Hari Jadi Kabupaten Kutai Barat ke 24 Ini Sejarah Singkat Berdirinya Kabupaten Beradat

35 views
Maskot Kabupaten Kutai Barat, Macan Dahan ( Istimewa )

SENDAWAR -KABARKUBAR.COM

Hari ini, Minggu 5 November 2023 Kabupaten Kutai Barat genap berusia 24 Tahun, bukan tanpa alasan tanggal 5 November ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Kutai Barat sebab telah  dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 17 Tahun 2002 tertanggal 04 November Tahun 2002. Penetapan ini berdasarkan hasil diskusi oleh berbagai unsur dan tokoh yang memperjuangkan berdirinya Kabupaten Kutai Barat pada tanggal 03 November 2001.

Hal ini didasari banyak pihak yang menginginkan agar rentetan fakta sejarah yang ada dapat dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Kutai Barat setelah pelantikan Bupati dan Wakil Bupati.

Sejarah mencatat sebelum menjadi Kabupaten,pada awal masa kemerdekaan Negara Republik Indonesia bahwa, di Barong Tongkok pernah dibentuk Kewedanaan Sendawar ( wilayah administrasi pemerintahan di bawah Kabupaten dan diatas kecamatan ) pada tanggal 05 November 1952.

Kewedanaan Sendawar ( Sentawar) sendiri merupakan bekas wilayah Kerajaan Sentawar, di mana Sentawar sendiri adalah kerajaan Dayak yang dipimpin seorang raja bernama Aji Tulur Jejangkat, Ibukota Kerajaan Sentawar saat ini terletak di Kampung Karang Rejo ( Sendawar) Kecamatan Barong Tongkok. Hal ini dapat di lihat dengan adanya petilasan yang di situs Kerajaan Sentawar. Kerajaan yang memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Kutai Kertanegara ini diperkirakan berdiri pada abad 13.

Tari Hudoq yang berasal dari suku Dayak Bahau merupakan salah satu kekayaan Budaya yang ada di Kabupaten Kutai Barat. ( Istimewa )

Selanjutnya setelah menjadi Kewedanaan Sendawar kemudian pada tahun 1964 telah menjadi penghubung Bupati Kabupaten Kutai ( Tenggarong ) di Barong Tongkok. Saat itu  harapan masyarakat untuk membentuk suatu kabupaten baru yang terpisah dari Kabupaten Kutai, mendapat kendala bersamaan dengan pecahnya Gerakan 30 September atau G30/PKI tahun 1965.

Setelah enam periode pergantian Kepala Kampung atau Petinggi Barong Tongkok, barulah wacana pembentukan kabupaten baru terlaksana. Yakni dari Doi, Daman, Yohanes Kenton, Petrus Ding, NE Abidin T dan kembali Yohanes Kenton, Tahun 1980, Petinggi Barong Tongkok Petrus Ding mengupayakan untuk menyediakan lahan bersama masyarakat sebagai lahan perkantoran seluas 100 hektare.

Pada tahun 1990, saat NE Bidin T menjabat Petinggi Barong Tongkok, disediakan lahan di daerah Belintut (eks lapangan terbang yang dibangun Belanda) seluas 90 hektare. Lahan tersebut diserahkan kepada Badan Pembentukan Kabupaten dengan Berita Acara Nomor: 100/183/Pem/12/1990.

Kantor Bupati Kabupaten Kutai Barat ( Istimewa )

Antusias masyarakat untuk segera membentuk kabupaten baru semakin menguat setelah pasca reformasi pada tahun 1998. Dibentuklah sebuah tim yang disebut dengan Panitia Perencanaan Ibukota Kabupaten untuk menentukan nama kabupaten dan letak ibukotanya. Akhirnya, setelah sekian lama, disepakati untuk memberi nama. Yang semula Kabupaten Sendawar menjadi Kabupaten Kutai Barat yang diberikan oleh kabupaten Induk (Kutai).

Ini menunjukkan arah mata angin, di mana kabupaten baru ini terletak. Sedangkan nama Sendawar merupakan nama sebuah kerajaan yang pernah ada di daerah pedalaman Hulu Sungai Mahakam. Terletak di Kampung Sentawar, Kecamatan Barong Tongkok.

Undang Undang Nomor 47 Tahun 1999 disahkan pada tanggal 4 Oktober 1999. Yang mengatur tentang pembentukan kabupaten pemekaran. Maka lahirlah Kabupaten Kutai Barat berdiri bersama dengan pembentukan kabupaten pemekaran lainnya.

Pada Tanggal 12 Oktober 1999, dilantiklah Ir Rama Alexander Asia sebagai Bupati Kutai Barat pertama di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. Selanjutnya tanggal 5 November 1999, Kutai Barat diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Timur H Suwarna Abdul Fatah. Sekaligus melantik aparatur pemerintahan setingkat eselon II dan III di Sendawar.

Dengan berbagai upaya, akhirnya dapat pula dibentuk Lembaga Legislatif yang dibentuk pada tanggal 15 Desember 2000. Lebih lanjut, DPRD Kubar memilih unsur pimpinannya dengan Drs Y Juan Jenau MBA sebagai Ketua DPRD pertama. Secara demokratis, terpilihlah Ir Rama Alexander Asia dan Ismael Thomas SmHk sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kubar yang pertama. Melalui pemilihan yang diadakan DPRD Kubar di Barong Tongkok pada tanggal 19 April 2001.

Lahan perkantoran akhirnya ditetapkan di daerah lahan pertanian milik pemerintah provinsi di Kampung Barong Tongkok. Di atas lahan seluas 35 hektare yang diserahkan melalui Kepala Dinas Pertanian Kubar, Ir Syachruni dan Kepala Dinas Pertanian Kaltim, Ir H Sofyan Alex.

Berhasil dihimpun dari masyarakat setempat tambahan tanah seluas 100 hektare untuk memperluas kompleks perkantoran. Yang akan dibangun gedung kantor bupati, DPRD, balai pertemuan dan bangunan umum lainnya. Lahan tersebut dibagi dua, yaitu 84 hektare untuk hutan kota dan 51 hektare untuk bangunan.

Taman Budaya Sendawar dimana berdiri enam Lamin ( Rumah Panjang Khas Kalimantan ) yang mewakili etnis Suku asli yang ada di Kutai Barat, Kompleks ini juga biasanya untuk kegiatan budaya, seperti Dahau dan kegiatan lainnya ( Istimewa )

Berlakunya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2005, khususnya Pasal 56 sampai dengan 109, turut membuat demokrasi di Kubar lebih semarak. Aturan tersebut berisi tentang dasar pemilihan kepala daerah secara langsung, dan tidak lagi oleh lembaga legislatif. Serta berdasarkan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2006 tentang Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Maka dilaksanakanlah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kubar, sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada tanggal 20 Februari 2006. Terpilihlah pasangan Ismail Thomas SH dan H Didik Effendi S Sos sebagai Bupati dan Wakil Bupati untuk periode 2006-2011. Kemudian pada Pemilihan Kepala Daerah Periode berikutnya pasangan yang  mengusung Visi, “Kutai Barat Yang Masyarakatnya Sejahtera, Cerdas, Sehat Dan Produktif Berbasiskan Ekonomi Kerakyatan kembali dipilih oleh Masyarakat untuk periode 2011 – 2016.

Selanjutnya pada Pemilihan Kepala Daerah Rabu, 9 Desember 2015 terpilih Fransiskus Xaperius Yapan,SH dan Edyanto Arkan.SE sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kutai Barat periode 2016 -2021, dan pada Pemilihan Kepala Daerah 9 Desember 2020. Pasangan Bupati dan Wakil Bupati  yang memiliki motto Semoga Hari Esok Lebih Baik Dari Hari Ini kembali terpilih untuk  periode 2021 -2024. Sepanjang sejarah 24 tahun berdirinya Kabupaten Kutai Barat, dua kali Jabatan Bupati di jabat oleh Penjabat Bupati yakni oleh H.M Syirajudin dan  Dr. Ayonius, S.Pd. M.Pd saat menjelang Pilkada tahun 2020 dan 2021.

Sebelum Kabupaten Mahakam Ulu yang pada awalnya merupakan bagian Kabupaten Kutai Barat dimekarkan pada tahun 2013, di Kabupaten Kutai Barat tercatat sebanyak 21 Kecamatan terdiri dari 236 Kampung. Setelah pemekaran Kabupaten Kutai Barat terdiri dari 16 Kecamatan dengan 190 Kampung dan 4 Kelurahan.

“ SELAMAT HARI JADI KE-24 KABUPATEN KUTAI BARAT TERCINTA “

#KORNELIUS SUNARDI ( Jurnalis putera daerah Kutai Barat )

Komentar

comments