Harga Karet Anjlok, Bupati Segera Ambil Alih Pabrik Davco

2929

Beri 2 Opsi Dalam Surat Resmi ke PT DSI

2805_Pabrik Pengolahan Karet PT Davco Sendawar Industri
ANGKER: Kompleks pabrik pengolahan karet milik PT Davco Sendawar Industri di Kampung Rejobesuki Kecamatan Barong Tongkok, terlihat lengang bagaikan bangunan tua tidak berpenghuni dan terkesan seram. Meski sejak 2006 direncanakan beroperasi, hingga foto diambil Sabtu 28/5/2016 pagi, belum juga ada kegiatan pengolahan getah karet.    DEESELHA/KabarKubar.com

MELAK – Harga jual getah karet terus merosot di Kabupaten Kutai Barat selama dua tahun terakhir. Sempat mencapai Rp 14.000 perkilogramnya, sejak tahun 2014 terjun bebas hingga Rp 4.000 saja. Hingga Mei 2016 ini, para tengkulak atau pengumpul membeli karet masyarakat dengan harga berpariasi dan tidak stabil. “Nau aneh siiq, regan kentalan uge kawa paat ribu lima hatu sekilo keh. Mingu telamaq tih gahai, bisa kahe mpe. Gahan oyoq, kadi telu ribu pat hatu beneh (Hari yang lalu harga getah karet masih bisa Rp 4.500 perkilogram. Minggu depan ini kabarnya bisa tidak sampai segitu. Kata kawan, cuma Rp 3.400 saja),” ujar Ian (34), warga Kampung Muara Asa Kecamatan Barong Tongkok. Merosotnya harga getah karet, membuat Bupati Kutai Barat FX Yapan langsung membuat langkah cepat. Salah satunya dengan secara resmi menyurati manajemen PT Davco Sendawar Industri. Perusahaan penanaman modal asing tersebut, diberi dua pilihan. Segera mengoperasikan pabrik yang terletak di Kampung Rejobesuki Kecamatan Barong Tongkok itu, atau angkat kaki dari Kubar. “Kemarin saya telah menerima surat dari bupati untuk disampaikan kepada Davco. Itu surat resmi atas nama Pemkab Kubar,” kata Syachran Eric Lenyoq, Ketua Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Daerah Kubar. Eric yang juga Ketua Badan Supervisi Investasi Daerah di Kubar, menjelaskan keinginan bupati dalam surat tersebut. Pemkab Kubar mengajukan penawaran kepada Davco untuk bekerjasama dengan konsekuensi segera mengoperasikan pabrik. Atau pemerintah melalui BUMD atau perusahaan daerah akan mengambil alih operasional pabrik. “Kalau tidak mau,  kita batalkan semua perjanjian atau perizinan yang telah diberikan selama ini dan kita bangun pabrik baru,” tukasnya. Diakui Eric, sejak beberapa tahun Pemkab Kubar melalui Perusda yang ada telah mengucurkan sejumlah dana kepada Davco. Namun hingga 2016 ini pabrik tidak juga beroperasi. Kompleks pabrik seluas 5 hektar itu, justru tampak lengang dan tidak ada aktifitas di dalamnya. “Dana mengalir tapi davco megap,” ungkapnya tanpa menyebut nominal yang telah dikucurkan kepada Davco. Davco membangun pabrik sejak tahun 2005. Pertama kali merencanakan uji coba pada September 2006, dan akan aktif bulan berikutnya. Namun rencana itu diundur hingga Desember 2006, Alasannya, sejumlah tenaga kerja ahli dan pekerja konstruksi yang berasal dari Filipina mengalami kesulitan dalam pengurusan visa dan ijin tinggal. Pabrik perlu pasokan sekitar 2.000 ton perbulan, yang akan diolah menjadi Tire Grade produk standar. Dalam bentuk Crum Rubber blok segi empat berbobot 33.3 kilogram perblok sebagai standar ekspor. “Even the factory will be process 4.000 tons only, but still ready to collect the rubbers from all the gardener here (Kendati kebutuhan pabrik hanya 4.000 ton perbulan, tapi pabrik tetap siap untuk menampung seluruh hasil petani karet di Kubar),” kata Supervisor Davco, Amerigon Arbaan, di tahun 2006 lalu. Davco yakin dapat menaikkan harga karet setidaknya hingga 20 persen, sebab tetap akan memperhitungkan ongkos angkut karet jadi keluar Kubar. Sebesar Rp 10 sampai Rp 15 miliar dari transaksi karet akan tetap beredar di Kubar dengan adanya pabrik. Dengan Kadar Karet Kering mencapai standar internasional hingga 98 persen, harga karet akan stabil. Tidak lagi seenaknya dipermainkan para tengkulak di tingkat petani dengan berbagai alasan. Seperti nilai tukar rupiah yang anjlok sampai pada kendala transportasi dan kerusakan jalan. Jika di tahun 2007 produksi karet Kubar mencapai 2.000 ton perbulan dari lebih 32 ribu hektar lahan karet, saat ini angka tersebut diperkirakan telah melonjak hingga dua kali lipat. Keberadaan pabrik, harga karet di tingkat petani diyakini akan terdongkrak, yang secara otomatis meningkatkan pula kesejahteraan rakyat. Sebab dapat memutus rantai jaringan pembeli karet yang selama ini didominasi pengusaha dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Melihat potensi karet di Kubar, dibutuhkan setidaknya dua pabrik karet.    #Sonny Lee Hutagalung

Komentar

comments