Eliyakim: “Mati saja susah nyimpannya”
BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Serap Aspirasi atau Reses Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Ekti Imanuel, di Kecamatan Barong Tongkok sedikit berbeda. Meski tetap didominasi usulan terkait pembukaan atau peningkatan jalan, kali ini ada bicara soal pemakaman. Perwakilan masyarakat dari 19 kampung dan dua kelurahan ditemui di BPU Kecamatan Barong Tongkok pada Rabu, 24 Februari 2021.
Kepala Kampung atau Petinggi Muara Asa, Eliyakim, mengaku baru pertama mengikuti reses. Ia menghargai setingginya atas perhatian Ekti Imanuel kepada masyarakat kecil. Karena dinilai benar-benar menyentuh pada masyarakat yang membutuhkan.
“Pekuburan kami ada tiga lokasi, tapi semua sudah penuh. Mati saja susah nyimpannya. Ada lahan lain seluas 1,5 hektare, kalau bisa dibantu untuk land clearing (pembersihan lahan), tidak untuk beli. Untuk bikin jalan, ada gunakan dana desa,” ungkapnya.
Lurah Barong Tongkok, Yosep Darmadi, juga mengeluhkan soal pekuburan di wilayahnya. Pria yang lama bertugas di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Barat ini menyinggung tanah milik kelurahan. Lahan seluas 4 hektare itu berlokasi di Dusun Gesaliq, dan telah diwakafkan setengahnya untuk pekuburan korban Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19.
Ia pun mengeluh soal akses ke pekuburan sekaligus menuju Tempat Pembuangan Akhir yang masih gelap gulita di malam hari. Belum lagi kondisi jalan yang cukup rusak, terlebih di musim hujan. “Warga minta lahan kuburan Covid dipagari, listrik dan perbaikan jalan. Orang mati bisa hidup lagi kalau bawa disitu,” katanya.
“Sangat mendesak, jalannya sangat rusak. Kalau mengubur malam betapa sulit,” ujar pria yang akrab disapa Madi, seraya menyebut masih banyak rumah penduduk yang gelap, belum ada listrik PLN.
Keluhan berbeda disampaikan Petinggi Ombau Asa, Petrus. Ia mengaku ada sejumlah usulan kampungnya yang bahkan telah 17 tahun tidak pernah terealisasi. Sehingga muncul pesimis jika mengikuti kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan atau musrenbang di tingkat kampung dan kecamatan.
“Kami ada data 2003, sejak saya masih staf kampung. Tidak pernah merubah usulan kami, tidak ada yang terealisasi dari musrenbang. Kami usulkan dirubah pola musrenbang dengan bentuk tim, agar dapat diawasi,” ucapnya.
“Tidak jemu tiap tahun mengusulkan. Di masa pandemi, pembangunan yang dianggarkan dibatalkan, sehingga banyak yang gagal. Kami tidak tahu cara mengusulkan ke provinsi, tolong beri tahu kami caranya,” ungkap Petinggi Asa, Imansyah.
FX Sudiro sebagai Petinggi Geleo Baru pun mengakui kerap mendengar keluhan serupa dari kampung-kampung lain. “Selama ini banyak keluhan dari kampung, setiap tahun musrenbang, tapi realisasi tidak ada,” ujarnya.
Diakuinya, Geleo Baru memasukkan tiga usulan untuk APBD Kubar. Yakni jembatan kayu yang perlu diganti beton. Lalu, pembukaan badan jalan Geleo Baru ke Sungai Mahakam, dan jalan kelompok tani yang sekarang jadi akses ke kecamatan. “Pemuda kami sudah dapat bantuan dari pribadi pak Ekti, berupa bola dan kaos tim (sepakbola dan voli),” jelasnya.
“Kami sejak 2017 dilantik jadi petinggi, selalu usulkan,” ujar Petinggi Mencimai, Wolter.
Ia mengakui kinerja bagus Ekti Imanuel sebagai legislator asal Kubar. Harapannya, usulan berupa betonisasi sekalian jalan pertanian ke Kelurahan Barong Tongkok dapat terealisasi. Juga jalan dari Bundaran Mencimai ke Dusun Tuncupm, dan tembus ke SMK Purnama yang berjarak sekitar 6 kilometer. “Dan ada jembatan harus dibangun di Sungai Liwir,” pesannya.
Lurah Simpang Raya, Wilhelmus, menyebut seharusnya mendapat dana kelurahan, tapi ada pergeseran di 2020. “Tahun 2021 anggaran kami kurang lebih Rp1 miliar juga bergeser. Jadi tidak bisa digunakan untuk pembangunan,” ungkapnya, menginformasikan jika penduduk di wilayahnya sudah 5.000 lebih dan pendatang juga mencapai 5.000.
Menanggapi soal pekuburan, Ekti Imanuel mengatakan, segera menanyakan nomenklatur terkait ke pihak Bappeda Kubar. “Soal anggaran kadang terbatas. Kalau boleh (untuk landclearing kuburan), akan kita kasih tahu,” katanya dalam pertemuan yang dihadiri Kasi PMD Kecamatan Barong Tongkok, Santo.
“Jalan Mencimai itu saya tahu persis. Dulu bolak balik ada yang usulkan. Sejak jaman pak Thomas, saya sudah biasa membantu mendapatkan anggaran. Semua usulan akan saya perjuangkan di provinsi, dan kabupaten,” imbuhnya.
Saat reses ini, sejumlah petinggi juga menyampaikan usulan, saran dan apresiasi kepada Ekti Imanuel. Antara lain, Petinggi Ongko Asa Bagun, Petinggi Ngenyan Asa Pinus Roni, dan Petinggi Juaq Asa Adrianus.
Hadir juga dalam reses tersebut, Humas Polse Barong Tongkok Aiptu Dwi Y, Perwakilan Koramil 0912-13 Barong Tongkok, Peltu Momo Tharmo. #Sonny Lee Hutagalung