Bunga Pukul 9 Jadi Bonus, Anthurium Pedang Paling Mahal

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Tidak perlu lahan luas untuk Yuli, 43 tahun, mencetak rupiah. Pada lahan seluas 8 x 12 meter di samping kiri depan rumahnya, wanita dengan empat anak ini dapat menambah penghasilan keluarga. Lewat ketelatenan berbudidaya tanaman hias, ia mendapat rupiah untuk menopang kehidupannya di tanah rantau.
“Lumayanlah, bisa jadi tambahan penghasilan selama lebih dua tahun ini,” ungkap Yuli saat ditemui di Mini Garden samping rumahnya, Gang Senaiq Borneo RT 6 Kampung Sekolaq Joleq, Kecamatan Sekolaq Darat pada Jumat, 15 Mei 2020.
Ibu dengan empat anak ini mengakui, usaha yang telah dijalaninya selama tiga tahun terakhir, dimulai dari kesukaannya menanam tanaman hias atau bunga. Setelah memiliki puluhan jenis bunga, satu persatu rekan kerja atau kenalan dekat tertarik dan membeli bunganya.

“Hobi jadi hoki mas. Awalnya cuma iseng, akhirnya saya tekuni karena banyak yang minta bunga. Lumayan juga, kerja tidak harus keluar rumah. Akhirnya fokus ke tanaman. Berwiraswasta lebih enak,” kata Yuli yang pernah bekerja sebagai Guru Bahasa Inggris di SMU Surya Mandala, SMP Katolik Barong Tongkok, dan 10 tahun mengajar di SMPN 2 Sendawar.
Wanita asal Pulau Jawa yang tiba di Kubar 21 tahun lalu ini mengatakan, tadinya berniat membuat mini garden. Semacam apotek hidup untuk mengajari pelajar soal botani, atau dunia tanaman. Sehingga ia menanam ratusan jenis bunga. Tidak hanya mendapat bibit dari Kubar, sebagian didatangkan dari luar Pulau Kalimantan. Ada yang dari wilayah Provinsi Jawa Barat, dan Jawa Timur seperti Malang dan Kediri.

Soal harga, menurut Yuli cukup terjangkau dari daya beli warga Kubar. Misalnya untuk bunga gantung yang ada 30 jenis, dijual Rp60 ribu perpokok dalam media tanam polybag. Lebih dari 12 macam Kalatea, Kaladiva atau cocor bebek, 40 macam Aglonema dan Vinca dengan 40 warna, dijual bervariasi harga.
“Saya sediakan juga bibit jambu cangkok seharga Rp100 ribu. Ada jambu biji yang buahnya bisa sampai seukuran kepala bayi. Sekilogram biasa hanya dua buah dijual di pasaran Rp25 ribu perkilogram. Kalau Bunga Pukul Sembilan untuk bonus kalau borong bunga sampai Rp2 juta,” jelas Yuli yang juga sebagai Terapis dengan pola Bekam.

Ia yang pernah mengajar Aliyah dan Tsanawiyah di Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning ini mengakui, bunga yang paling mahal disediakannya saat ini adalah Anthurium Pedang. Bunga yang ditawarkan seharga Rp300 ribu dengan pot plastik menarik itu memang jenis mahal. Sedangkan belasan jenis Kaktus dihargai Rp40 ribu dengan pot mini.
Untuk Monstera Deliciosa Var atau Monstera Varigata yang populer disebut Janda Bolong, dijual Rp85 ribu perpokok ukuran sedang. Sedangkan Sirih Gading dalam pot dijual Rp 65 ribu. Yang di dalam polybag ukuran kecil seharga Rp25 ribu. “Kebanyakan bunga ini jenis yang tumbuh di tempat teduh seperti hutan. Jadi bagusnya dikasih paranet (jaring hitam) atau ditaruh di bawah pohon,” kata Yuli.

Yuli mengaku suka berbagi ilmu bertanam bunga kepada orang lain. Dari soal media tanam, pupuk, hingga cara perawatan dijelaskan kepada siapa saja. Termasuk soal pupuk organik cair yang dibuat dari air cucian beras, dan dicampur gula merah. Disimpan dalam ember dan didiamkan sedikitnya dua pekan lamanya.
“Sekecil apapun usaha, yang penting kita jadi bosnya. Alhamdulillah, kalau bisa lakukan sesuatu yang menginspirasi orang lain,” pungkasnya. #Sonny Lee Hutagalung