Jika Tak Mau Adat dan Budaya Leluhur Hilang, Semua Pihak Diminta Bekerja

2 views

Taris : Perlu Peran Aktif Pemkab Kubar

Ketua Sanggar Seni Lestari Budaya, Taris SH bersama Pengurus dan Personel Sanggar Seni Lestari Budaya. REYBER BENHOUSER SIMORANGKIR/KABARKUBAR.COM

BARONGTONGKOK-KABARKUBAR.COM
Budaya dan adat istiadat merupakan aset daerah yang perlu tetap dijaga dan dilestarikan. Salah satunya melalui Sanggar Seni. Di Kabupaten Kutai Barat khususnya, ada berbagai macam sanggar seni. Ini perlu mendapat perhatian serius dari Pemkab Kubar. Sebab, merupakan peninggalan leluhur nenek moyang, yang harus tetap dilestarikan generasi ke generasi.

Hal itu disampaikan Ketua Sanggar Seni Lestari Budaya, Taris SH, saat ditemui di Sekretariat Organisasi Masyarakat Gerakan Suku Asli Kalimantan Lintas Batas di Barong Tongkok, Kabupaten Kubar, Selasa 15/8/2017.

Taris menuturkan, ada berbagai macam sanggar seni di Kubar. Diantaranya, Sanggar Seni Lestari Budaya. Untuk Sanggar ‘Lestari Budaya’ sendiri ada sebanyak 13 sanggar seni. Namun mayoritas di antaranya tampak vakum.

“Sanggar seni LB yang aktif ada 3. Yakni, LB Kampung Jengan Danum, Bunyut dan LB Sekolaq Muliag. Namun ke depannya, kita akan berupaya agar 10 Sanggar Seni LB lainnya aktif kembali,” sebut Ketua DPC Gasak Libas Kubar itu.

Personel Sanggar Seni Lestari Budaya Bersama Pembina dan Ketua Ormas Gasak Libas, Lorensius Suniyantho dan Taris. REYBER BENHOUSER SIMORANGKIR/KABARKUBAR.COM

Sanggar seni, kata Taris, perlu diangkat dari generasi kegenerasi. Apalagi di jaman era globalisasi, budaya asli bisa menjadi hilang dan terlupakan, akibat tergerus gaya hidup moderen. Selain peran tokoh adat, peran pemerintah mempunyai andil yang cukup penting menjaga dan melestarikan adat dan budaya asli daerah. “Perlu ada sinergitas seluruh elemen terkait. Semakin banyak sanggar seni yang aktif, semakin besar budaya bangsa yang dapat dijaga dan dilestarikan,” terangnya.

“Melalui Sanggar seni LB, kita coba tetap menjaga atau melestarikan adat budaya para leluhur kita. Diantaranya seni tari. Seperti tari gantar, tari giring-giring, lagu rijok, tari belian (Tarian Tradisional untuk Pengobatan),” bebernya.

Pria yang sangat vokal mengkritisi permasalahan sosial masyarakat itu berharap, Pemkab Kubar melalui Dinas Pariwisata, memperhatikan secara serius perihal keberadaan dan kondisi Sanggar Seni yang ada di Kubar. Sehingga sanggar seni menjadi tidak mandek atau tutup.

“Berdasarkan informasi yang kita dapatkan, sanggar seni di Kubar kurang mendapat perhatian dari instansi terkait. Kondisi itu perlu menjadi perhatian serius. Sebab seni dan budaya daerah merupakan aset daerah yang perlu dijaga dan dilestarikan,” pungkasnya.

Sebelumnya, pada saat pelatihan seni tari dan Lagu Rijok, Yoseph, salah seorang Pengurus Sanggar Seni LB mengungkapkan, sanggar seni Budaya LB di tahun 2015 pernah menuai prestasi gemilang. Itu tentunya membawa nama baik Kubar ke tingkat provinsi maupun nasional.

“Penyanyi Grup LB pernah menyabet Juara I, yakni Kemilau tahun 2015 pada perlombaan lagu daerah tingkat proivinsi. Sementara group musiknya meraih juara 2, mewakili Dinas Pariwisata Kubar waktu itu,” ujar Mantan Kasi Bina Kesenian Kubar itu.

Kesemuanya itu, terang Yoseph, bertujuan melestarikan adat dan kebudayaan daerah. Sepengetahuannya, dikubar untuk group lagu daerah sangat populer. Ada sekitar 50 group lagu daerah dan jika digabungkan dengan group tari, mencapai 100 group lebih.

“Mari Kita tetap menjaga dan melestarikan adat dan budaya leluhur. Jika tidak mulai dari kita, siapa lagi. Jika tidak dari sekarang, kapan lagi,” tegasnya. #Revandi

Komentar

comments