Libatkan 191.807 Personel Amankan 61.308 Obyek, Kapolri Tekankan 5 Pedoman

13 views

12 Potensi Kerawanan Harus Diantisipasi

Salah seorang personel dari Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Barat disematkan tanda anggota Pengamanan Operasi Lilin Mahakam 2019 oleh Kapolres Kubar, AKBP Roy Satya Putra. LILIS SARI/KABARKUBAR.COM

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM

Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Idham Azis, menekankan lima poin untuk dipedomani para Kepala Satuan Wilayah jajarannya. Hal itu disampaikan demi keamanan dan kenyamanan masyarakat saat berkegiatan di akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020. Dalam rangka Operasi Terpusat Kepolisian Lilin Tahun 2019.



“Operasi akan melibatkan 191.807 personel gabungan. Yang terdiri dari 121.358 personel Polri, 17.190 TNI, 55.259 personel dari Satpol PP, Dishub, Diskes, Pramuka, PMK, Linmas, Senkom dan instansi lainnya,” kata Kapolri melalui Kepala Polres Kubar, AKBP Roy Satya Putra dalam arahan saat Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Tahun 2019 di Mapolres Kubar pada Kamis, 19 Desember 2019.

Kapolri menjelaskan, operasi dilaksanakan secara terpusat selama 10 hari, mulai 23 Desember 2019 sampai 1 Januari 2020. Fokus pengamanan adalah 61.308 obyek di seluruh Indonesia. Baik gereja, tempat wisata, pusat perbelanjaan, obyek perayaan tahun baru, terminal, pelabuhan, stasiun kereta api, dan bandara.

Operasi Lilin 2019 dilaksanakan serentak untuk memastikan kesiapsiagaan personel dan peralatan pengamanan, dan soliditas para pemangku kepentingan yang dilibatkan. Juga menumbuhkan ketenangan dan rasa aman bagi masyarakat dalam merayakan Hari Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

Kapolres Kubar, AKBP Roy Satya Putra menyampaikan amanat pada Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Lilin Mahakam 2019 pada Kamis, 19 Desember 2019. LILIS SARI/KABARKUBAR.COM

Kekuatan personel tersebut, kata Kapolri, akan ditempatkan pada 1.792 titik pos pengamanan, 745 titik pos pelayanan dan 45 titik pos terpadu. Strategi yang diterapkan dalam operasi ini adalah mengedepankan tindakan preemtif dan preventif dengan dukungan kekuatan intelien. “Berupa deteksi dini dan deteksi aksi, serta penegakan hukum secara tegas dan professional,” ujarnya sebagaimana dibacakan AKBP Roy Satya Putra.

Berdasarkan prediksi intelijen, imbuhnya, ada 12 potensi kerawanan yang harus diantisipasi. Yaitu aksi terorisme, kejahatan konvensional, kemacetan lalu lintas, kecelakaan transportasi, Sweeping ormas, aksi penolakan peribadatan, kenaikan harga sembako, konflik sosial dan tawuran, bencana alam, konvoi dan balap liar, kebakaran akibat petasan, dan pesta narkoba ataupun minuman keras.

Berkaitan dengan itu, seluruh kasatwil diminta harus dapat bersinergi dengan stakeholder terkait. Untuk menentukan langkah antisipasi yang proaktif dan menerapkan strategi yang tepat guna mengatasi berbagai potensi gangguan yang ada. “Sesuaikan dengan karakteristik kerawanan masing-masing daerah,” tegas Jenderal Idham Azis.



Penekanan untuk dipedomani tersebut adalah:

  1. Tetap jaga kesehatan serta niatkan setiap pelaksanaan tugas sebagai hadiah kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Pastikan setiap personel hadir sesuai plotting serta paham terhadap tugas dan tanggung jawab
  3. Lakukan deteksi dini dengan memetakan titik-titik kerawanan secara tepat dan optimalkan penggalangan untuk mencegah aksi yang meresahkan masyarakat
  4. Laksanakan pengamanan secara profesional dan humanis, berikan pelayanan terbaik, serta tingkatkan kewaspadaan pengamanan melalui penerapan Buddy System
  5. Mantapkan kerja sama, sinergi, dan soliditas para pihak yang terlibat demi keberhasilan pelaksanaan operasi. #Sonny Lee Hutagalung

Komentar

comments