SMPN 2 Muara Pahu Jadi Lokasi Berinternet Warga

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Harus diakui, belum semua daerah di Kabupaten Kutai Barat yang telah ada sinyal telekomunikasi. Untuk bertelepon atau mengirim pesan singkat, di banyak daerah belum dapat dilakukan. Apalagi mengakses internet untuk berselancar di dunia maya, masih hal yang sulit di beberapa wilayah kampung. Hal ini menjadi kendala tersendiri untuk dunia pendidikan.
Menurut Muslikin, Kepala SMP Negeri 2 Muara Pahu, untuk berinteraksi dengan internet adalah hal yang mustahil dilakukan di seputar areal sekolah. Bahkan di seluruh wilayah Kampung Gunungbayan, Kecamatan Muara Pahu, lokasi berdirinya sekolah.
“Mau nelpon saja susah, karena di sini blank spot (kondisi di mana suatu tempat tidak tersentuh atau tercover sinyal komunikasi). Harus ke Camp Baru (Kampung Muara Tae, Kecamatan Jempang) yang berjarak 25 kilometer, baru bisa internetan,” katanya melalui sambungan telepon WhatsApp pada Senin, 29 Juni 2020.
Ia bersyukur, Pemerintah Kabupaten Kutai Barat melalui Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan, telah memberi solusi langsung. Yakni dengan mengadakan alat penguat sinyal internet berupa parabola dan jaringannya.

“Alhamdullilah sudah uji coba dan bagus. Sudah sangat membantu, dan ini bagus saja kan sinyalnya,” kata Muslikin yang memimpin sekolah dengan 12 Tenaga Pendidik dalam tiga rombongan belajar.
SMPN 2 Muara Pahu tercatat sebagai sekolah dengan Akreditasi B. Didirikan dengan Surat Keputusan Pendirian Sekolah Nomor: 425.11/031/2010 tertanggal 20 Januari 2010. Memiliki Nomor Pokok Sekolah Negeri: 30402364.
Diakui Muslikin, saat ini sekolah menjadi ramai dengan warga sekitar yang turut menikmati kehadiran internet milik sekolah. Tidak hanya areal sekolah, sinyal internet cukup kuat hingga mencapai jarak 1 kilometer.
“Kalau di areal sekolah saja sangat kuat sinyalnya. Meski cuma untuk berinternet, karena kalau bertelepon biasa tidak bisa. Terima kasih kepada pemerintah daerah yang sudah bantu kami,” pungkasnya.
Diungkapkan Kepala Disdikbud Kubar, Silvanus Ngampun, tidak hanya SMPN 2 Muara Pahu yang mendapat fasilitas tersebut. Tapi ada sembilan sekolah lainnya. Yakni, delapan SMP dan dua SD.
“Tahun ini kita hanya mampu untuk 10 sekolah. Akibat pandemi Covid-19 ini, anggaran makin terbatas. Semoga tahun depan bisa diadakan lebih banyak lagi,” ujarnya melalui Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Disdikbud Kubar, Yakobus Yamon.
Yamon menjelaskan, parabola tersebut menjadi solusi koneksi internet untuk di areal 10 sekolah tersebut. Sebagian sekolah bahkan masuk kategori blank spot yang tidak ada jaringan komunikasi terrestrial (kabel, ADSL, fiber optik, radio atau GSM). “Keuntungannya, bisa mengakses internet meski di daerah yang blank signal (tanpa sinyal),” pungkasnya. #Sonny Lee Hutagalung