Bimbing 101 Anak Berkebutuhan Khusus, SLB Butuh Sarana dan Guru Tambahan

3003

Makan Siang Siswa Dimasak Guru di Sekolah

Bupati Kutai Barat, FX Yapan, mengunjungi lokasi Sekolah Luar Biasa Negeri Kutai Barat, Kamis 19/10/2017 lalu. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR,COM

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Sekolah Luar Biasa Negeri Kabupaten Kutai Barat di Jalan Iman Bonjol RT IV Kelurahan Simpang Raya Kecamatan Barong Tongkok, telah beroperasi sejak 5 tahun lalu. Saat ini menangani 101 siswa yang berkebutuhan khusus, sekolah ini masih membutuhkan fasilitas tambahan. Selain kurang guru, sarana belajar mengajar juga masih minim.

Menurut Kepala SLB Negeri Kubar, Paina Madyanti, sekolah telah dibentuk pada tahun 2012. Kemudian mulai aktif tahun 2013 dan menerima anak didik usia 5-20 tahun, untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMA. Sekolah siap mendidik anak yang dengan kriteria Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Grahita, Tuna Daksa, Tuna Laras, Down Sydrom dan Autis.

Siswa yang sekolah tidak hanya warga setempat. Tapi ada yang dari Kecamatan Linggang Bigung, Tering dan Melak. Dengan 25 pegawai termasuk penjaga sekolah, sekolah bertekad meningkatkan mutu belajar anak. Mulai dari cara belajar dan mendapatkan pelayanan pendidikan. “Tapi kita terkendala sarana dan prasarana yang kurang mendukung,” ujar Paina Madyanti, Selasa 6/3/2018 di ruang kerjanya.

Para Tenaga Pendidik SLB Negeri Kutai Barat siap mengabdikan diri untuk mendidik para pelajar yang berkebutuhan khusus. LILIS SARI/KABARKUBAR.COM

Ia menjelaskan, sekolah sangat membutuhkan tambahan tenaga pendidik. Sebab berbeda pola belajar mengajar di SLB dan sekolah lainnya. Misalnya untuk anak yang mengalami Tantrum Autis berat, harus ditangani lebih dari 2 guru. Jadi pola belajar mengajar di SLB adalah dengan cara seperti orangtua terhadap anaknya. Dan mengupayakan mendidik anak menjadi siswa yang mandiri.

Sekolah berharap Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dapat membantu lebih banyak. Tidak saja karena siswa dan guru adalah penduduk asli Kubar, guru di SLB bekerja tiga kali lebih keras dari mengajar siswa di sekolah umumnya. “Apalagi jika ada siswa yang mengamuk, bisa lebih repot gurunya. Kami juga menjaga siswa dari jam 8 hingga jam 12, dan belum lagi para guru memasak untuk makan seluruh siswa,” ungkap Paina Madyanti.

Usai mencurahkan hati, Kepala SLB Negeri Kutai Barat Paina Madyanti, berfoto bersama Bupati Kubar FX Yapan, Kepala Bappeda Kubar Achmad Sofyan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kubar Philip, beserta para guru, Kamis 19/10/2017 lalu. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR,COM

Meski sekolah ini di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Paina Madyanti berharap Pemkab Kubar dapat membantu sarana dan prasana. Antara lain sarana olahraga, fasilitas dan tunjangan kekhususan kepada para guru. Diutamakan ada penambahan tenaga pengajar. “Karena di sini hanya seorang berstatus PNS, yaitu saya. Sedangkan guru lainnya masih honorer,” ujarnya.

Paina Madyanti mengaku sangat memerlukan dana untuk operasional sekolah. Sebab dana dari Biaya Operasional Sekolah Daerah dan Nasional telah memiliki aturan teknis pengelolaan sendiri. Sehingga tidak mungkin mengambil dari dana tersebut untuk biaya makan sehari-hari siswa. #Lilis Sari

Komentar

comments