Jadi Khatib Sholat Jumat, Safaruddin Ingatkan Buruknya Ghibah

1033

Bisa Melenyapkan Amal Ibadah dan Memicu Pertikaian

Usai sholat jumat, Safaruddin berbincang ringan dengan para pengurus masjid dan sejumlah jamaah sambil menikmati gorengan. ACHMAD YUSUF/KABARKUBAR.COM

BALIKPAPAN – KABARKUBAR.COM
Calon wakil gubernur nomor urut 4, Safaruddin, kembali menjadi khatib sholat jumat. Kemarin di Masjid Jami’ Nurul A’La Karang Joang, Kilometer 17 Balikpapan, ia menegaskan ghibah (menggunjing) dapat melenyapkan amal ibadah seorang mukmin. Dengan menggunjing, sebenarnya tanpa sadar seseorang sudah menghapuskan sendiri kebaikan-kebaikan yang dia miliki. Dengan kata lain, ghibah dapat melenyapkan amal ibadah.

“Mari jauhi ghibah, agar kita tidak bangkrut di akherat,” kata Safaruddin dari mimbar, di hadapan ratusan jamaah sholat jumat yang memenuhi masjid besar tersebut.

Menurut mantan Kapolda Kaltim ini, akibat ghibah, amal ibadah seseorang bisa ditolak Allah. Hatinya juga bisa menjadi keras. Orang yang mengghibah terasa seperti diberi manisnya madu, sehingga sangat senang ketika membicarakan keburukan orang lain. Tidak jarang diiringi dengan kata-kata yang tidak pantas atau umpatan.

Dalam keadaan begini, bukan Allah yang berada di hatinya, melainkan iblis yang turut bersarang di hati, bahkan di bibirnya. Tiada kebaikan atau keberkahan yang dia peroleh, melainkan dosa. “Ghibah banyak mudharatnya bagi kita, jadi jangan sampai kita berbuat ghibah,” kata calon wakil gubernur kelahiran Sengkang, Sulawesi Selatan, 10 Februari 1960 tersebut.

Safaruddin menjadi khatib sholat jumat di Masjid Jami’ Nurul A’La Karang Joang, Kilometer 17 Balikpapan, Jumat 23/3/2018. ACHMAD YUSUF/KABARKUBAR.COM

Lebih parah lagi, ghibah dapat memicu terjadinya pertikaian dan perpecahan. Tidak ada yang senang ketika aibnya diumbar-umbar kepada khalayak. Sedangkan mereka yang berghibah, artinya telah membeberkan sesuatu yang mungkin saja memalukan dan sangat dirahasiakan.

Saat hal demikian terjadi, tak jarang timbul rasa kebencian, yang akhirnya berujung pada permusuhan, pengrusakan, perkelahian, bahkan sampai tindak kejahatan pembunuhan. Andai kata dendam itu hanya dipendam sekalipun, pasti akan membuat hubungan di antara sesama manusia menjadi renggang. Karena menyimpan perasaan tidak suka satu sama lain.

Dijelaskan Safaruddin, orang yang senang bergunjing berarti senang berbuat maksiat. Dia tidak malu menceritakan aib saudaranya kepada orang lain, bahkan dia justru merasa bangga karena telah berhasil mempermalukan orang yang dia gunjing. Tidak ada lagi rasa segan dan takut dalam berbuat dosa, maka tidak menutup kemungkinan perbuatan maksiat lainnya juga akan dia lakukan.

Dalam kaitan dengan kondisi sekarang, menurut Safaruddin, orang yang gemar menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian, bisa juga diawali dari kegemaran ghibah, menggunjing aib orang lain. “Ini benar-benar bahaya. Ghibah membuat seseorang mudah melakukan maksiat lainnya,” ujarnya. #Achmad Yusuf

Komentar

comments