Hari Ini Kirim 7 Ton Getah Karet ke Pabrik di Samarinda

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Hari ini, Perusahaan Daerah Wisata Telekomunikasi Transportasi dan Air Minum (Witelteram) mengirim tujuh ton getah karet ke pabrik karet di Kota Samarinda. Getah karet tersebut merupakan hasil perdana dari 32 orang yang bekerja sebagai penyadap karet atau penores. Mereka yang didatangkan dari berbagai daerah di Provinsi Banten tersebut menghasilkan getah karet berkualitas tinggi.
Menurut Direktur Utama Perusda Witelteram, Syachran Eric Lenyoq, tujuh ton itu dihasilkan selama sekitar dua minggu ini. Dengan kualitas kadar karet (K3) standar, Witelteram membeli dari petani atau penores senilai Rp8.000 perkilogramnya. Harga itu jauh lebih tinggi dari harga pasaran di Kabupaten Kutai Barat yang saat ini di kisaran Rp5.000 perkilogramnya.
“Para penores dari Banten ini sudah berpengalaman menores karet dengan kualitas baik dan bersih di Malaysia. Makanya hasilnya bisa kita beli jauh lebih tinggi dari harga pasaran saat ini,” ujarnya, Rabu 31/7/2019 siang tadi.

Eric mengungkapkan, Witelteram sudah mempertimbangkan dari beragam sisi sehingga berani membeli getah karet dengan harga tinggi. Sebab 32 penores tersebut menghasilkan K3 dengan kadar air hanya sekitar 18 persen. Sedangkan getah karet yang dihargai murah dari para petani oleh pembeli lain, terdapat kadar air mencapai 30 persen lebih. Belum lagi getah karet nampak kotor dan berbau menyengat.
“Nantinya akan kita hasilkan yang lebih berkualitas lagi, dengan kadar air hanya sekitar lima persen. Selain permintaan dari pabrik, karet ini juga akan lebih tinggi harganya,” kata Eric yang mengakui banyak warga meminta agar penores dari Banten juga menores karet mereka.
Dijelaskan Dadang, selaku Koordinator Divisi Karet Perusda Witelteram, permintaan untuk K3 tinggi itu sudah disiapkan sejak awal pekan ini. Yakni pengeringan getah karet dengan metode sederhana tanpa penjemuran atau pengasapan seperti biasanya. Melainkan menggunakan wadah kotak dari papan berukuran panjang 40 centimeter, lebar 60 centimeter dan tinggi 20 centimeter.

Getah karet hasil toresan dikumpulkan dari wadah di setiap batang karet disatukan dalam kotak. Kemudian dituangkan cairan khusus penggumpal atau pembeku getah karet. “Dengan cairan ini, karet akan kering seperti dijemur berhari-hari. Karet akan tidak berbau menyengat, dan tidak dihinggapi lalat,” ungkap Dadang yang menyebut metode tersebut juga sesuai permintaan MKC yang beralamat di Jalan Trikora, Desa Mangkujenang Kecamatan Palaran.
Soal para penores, Dadang mengatakan, mendapat penghasilan dari jumlah atau bobot hasil toresannya. Saat ini, ada sejumlah warga di Kecamatan Barong Tongkok dan Linggang Bigung menyerahkan kebun karet miliknya untuk ditores. Dengan pola bagi hasil 50 persen untuk pemilik dan 50 persen sisanya sebagai upah penores.
“Karena permintaan terus berdatangan dari pemilik kebun karet lainnya, kemungkinan akan kita datangkan lagi penores lainnya,” katanya saat menyaksikan penimbangan getah karet milik mantan Petinggi Tutung di Dusun Ketang Kampung Tutung, Kecamatan Linggang Bigung. #Andry Anhar