Pemkab beli 10.000 bibit Mangga dari Probolinggo

MELAK – KABARKUBAR.COM
Pemanfaatan lahan secara besar-besaran baik oleh masyarakat maupun perusahaan pertambangan dan perkayuan telah merubah wajah alam Kutai Barat. Pemanasan global pun merupakan ancaman serius bagi ekosistem di bumi Tanaa Purai Ngeriman yang luasnya mencapai 18.581,17 kilometer persegi. Untuk itu, Bupati Kubar Ismael Thomas mengimbau semua pihak berperan serta menghijaukan kembali Kubar.
Kendati Kubar masih termasuk kawasan paru-paru dunia (Heart of Borneo) yang menyediakan oksigen bagi seluruh penduduk di muka bumi, kerusakan alam Kubar tidak bisa dipungkiri. Guna mendukung pelestarian alam, Bupati Thomas mengaku membeli 10 ribu bibit mangga dari Probolinggo Jawa Timur. Semua bibit tersebut telah ditanam di lahan perkantoran Pemkab Kubar tahun 2008 lalu.
Penanaman bibit mangga itu, jelas Thomas, salah satu upaya menyadarkan warga pentingnya memiliki hutan buah-buahan yang dalam bahasa setempat disebut Lembo. Selain mendapat keuntungan finansial, juga berguna menghijaukan lahan.
“Sejak awal tahun 2000 siklus musim buah sudah tidak seperti sebelumnya. Tanaman buah lokal seperti durian, nangka, mangga dan lainya makin langka,” ujarnya saat penanaman perdana 3.000 bibit pohon buah-buahan sumbangan PT Bayan Resources Group (BRG) di Kampung Empakuq Kecamatan Melak pada Rabu, 7 Oktober 2009.

Menurut bupati, kegiatan ini merupakan langkah positif yang patut ditiru. Sebagai bentuk program One Man One Tree (OMOT) atau satu orang satu pohon yang ditunjukkan merupakan anak perusahaan BRG. Yakni PT Teguh Sinar Abadi (TSA) dan PT Firman Ketaun Perkasa (FKP) dengan memberikan 3.000 bibit pohon buah untuk Kecamatan Melak, Muara Lawa, Damai dan Muara Pahu.
Thomas mengatakan, pemerintah dan perusahaan memiliki beban moral untuk menghijaukan sekaligus meningkatkan perekonomian rakyat dari hasil penanaman pohon produktif. Perusahaan diminta mengembalikan alam yang rusak akibat aktifitas perusahaan. Terlebih perusahaan bergerak di sektor pertambangan dan perkayuan untuk menjadikan penghijauan sebagai prioritas.
“Mari kita bekerja keras memulihkan kembali alam seperti sedia kala. Terutama perusahaan pertambangan dan perkayuan, harus jadi pendahulu bersama pemerintah. Mengembalikan alam yang rusak akibat eksploitasi harus jadi hal terpenting buat perusahaan,” imbaunya.
Project Manager TSA dan FKP, Ng Chong Fatt mengatakan, bantuan bibit itu merupakan komitmen BRG mempertahankan status Indonesia sebagai paru-paru dunia. Bantuan dalam program Community Social Responsibiliy (CSR) ini diharap bisa berkelanjutan sebagai salah satu tanggap perusahaan terhadap pelestarian alam. “Selain penghijauan, bisa meningkatkan penghasilan warga karena saat panen buahnya kelak,” katanya.
Selaku Perwakilan Direksi BRG Jakarta, Tito Oei, mengakui program OMOT sebagai wujud sumbangsih dan kepedulian BRG pada masyarakat. Program ini akan dijalankan berkesinambungan di sekitar areal penambangan agar lingkungan terlihat asri, hijau lestari dan bermanfaat bagi kehidupan mahluk hidup.
Tito Oei berharap dukungan semua pihak agar bibit yang ditanam benar-benar berhasil. “Program yang diprakarsai TSA dan FKP ini akan jadi percontohan CSR seluruh anak perusahaan BRG di Kaltim,” katanya. #Sonny Lee Hutagalung