AKBP Hindarsono Tidak Toleran Polisi Terlibat Narkoba

7 views

Kerapian Rambut dan Pakaian Jadi Atensi Khusus

2805_Kapolres Kubar AKBP Hindarsono disambut di Bandara Melalan
TAPAK KAKI : Kapolres Kubar Ajun Komisaris Besar Polisi Hindarsono dan istri disambut mantan Kapolres Kubar AKBP Wahyu Purwadi Anggoro setiba di Bandara Melalan, Kutai Barat, Kamis (28/5/2015), diiringi parade budaya setempat menuju Mapolres Kubar di Barong Tongkok.   HENDRI PHILIP/KabarKubar.com

BARONG TONGKOK – Ajun Komisaris Besar Polisi Hindarsono langsung memberikan arahan kepada para Kepala Satuan, Kepala Polsek, Kepala Unit dan Perwira di Polres Kutai Barat. Hindarsono mewanti personil kepolisian untuk tidak terlibat penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Jika terbukti, tidak ada toleransi darinya sebagai pimpinan.

“Saya ingatkan agar para kapolsek selalu mengawasi anggotanya, jangan sampai terlibat narkoba, jika terlibat berarti komandannya tidak becus mengatur anak buah. Jika terbukti, tahu sendiri akibatnya,” tegas AKBP Hindarsono di ruang rapat lantai II Mapolres Kubar, Kamis (28/5/2015).

Hindarsono yang menjadi Kepala Polres Kubar ke 7, menggantikan AKBP Wahyu Purwadi Anggoro, tidak saja menyoroti perilaku anggota kepolisian. Tampilan sehari-hari juga menjadi atensi khusus oleh mantan Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya ini. “Anggota harus menjaga kerapian dalam berpakaian. Baju, celana dan sepatu juga harus bersih dan rapi. Rambut tidak boleh gondrong dan jangan sampai botak, yang penting rapi. Selain satuan intel, reskrim dan reskoba tidak boleh gondrong. Tapi kalau mau naik pangkat harus pangkas rambut dulu, kalau tidak ya tidak saya tandatangani berkas kenaikan pangkatnya,” katanya di hadapan 15 kapolsek, 7 kasat, 3 kabag dan belasan kanit. Ia juga memberikan arahan didampingi Wakil Kapolres Kubar Kompol Ade Permana.

Ditanya ketegasan sebagai pimpinan, AKBP Hindarsono mengaku tidak akan pandang bulu dalam bertindak. Anggota polisi maupun masyarakat, jika melanggar hukum akan mendapat perlakuan atau proses hukum yang sama. Ketegasan, kata mantan Waka Polres Magelang ini, harus ditunjukkan di segala bidang. Dimulai dari lingkungan keluarga dan lingkungan rumah. “Jika benar, ya katakan benar. Kita tidak mau tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Polisi adalah wajah masyarakat, jika polisi buruk masyarakatnya pun bisa jadi buruk,” katanya kepada sejumlah wartawan di ruang kerja.

Hindarsono yang pernah menjabat Kasat Lantas Polres Jakarta Selatan mencontohkan tindakan yang diambilnya saat bertugas di Jakarta. Penegakan hukum yang dilaksanakannya tidak melihat status sosial pelanggar hukum. Menurutnya, pelanggaran hukum diawali dari hal yang terkecil. Jika tidak ditegur atau diberi sanksi, akan jadi pelanggaran besar. “Mulai mobil odong-odong sampai mobil mewah sekelas Lamborghini pun saya tahan,” sebutnya.

“Jangan bicara Operasi Simpatik (kegiatan Satuan Lalu Lintas), kalau anggota sendiri melanggar. Misalnya motornya pretelan, dan lampu tidak ada. Beri contoh dulu baru menindak pelanggaran masyarakat,” imbuh Hindarsono yang pernah menjabat Kasat Lantas Polres Boyolali.

Mantan Kasat Reskrim Polres Dili tahun 1999 ini menjadi Kapolres Kubar yang ke tujuh sejak AKBP Nursaptono Djuhartono di tahun 2004 silam. “Semoga kita dapat mengelola wilayah ini sebaik-baiknya,” ujarnya terkait ringkasan program yang akan dijalankan sebagai Kapolres Kubar.

Hindarsono tiba di Bandara Melalan Kubar jam 11 siang tadi menumpang pesawat Kalstar bersama istri dan seorang anaknya. Setelah mengikuti acara adat Tepung Tawar dari masyarakat adat Dayak Tunjung Benuaq, langsung menuju Mapolres Kubar di Barong Tongkok.   #Hendri Philip

Komentar

comments