Diwajibkan Dampingi Warga Adat di Segala Bidang

BARONG TONGKOK-KABARKUBAR.COM
Pengurus Sempekat Tonyooi Benuaq Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Barat dilantik serentak, Kamis 3/8/2017 pagi tadi. Mereka yang dilantik ini, akan bertugas hingga tahun 2021 mendatang. Sebelum menjalankan amanah dari paguyuban etnis Dayak Tunjung dan Dayak Benuaq ini, ada pesan khusus dari Ketua Dewan Pembina STB Kaltim, FX Yapan.
“Lebih baik mundur daripada kena sumpah arwah leluhur,” ujar FX Yapan yang juga Bupati Kutai Barat, dalam arahannya pada Pelantikan dan Rapat Kerja STB Kaltim dan Kubar di Taman Budaya Sendawar, Kecamatan Barong Tongkok.
Yapan mengungkapkan, setiap pengurus STB harus bekerja keras demi kepentingan warga adat etnis Tonyooi dan Benuaq. Paguyuban yang telah dibentuk belasan tahun ini harus bermanfaat di segala bidang. Baik di dunia politik, ekonomi dan sosial. “Harus ada rasa berdosa jika tidak melaksanakan tugas di STB ini. Sebab jika tidak melaksanakan tugas, kita bisa miskin di kampung kita ini sendiri. Tugas ini adalah tanggung jawab moral kita,” ujarnya di hadapan ratusan warga STB dari berbagai daerah di Kaltim dan seluruh kecamatan di Kubar.

Ia juga menekankan warga STB untuk tidak memiliki karakter saling menyalahkan orang lain. Agar tidak terlena dalam situasi yang sulit di tengah masyarakat. STB diharap menjadi saluran aspirasi warga adat dalam semua hal. Menjadi pendamping di setiap masalah yang dihadapi masyarakat Tonyooi dan Benuaq. “Selama ini STB seakan tertidur. Banyak warga kita tidak dapat pekerjaan, banyak yang diproses hukum, tapi tidak didampingi. Jika warga STB bersalah, berikan pemahaman yang baik. Jika benar, apalagi karena mempertahankan haknya, harus didampingi. Kebijakan jangan hanya di atas meja saja,” tegas Yapan yang pernah menjabat Ketua DPRD Kubar periode 2004-2015.
Yapan meminta Pengurus STB Kaltim atau STB Kubar untuk mampu berkomunikasi dengan pihak manapun. Berkomunikasi dengan aparat hukum, agar dapat mendampingi warga STB yang berhadapan dengan hukum. Berkomunikasi dengan para pengusaha atau pemodal, agar dapat membuka lapangan pekerjaan bagi putra-putri STB. “Jangan panjang gelarnya sedepa, tapi tidak mampu berkomunikasi dengan pihak manapun. Harus mampu berkomunikasi dengan investor. Jangan investor datang malam menambah pengangguran,” katanya.
Ia juga menyinggung warga STB yang kurang kompak di dunia politik. Padahal, setidaknya ada 80 ribu lebih warga Tonyooi dan Benuaq yang menjadi pemilih. Tapi suara STB terpecah di tingkat provinsi. Sehingga dari 55 kursi di DPRD Kaltim, tidak ada satupun warga STB yang duduk sebagai Wakil Rakyat Benua Etam. “Di provinsi tidak satupun warga STB duduk di DPRD. Ini yang harus kita pikirkan untuk lebih bersatu, termasuk di bidang politik,” pesan Yapan.
Pengurus STB Kaltim untuk empat tahun ke depan, dipimpin Hengki selaku Ketua Umum dengan Driyono Edward sebagai Sekretaris Umum. Sementara Ketua STB Kubar adalah Stepanus Ujung dan Syamsuniq sebagai Sekretaris.
Prosesi pelantikan didahului ritual adat Dayak Tunjung dan Dayak Benuaq. Diawali dengan memasuki halaman Taman Budaya Sendawar yang terdapat 6 Lamin Adat dari 6 etnis di Kubar. Ratusan Pengurus STB diiringi puluhan Penari Gantar yang masih muda belia, melangkah bersama menuju panggung acara.
Usai prosesi Tepung Tawar, dilakukan ritual adat khusus sebelum pelantikan dilangsungkan. Hengki dan Stepanus mewakili seluruh pengurus STB Kaltim dan STB Kubar, mengikuti prosesi adat setempat. Usai pelantikan serentak ratusan pengurus STB, kedua pemimpin itu kembali mengikuti ritual adat di atas panggung.

Seluruh prosesi adat dari awal hingga pelantikan, dipimpin Yos Mesa Kiri, Pemangku Adat asal Kampung Sembuan Kecamatan Nyuatan, yang biasa memimpin ritual adat Dayak Tunjung dan Dayak Benuaq skala besar. “Saya juga ikut melantik bapak Presiden Jokowi dalam prosesi adat di Istana Negara,” ujarnya kepada KabarKubar.com.
Sonny Lee Hutagalung