada negara, lanjutnya, jangan dianggap swasta kalau bekerja di bawah nama swasta. “Yang kami ajar adalah anak bangsa dan banyak di antara mereka sudah jadi orang saat ini. Kami harap pengabdian kami diperhitungkan,” kata Sutrisno saat mendatangi Kantor BKD Kubar.

Dijelaskan Antonius Netto, dari 300 orang yang diajukan BKD Kubar, 70 persen direkrut untuk tenaga teknis dan 30 persen non tekhnis atau umum. Mereka yang lulus CPNS adalah yang memenuhi syarat. “Yang pertama adalah syarat administrasi dan kedua nilai. Kami tidak bisa mempermainkan nilai, tidak ada intervensi apapun,” tegasnya di ruang kerja pada Senin 16 Januari 2006.

Ditambahkannya, tidak perlu khawatir ada kecurangan. Sebab BKD Kubar saat ini tidak ada unsur Kolusi Korupsi dan Nepotisme. Dijamin tidak akan ada pungutan liar. Ia mengaku tidak akan melayani siapapun yang berniat mempermudah pengangkatan atau mutasi melaluinya.

“Anak saya pun tidak pernah saya perjuangkan untuk lulus tes, walaupun sudah tiga kali ikut tes dan gagal. Kalau nilai mereka dalam tes bagus di rangking komputer, ya lulus. TKK sekarang bukan TKK abadi, yang tidak memberikan kontribusi bagi pekerjaannya, malas dan tidak disiplin, akan ditinjau kontraknya,” ujarnya.

Antonius mengatakan, hampir tiap hari dia melakukan sidak ke kantor-kantor pemerintahan di Kubar. Jika ditemuinya PNS yang tidak disiplin, akan ditindak tanpa melihat jabatannya. Bagi TKK yang tidak berkontribusi, akan dihentikan kontraknya. Diharapkannya, penempatan pegawai harus sesuai kapasitasnya. “Bagi guru, selayaknya adalah berijazah guru,” tegasnya.

Informasi yang diterima media ini, terdapat sekitar 230 tenaga honorer yang telah memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun di Kubar. Termasuk 4 orang di Kantor Kecamatan Melak. Sesuai SK MenPan dengan PP Nomor 48 Tahun 2005, tanggal 11 November 2005, Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS. Tenaga honorer yang sudah bekerja selama 20 tahun ke atas saja yang diangkat menjadi PNS tanpa menjawab soal atau tes. #Sonny Lee Hutagalung

Komentar

comments