Wahyu Firanto Setiono: “Ini adalah ujung tombak, dan garda terdepan partai”

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Jelang hari pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kutai Barat tahun 2020, berbagai persiapan dilakukan untuk memantapkan langkah pemenangan. Badan Saksi Pemilu Nasional atau BSPN DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kubar juga terlibat langsung. Sebanyak 1.008 saksi direkrut dan dilatih untuk bertugas di 390 Tempat Pemungutan Suara atau TPS di 190 kampung dan 4 kelurahan dalam wilayah 16 kecamatan se-Kubar.
“Kita rekrut dan berikan pelatihan. Hampir rampung, karena sudah 1.001 saksi untuk amankan suara kita di Pilkada Kubar, 9 Desember 2020. Sekitar tujuh lagi yang akan direkrut dan dilatih,” ungkap Wahyu Firanto Setiono, Kepala BSPN DPC PDI Perjuangan Kubar pada Selasa, 17 November 2020.
Ia menjelaskan kepada KabarKubar, pelatihan saksi telah digelar sejak Minggu, 8 November 2020 di Kecamatan Muara Pahu. Hingga saat ini telah dilakukan pelatihan di 13 titik atau kecamatan. Yang terakhir di Kecamatan Sekolaq Darat. Para saksi akan bertugas untuk Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kubar, FX Yapan dan H Edyanto Arkan atau Yakan.

Sebagai pelatih atau Trainer adalah Yohanes Mas Puncan Karna, Yudi Hermawan, dan Yohanes Don Bosco Bulor. Selain para para senior di DPC PDI Perjuangan Kubar itu, tokoh dari BSPN di DPD PDI Perjuangan Provinsi Kalimantan Timur juga diundang menjadi pemateri.
Pelatihan berisi hal-hal yang berkaitan sebagai saksi. Juga soal bagaimana menghadapi proses Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik atau Sirekap. Yang penggunaannya masih menunggu Peraturan Komisi Pemilihan Umum terbaru dari KPU RI. Informasi diterima BSPN Kubar, akan ada aplikasi Sirekap.

Nantinya setiap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS dan TPS terhubung secara daring atau online melalui aplikasi yang terintegrasi dengan server di KPU. Hal itu salah satu yang mendasari BSPN melatih para saksi.
PDI Perjuangan melakukan proses pembekalan kader-kadernya di Kubar, supaya bisa memahami dua hal. Pertama, bagaimana pembekalan terkait ideologi kepartaian. Kedua, menyampaikan bahwa proses menjadi saksi ini sebagai ujung tombak pemenangan. Baik itu Pilkada, maupun Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden di tahun 2024.

“Ini (para saksi) adalah ujung tombak partai, dan sebagai garda terdepan partai untuk mengamankan suara di tiap TPS di Kubar,” jelas Wahyu, yang juga Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan DPC PDI Perjuangan Kubar.
Soal aplikasi Sirekap, Wahyu mengaku belum mengetahui jelas penerapannya. Dari hasil komunikasi dengan pihak KPU Kubar, masih belum tahu pasti terkait aplikasi itu. Sebab ada beberapa kampung yang sama sekali belum ada sinyal internet atau disebut Blank Spot. Salah satunya, di Kampung Pering Taliq di Kecamatan Bongan.
Persoalan lain, saat perekrutan KPPS. Karena ada banyak orang yang tidak memiliki gadget atau telepon selular jenis Android atau Smartphone. Hal itu juga menjadi kendala bagi BSPN Kubar. “Tapi yang namanya C-1 Plano menjadi kunci. Sebagai hasil, dan data yang paling bisa dipegang atau paling akurat,” katanya.
Ditambahkannya, kemungkinan model atau form yang dulu digunakan dalam Pemilu akan berubah jika PKPU dimaksud terbit. “Tidak ada kode lagi yang bikin bingung para saksi, petugas TPS dan lainnya. Misalnya form C-1 KWK akan dirubah namanya menjadi C-1 Hasil. Sementara C-6 KWK berubah menjadi C Pemindahan,” pungkas Wahyu.

Terpisah, Adelis Purnama selaku Koordinator Saksi BSPN Kecamatan Siluq Ngurai, menyebut pelatihan saksi telah diadakan pada Rabu, 11 November 2020 lalu. Diikuti 60 saksi yang bertugas di 21 TPS dalam 16 kampung.
Dalam setiap TPS bertugas dua saksi, dan ada 16 koordinator saksi kampung. Ditambah dua saksi nantinya saat rekapituasi suara di Panitia Pemilihan Kecamatan. Ia bersyukur para saksi yang dinaunginya tidak banyak kendala. Sebab 80 persen di antaranya adalah kader PDI Perjuangan yang sudah biasa menjadi saksi di TPS.

“Saksi kita orang-orang lama, orang lama di PDI Perjuangan. Sudah mengerti apa tugas saksi. Tidak ada kendala, karena cukup paham ideologi partai,” ungkap pria yang dikenal dengan nama Pulis ini.
Soal sinyal internet, Pulis mengakui ada sembilan dari 16 kampung yang benar-benar blank spot. Tapi ada sejumlah kampung, seperti Lendian Lian Nayuq yang bisa mencari sinyal di luar wilayah perkampungan. “Di situ harus keluar sejauh 4 kilometer. Sinyalnya 3G, yang bisa berkirim pesan WhatsApp. Ada tujuh kampung yang benar-benar sudah bisa berinternet,” jelasnya.
“Ada enam saksi belum punya android. Hasil koordinasi BSPN, akan di-backup teman saksi lain dan koordinator kampung,” pungkas Pulish yang juga Sekretaris Pimpinan Anak Cabang PDI Perjuangan Kecamatan Silug Ngurai. #Sonny Lee Hutagalung