Perbaikan Pasar Tradisional dan Penanganan Banjir di Samarinda dan Balikpapan
BALIKPAPAN – KABARKUBAR.COM
Hari libur memperingati Hari Buruh Internasional 1 Mei dimanfaatkan Safaruddin untuk bertemu warga di Sepinggan Balikpapan. Di sana, mantan Kapolda Kaltim itu diajak menari Dero yang menambah cair suasana. Tari Dero adalah tarian tradisional terkenal di Sulawesi Tengah, Poso dan Toraja.
Tarian ini disebut-sebut sebagai tarian pergaulan ucapan rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa. Tapi, kali ini, tarian oleh anak-anak muda itu khas Toraja, sehingga suasana terbawa ke kampung halaman Tana Toraja di Sulawesi Selatan.
Irjen Pol (Purn) Safaruddin tiba di Jalan Intan, Kelurahan Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, sekitar pukul 19.00, Selasa 1/5/2018. Dia langsung menuju kediaman Haji Kallu, seorang tokoh masyarakat di sana. Di tempat itu sudah berkumpul tokoh-tokoh masyarakat serta warga. Tepat waktu sholat Isya, sebelum acara dimulai, Safaruddin mengajak sholat berjamaah dulu sambil dirinya sebagai imam.
Setelah shalat Isya, Safaruddin bersama Haji Kallu menuju lapangan yang berada tidak jauh dari kediamannya. Di sana ternyata sudah berkumpul kurang lebih 300 warga dari 8 RT, masing-masing dari RT 01, 02, 25, 26, 27,28, 29 dan 30. Seluruh RT adalah kelompok gabungan RT yang diberi nama RT Sekumpul yang diketuai H Ali Husni SH.
Acara kemudian dimulai dengan tarian Dero yang spesialis dipersembahkan menyambut Cawagub Safaruddin oleh remaja-remaja Kelurahan Sepinggan. Nah, di pertengahan tarian ketika alunan iringan musik tarian semakin cepat, adalah moment bagi Haji Kallu menarik Safaruddin untuk ikut menari. Suasana pun semakin meriah setelah beliau ikut menari.
Usai bersukacita, Ketua RT Sekumpul H Ali Husni memberikan kata sambutannya. Dia berpesan jika terpilih memimpin Kaltim untuk selalu mengingat masyarakat kecil. Dia juga menitip pesan ketika terpilih bisa menyelesaikan masalah banjir di Balikpapan, khususnya di kawasan Sepinggan. Karena jika curah hujan cukup tinggi kawasan Jalan Intan pasti banjir.
Safaruddin menyambut keinginan warga Sepinggan Balikpapan yang terus dihantui banjir. Safaruddin menegaskan komitmennya bersama Calon Gubernur Kaltim Rusmadi untuk menyelesaikan masalah banjir di dua kota, yakni Samarinda dan Balikpapan. “Kami akan konsentrasi soal menangani banjir ini. Permasalahannya sudah kita petakan, insya Allah ada jalan keluarnya,” ucap Safaruddin.
Selain masalah mengatasi banjir, Rusmadi-Safaruddin juga menegaskan lagi komitmennya untuk memperbaiki pasar-pasar tradisional di seluruh Kaltim. Dia sudah melihat begitu banyak pasar yang menjadi pusat perputaran ekonomi daerah, tapi kondisinya banyak yang becek jika banjir dan kumuh. Menurut Safaruddin, pasar-pasar tradisional adalah pusat pertemuan warga dan tempat berbisnis. Sehingga sepatutnya sarana untuk umum dibangun sebaik mungkin agar tidak ada lagi kesan jorok. Jika pasar bersih membuat warga lebih tertarik berbelanja dan hal tersebut kan menambah penghasilan pedagang.
Ketika dibuka sesi tanya jawab, Safaruddin ditodong pertanyaan menggelitik dari warga. Pertanyaannya dari Selipus, yakni mengenai hasil pertanian di Kaltim banyak dari luar daerah. Padahal provinsi Kaltim memiliki lahan yang sangat luas. Selipus juga bertanya kenapa pemerintah masih bergantung dari minyak dan gas serta batubara, padahal itu adalah sumber energi yang terbatas dan bisa habis.
Safaruddin menjawab, selama ini ada yang salah dalam pengelolaan sumber daya alam di Kaltim. Kecendrungan bergantung dari sektor energi tidak terbarukan, membuat sektor lain tidak digarap. Akhirnya membuat tanah di Kaltim banyak tidak produktif.
Pada saat Rusmadi-Safaruddin menjadi gubernur dan wakil gubernur, maka pola pikir politik anggaran pada pengelolaan pemerintahan dan pertanian akan berubah total. Rusmadi-Safaruddin sudah menyusun rencana pembangunan dalam “Kaltim Bermartabat”, yakni berdaya-saing, mandiri, aman, sejahtera dan berkelanjutan.
Ada 10 program yang dicanangkan. Yaitu yang disebut Dasacita. Salah satunya adalah membuat strategi transformasi ekonomi. Di mana Kaltim akan mampu keluar dari ketergantungan pada sumber energi terbarukan. Pada tahun 2030, ekonomi Kaltim diprediksi sudah terbebas dari ketergantungan migas dan batubara. #Markus Susanto