Listik PLN Nyaris Semakin Tak Jelas
BARONG TONGKOK – Ratusan kampung di Kabupaten Kutai Barat masih belum menikmati pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara. Dari 16 kecamatan se-Kubar, baru delapan kecamatan yang telah dialiri listrik dari PLN Rayon Melak. Sisanya, belum terjangkau penerangan listrik milik negara itu. Akibatnya, puluhan ribu warga Kubar menjerit. Sebab selama ini harus membayar mahal untuk penerangan di rumah dan lingkungannya.
“Sebulan lebih dari Rp 400 ribu untuk beli bensin, biar bisa hidupkan genset kalau mau menonton atau sekedar ngecas handphone,” ujar Eko, warga Kampung Dilang Puti, ibukota Kecamatan Bentian Besar.
Di kampungnya, imbuh Eko yang ibunya membuka usaha salon kecantikan, bukan tidak ada aliran listrik dari PLN. Namun, hanya menyala sejak pukul 18.00 hingga 24.00. Sehingga sejak hari terang hingga senja, warga harus mengoperasikan mesin genset untuk menikmati listrik. “Sudah hidupnya cuma malam, sering byar pet lagi,” ujar pria tamatan Universitas Mulawarman ini.
Diakui Camat Bentian Besar, Anuar, kecamatan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah itu, hingga kini masih langka listrik. Dari sembilan kampung di wilayahnya, hanya Dilang Puti yang dapat pasokan listrik PLN. Delapan kampung lainnya menggunakan listrik desa dengan mesin pembangkit yang dibeli menggunakan dana Alokasi Dana Kampung atau Alokasi Dana Desa. “Listrik desa itu tidak maksimal, karena boros bahan bakar minyak. Terpaksa warga menyalakannya tidak setiap hari,” jelasnya.
Masyarakat yang belum merasakan listrik, termasuk di Kecamatan Bongan, Siluq Ngurai, Jempang, Penyinggahan, Muara Pahu, Mook Manar Bulatn, Long Iram dan Damai, berharap banyak kepada Pemkab Kubar. Agar terus berjuang menambah daya listrik PLN hingga dapat tersambung ke seluruh kecamatan. “Jika sekarang ini, sama saja seperti tidak ada kemajuan. Di Long Iram, listrik PLN hanya menyala di ibukota kecamatan. Puluhan desa di sini belum ada listriknya. Daerah yang maju itu, listrik dan air bersih tersedia dengan cukup. Semoga dengan kepemimpinan pak Yapan, soal kurangnya listrik ini bisa teratasi,” kata Aspian, warga Long Iram.
“Ada empat kampung di sini, sejak jaman penjajahan belum pernah dialiri listrik. Bukan hanya langka listrik, tapi juga jaringan telekomunikasi seluler tidak terjangkau, karena belum ada tower telekomunikasi. Jalan penghubung ke ibukota kecamatan saja kondisinya memprihatinkan,” tutur Bambang, warga Kampung Deraya, Kecamatan Bongan.
Menurut Bambang, Anggota DPRD Kubar harus berjuang untuk rakyat Kubar. Sebab mereka telah ‘berhutang’ budi suara kepada warga saat pilihan legislatif lalu dengan sejuta janji. Dewan diminta mendesak pemerintah untuk mengadakan kebutuhan dasar masyarakat.
Menanggapinya, Ketua LSM Macan Dahan, Alpian Lihawa, mengakui selama ini warga selaku konsumen PLN di Kubar sangat dirugikan. Pemadaman yang dilakukan PLN Rayon Melak, kerap tanpa pemberitahuan terlebih dulu. Akibatnya, banyak alat elektronik warga rusak karena listrik byar pet. “Pembayaran juga jadi melonjak. Pelayanan PLN sangat mengecewakan. Kalau seperti di Bontang atau daerah lain, mungkin sudah didemo,” katanya.
Pria yang akrab disapa Boy ini meminta PLN dapat memberi pelayanan nyata dan maksimal melayani. Ia mengakui mendapat kabar akan ada pemasangan jaringan listrik di Kecamatan Jempang, Melak dan Tering dalam waktu dekat. “Ada info dari provinsi dan pusat, tinggal tender di Dinas Pertambangan dan Energi,” tukasnya. “Soal listrik sudah ada dalam visi dan misi pak Bupati, jadi kita yakin pemerintah sekarang akan lebih perhatian terkait listrik PLN ini.”
Dikonfirmasi saat pemadaman listrik tadi malam, Manager PT PLN Rayon Melak, Rezy, belum ada jawaban terkait kondisi kelistrikan di Kubar. Berulang dihubungi telepon selulernya, tapi tidak direspon. #M Imran