Krisis Lahan, 3 Kampung di Linggang Bigung Ini Butuh Lapangan 'Baru' Sepakbola

36 views

Diminta Kesediaan Warga Jual Murah Lahan Untuk Kepentingan Bersama

Lahan yang menjadi lapangan sepakbola di Kampung Linggang Melapeh sudah makin sempit dengan banyaknya bangunan di tepi lapangan. REVANDI/KABARKUBAR.COM

LINGGANG BIGUNG – KABARKUBAR.COM
Sepakbola menjadi olahraga paling digemari masyarakat di Kabupaten Kutai Barat. Terbukti hampir semua kampung terdapat lapangan sepakbola berukuran standar dengan rumput hijau. Seiring waktu berjalan, sebagian lapangan tidak lagi representatif. Akibat terhimpit sejumlah rumah maupun fasilitas umum yang dibangun di dekatnya. Warga tiga kampung di Kecamatan Linggang Bigung mengungkapkannya kepada Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Ekti Imanuel.
“Untuk latihan warga kampung masih bisalah. Tapi kalau mengadakan turnamen, apalagi antar kampung atau kecamatan, sudah tidak layak. Lihatlah, lapangan sudah sempit, karena ada banyak rumah di dekatnya. Apalagi ini banyak lebak di lapangan, sering membuat pemain keseleo, dan cidera,” kata Ketua Karang Taruna Kampung Linggang Melapeh, Rio Riyadi, di Luuq Melapeh pada Jumat, 14 Pebruari 2020 sore.



Saat Serap Aspirasi Masyarakat atau Reses Daerah Pemilihan V Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu Masa Persidangan I Tahun 2020 itu, Rio Riyadi meminta perhatian khusus. Apalagi menurutnya, saat ini gadget sangat memengaruhi anak-anak setempat. Akibatnya, terkadang timbul salah paham karena debat di media sosial. “Kalau lapangan ada yang lebih baik, mungkin sedikit banyak para pemuda dan pemudi akan berkumpul di lapangan untuk berolahraga,” ungkap pria yang juga menjabat Sekretaris Kampung Linggang Melapeh.
Hal yang sama dikatakan Ketua Karang Taruna Kampung Melapeh Baru, Carda. Ia berharap pemuda di kampungnya dapat menjauhi narkoba dengan berolahraga. Terlebih agar bersiap menyongsong hadirnya Ibu Kota Negara di Kaltim. “Paling kami harap, bisa dapat pindah lapangan sepakbola yang baru,” katanya di acara yang sama digelar di kediamannya, RT 1 Kampung Melapeh Baru.
Diakui Nyong, Anggota Lembaga Adat Kampung Melapeh Baru, fasilitas olahraga di kampung mereka sangat minim. Lapangan sepakbola dan voli berada di areal SD Negeri 005 Linggang Bigung. “Nanti kalau sekolah hendak membangun, dimana lagi kita latihan. Karena saya dengar mau dibangun SMP disini,” katanya.
Nyong, Anggota Lembaga Adat Kampung Melapeh Baru, mengungkapkan lapangan sepakbola di kampung mereka yang berada di areal sekolah dan segera dibangun gedung SMP. REVANDI/KABARKUBAR.COM

“Saya ada tanah di kebun karet sana, tapi warga beralasan terlalu jauh. Mohon kerja sama Petinggi (Kepala Kampung) dan BPK (Badan Perwakilan Kampung) untuk mencari dan mengadakan lahan olahraga. Ini sangat memprihatinkan,” pesan Nyong.
Hal yang sama disampaikan Petinggi Melapeh Baru, Darmansyah. Pria yang akrab disapa Darin itu mengakui sarana olahraga sangat mereka butuhkan. Termasuk lapangan sepakbola yang belum standar. “Beliau (Ekti Imanuel) ini memberi harapan bagi kami. Terealisasi atau tidak kami pahami, karena tergantung disana (Pemerintah Provinsi Kaltim). Keuangan pemerintah tidak bisa dipaksakan,” katanya.
 “Kami bersyukur jika ada program untuk pengembangan olahraga. Khususnya lapangan dan fasilitas untuk mendukung kegiatan pemuda,” celetuk Yonan, Ketua BPK Kampung Melapeh Baru.
Rudi selaku Ketua Karang Taruna Kampung Bangun Sari, menerima bantuan alat olahraga dari Anggota DPRD Provinsi Kaltim, Ekti Imanuel pada Jumat, 14 Pebruari 2020 malam. REVANDI/KABARKUBAR.COM

Eni, Anggota Lembaga Adat Kampung Melapeh Baru ikut berbicara. Seraya berterimakasih, atas dukungan Ekti Imanuel di bidang olahraga, ia meminta tidak hanya bagi putra. Sebab sejak tahun 2009 mereka sudah membentuk tim sepakbola putri. “Di sini banyak peminat sepakbola putri, mohon dibantu kostum. Karena kami pernah main hanya pinjam kostum dari kampung lain,” harap wanita ini penuh semangat.
Rudi selaku Ketua Karang Taruna Kampung Bangun Sari, mengajukan usulan yang sama kepada Ekti Imanuel yang duduk di Komisi III DPRD Kaltim. Di saat kampung lain siap menggelar even olahraga, mereka tidak punya lapangan sepakbola yang baik. “Lapangan yang ada sudah sempit, kami butuh lahan baru,” ujarnya pada acara yang sama di Balai Pertemuan Umum Kampung Bangun Sari, tadi malam.
“Soal lapangan, kalau ada info lahan, yang layak dijadikan lapangan dengan harga standar, bisa diajukan ke Pak Ekti. Kita ada Dana Desa besar, tapi tidak bisa untuk pembelian tanah,” celetuk Suleh, Ketua BPK Kampung Bangun Sari.
Ekti Imanuel menyerahkan secara simbolis bantuan berupa 6 bola kaki dan bola voli, serta dua set kostum kepada Ketua Karang Taruna Kampung Melapeh Baru, Carda. REVANDI/KABARKUBAR.COM

Merespon aspirasi itu, Ekti Imanuel mengakui kurangnya sarana olahraga, juga fasilitas yang dibutuhkan. Lapangan sepakbola yang banyak lubang atau lebak, berisiko cedera atau keseleo bagi pemain. Belum lagi yang sempit karena banyak bangunan di tepi lapangan. “Dari dulu sudah direncanakan memindahkan lapangan sepakbola, karena sudah sempit. Reses pertama saya, memang sudah disampaikan petinggi (Melapeh Lama), ada tanah untuk lapangan sepakbola yang memadai, tapi harganya mahal,” katanya.
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya ini menjelaskan, bisa saja diupayakan bantuan keuangan provinsi untuk mencetak lapangan sepakbola. Namun, diperlukan kepedulian warga pemilik lahan untuk menghibahkan atau menjual dengan harga yang bersahabat. “Ada yang bagus lahannya, tapi ditawarkan Rp1 miliar, ya itu terlalu mahal. Lapangan juga kan kebutuhan dan jadi milik kita bersama,” tegasnya.
Sulitnya mencari lahan untuk lapangan sepakbola, lanjut Ekti, terjadi juga di Kampung Melapeh Baru dan Kampung Tutung. Tanah yang dekat sudah ada kebun karet, dan harganya terlalu mahal. Ia berharap pemerintah kampung setempat, ikut memikirkan jalan keluar. “Kalau ada yang mau hibahkan dengan harga miring, bisa kita pikirkan. Kita percaya petinggi bisa memikirkan kepentingan masyarakat,” ujarnya.



Ekti Imanuel berpesan, bagi kampung yang telah memiliki lapangan sepakbola, agar segera dibuatkan sertifikat hak milik kampung. Sehingga tidak menjadi sengketa di kemudian hari. “Lahan sepakbola sering ditarik warga. Misalnya di Melak Ilir yang diambil warga. Jadi lapangan sepakbola juga harus segera dibuat sertifikatnya.”
“Tanggal 1 Maret 2020 ini ada turnamen sepakbola ‘Linggang Cup’ di Purwodadi sebagai tuan rumah. Linggang Cup adalah gagasan saya, agar warga Linggang bisa bersinergi dan bersatu lewat olahraga. Saya harap kita ikut berpartisipasi,” ujarnya seraya menyerahkan bantuan berupa kostum, bola sepak, bola voli dan sejumlah uang sebagai biaya pendaftaran tim kepada Karang Taruna di tiga kampung. #Revandi

Komentar

comments