Berdasarkan Situng Dari Input Data C1
SAMARINDA – KABARKUBAR.COM
Jangan kaget, ini laporan terbaru dari Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim. Sabtu 30/6/2018 siang atau 3 hari paska pelaksanaan Pilgub, empat pasangan calon yang berlaga ternyata memperoleh suara yang berbeda dengan hasil yang dirilis hitung cepat atau quickcount lembaga-lembaga survei.
Seperti capture yang beredar di beberapa grup WhatsApp, pada perolehan suara dari laman website resmi KPU, infopemilu.kpu.go.id. Paslon nomor urut 1 Andi Sofyan Hasdam-Rizal Effendi dengan perolehan 283.965 suara atau 21,72 persen. Kemudian Paslon 2 Syaharie Jaang-Awang Ferdian Hidayat 295.747 suara atau 22,62 persen, paslon 3 Isran Noor-Hadi Mulyadi 329.449 suara atau 25.20 persen dan paslon 4 dengan perolehan 398.222 atau 30,46 suara.
Hasil terbaru dari KPU itu berdasarkan Situng (Sistim Informasi Perhitungan) yang dilaksanakan dengan menginput hasil suara yang dicatat dalam formulir C1 dari TPS (Tempat Pemungutan Suara). KPU menggunakan Situng untuk mempercepat perhitungan suara sebelum dihitung ulang secara manual.
Sejak Jumat 29/6/2018 malam, sekitar jam 23.00, perolehan suara terbaru ini mengejutkan banyak pihak. Karena berbeda dengan hasil perhitungan cepat lembaga survei. Seperti diketahui lembaga survei LSI Denny JA misalnya mengumumkan pasangan No.1 (Andi Sofyan Hasdam-Rizal Effendi ) memperoleh 21,08%, Pasangan No.2 (Syaharie Jaang-Awang Ferdian Hidayat) memperoleh 23,08 %, Pasangan No.3 (Isran Noor-Hadi Mulyadi ) memperoleh 31,27%, dan Pasangan No.4 (Rusmadi Wongso-Safaruddin) memperoleh 24,58%, dengan data masuk sudah mencapai 100%.
Belum ada keterangan resmi dari pihak yang berwenang di KPU Kaltim. Namun penjagaan di kantor lembaga penyelenggara Pemilu Jalan Basuki Rahmat diperketat. Sejak tadi malam terjadi perubahan suara jajaran kepolisian diperintahkan untuk mengawal hasil rekapan surat suara yang masih berada di kecamatan dan kantor KPU kabupaten dan kota.
Dari Jakarta seperti dipublish di laman liputan6.com, dikabarkan situs resmi Komisi Pemilihan Umum diretas oleh hacker. Komisioner KPU Pramono Ubaid Tantho mengungkapkan, peristiwa peretasan situs tersebut tidak akan mempengaruhi hasil akhir pilkada serentak 2018. “Sebenarnya mau di-hack gimana pun juga enggak akan pengaruhi hasil akhir. Enggak ada pengaruhnya sama real count,” ucap Pramono di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Kamis 28/62018.
Pramono menjelaskan, hasil resmi yang sah secara hukum nantinya berdasarkan hasil yang ditetapkan lewat pleno terbuka. Hasil itu pun berdasarkan data rekapitulasi secara manual. Karena itu, menurut dia, diretas atau tidak situs resmi KPU, tidak akan mengubah, mempengaruhi atau bahkan memanipulasi hasil akhirnya. “Jadi, itu adalah isu yang dikembangkan oleh pihak-pihak yang enggak bertanggung jawab. Ada serangan hacker iya, tapi itu bukan hasil resmi,” ucap Pramono menegaskan. #Achmad Yusuf