Ada 3 Perguruan Bertekad Kembangkan Bela Diri Silat Kuntau
NYUATAN – KABARKUBAR.COM
Kuntau yang dikenal sebagai seni bela diri khas Pulau Kalimantan sudah hampir terlupakan. Namun di sejumlah daerah, seni bela diri ini masih dimainkan oleh pribadi-pribadi dan sekelompok orang yang membentuk perguruan. Seperti di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, yang terdapat 11 perguruan kuntau.
Di Kabupaten Kutai Barat, Tokoh Pemuda Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan, menggagas Turnamen Silat Tradisional Kuntau pada Kamis, 25 September 2020 malam. Bertempat di Balai Pertemuan Umum atau BPU Kampung Intu Lingau, yang diikuti delapan peserta.
Kepala Kampung atau Petinggi Intu Lingau, Abed Nego mengaku sepenuhnya mengapresiasi turnamen ini. Menggingat silat tradisional kuntau yang menurutnya berasal dan merupakan budaya Kalimantan Tengah, sudah hampir punah.

“Dan ini adalah awal dari kegiatan olahraga yang akan kita lakukan ke depan. Jadi saya harap panitia dan peserta lebih semangat lagi,” katanya saat membuka turnamen.
“Kita ingin, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa harus bisa silat. Dengan demikian kita akan bangga dengan budaya kita, jati diri kita. Sehingga tidak terpengaruh budaya yang tidak baik dari luar. Kita belajar silat untuk kesehatan jasmani dan rohani,” kata Burhan, Tokoh Agama di Kampung Intu Lingau.

Ongkian Findi Aldo sebagai penggagas turnamen mengungkapkan, saat ini terdapat tiga perguruan silat di Kampung Intu Lingau. Yakni, Perguruan Kuntau Senaing Bangkui dengan Alyus Enon sebagai Ketua atau Guru. Kemudian, Perguruan Kuntau Beruk Nuah dengan gurunya adalah Kontung BL. Terakhir, Perguruan Kuntau Betawi Liar dengan Tiarmanto sebagai Guru.
Didampingi Erdiansyah dan Dian Hengky, ia mengakui saat ini sangat sedikit kaum muda yang ingin belajar kuntau. Sehingga lahirlah ide untuk membuat Turnamen Kuntau. “Kami berharap dengan adanya turnamen ini, teman -teman remaja dan pemuda lebih semangat belajar kuntau. Guna kelestarian olah raga silat tradisional Kuntau ini ke depannya,” kata Findi Aldo yang juga bertindak sebagai ketua panitia turnamen.
Turnamen terbagi dalam tiga kelas atau kelompok umur. Yakni, Kelas A usia 6-11 tahun, Kelas B usia 12-18 tahun dan Kelas C Dewasa. Ditunjuk sebagai juri adalah guru atau ketua dari tiga Perguruan Silat Tradisional Kuntau yang ada di Intu Lingau.
Turnamen yang dibuka oleh Petinggi Intu Lingau, Abed Nego, diawali dengan persembahan penampilan beberapa jurus dari Pegiat Silat Tradisional Kuntau. Selanjutnya masing-masing peserta diberikan kesempatan untuk menampilkan jurus -jurus kuntau terbaiknya dengan diiringi musik tradisional.

Di Kelas A yang diikuti dua peserta, Febriandika yang berumur 10 tahun keluar sebagai Juara. Disusul Arliani yang berusia 13 tahun. Ia satu-satunya peserta remaja putri yang ikut dalam turnamen ini.
Kelas B juga diikuti dua peserta, dan keluar sebagai Juara adalah Enos yang berumur 13 tahun. Juara kedua diraih Riki. Sementara di Kelas C ada empat peserta bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Setelah diwarnai oleh perolehan nilai yang sama, dua peserta harus sekali lagi unjuk kebolehan dalam memainkan jurus kuntau. Hasilnya, Dimas yang berumur 27 tahun meraih Juara. Juara kedua dan ketiga ditempati oleh Delek yang berusia 21 tahun dan Wiro, 21 tahun.
Panitia berterimakasih kepada petinggi, tokoh masyarakat, pegiat Silat Kuntau, dan perwakilan dari Ikatan Pencak Silat Indonesia atau IPSI Kubar. “Serta semua pihak yang telah mendukung terlaksananya turnamen ini,” ujar Findi Aldo. #Sunardi