Ajarkan Santri Kerja Keras dan Ketangguhan Mengejar Mimpi
BALIKPAPAN – KABARKUBAR.COM
Rusmadi bersilaturrahmi di Kilometer 15 itu bersama KH Abdurrahman Hasan selaku Pembina Pondok Pesantren Moderen Asy Syifa Karang Joang. Dalam kesempatan ini, is bersama rombongan menyempatkan diri berdialog dengan santri setempat.
Rusmadi juga melaksanakan salat dzuhur berjamaah. Ia didampingi Imam Mundjiat, salah satu tokoh Kota Balikpapan yang tidak diragukan lagi sepak terjangnya dalam dunia politik sebelumnya menjabat Ketua DPD PDIP Kaltim. “Bahwa sebuah pendidikan adalah penting, sebagai bekal hidup yang lebib baik,” ungkapnya kepada santri-santri.
Rusmadi kemudian menceritakan sejarah hidupnya, yaitu ketika dirinya yang berasal dari seorang anak keluarga sederhana. Untuk bisa bersekolah, Rusmadi bercerita, dia harus berjualan es dan jualan balon keliling.
Toh, keadaan itu menempa dirinya memiliki mimpi besar dan membuatnya tangguh dalam menghadapi setiap persoalan. Dengan ketekunan dan kerja kerasnya itu, mengantarkan dirinya memegang jabatan tertinggi birokrasi di Provinsi Kaltim, yakni Sekdaprov. Bahkan ia bisa bersekolah sampai gelar doktor dari University of Philipine.
Mendengarkan hal itu, para santri dan santriwati menyambutnya dengan tepukan tangan yang gemuruh. Rusmadi juga menyampaikan rasa bangga dan kagum atas semangat seorang KH Abdurrahman Hasan untuk mengelola pesantren yang cukup visioner. “Seorang pemimpin memang harus visioner dan penuh keihlasan agar perjuangannya mendapatkan amal baik dihadapan Sang Pencipta,” jelasnya.
Rusmadi sebelumnya juga sebagai seorang guru, bahkan pernah menjadi kepala sekolah di Tunas Kelapa. Sehingga dunia pendidikan bukanlah hal baru bagi dirinya.
Seorang santri kelas II Aliyah Ponpes Moderen Asy Syifa, Dedi Darmawan mengharapkan, agar ke depan sekolahnya dapat lebih baik lagi. Termasuk bangunan asrama dan masjid pembangunannya dapat diselesaikan demi kelancaran proses belajar.
Pembina Ponpes Moderen Asy Syifa KH Abdurrahman Hasan menyampaikan, Kampus II Karang Joang Km 15 bediri sejak tahun 1994 memiliki sekira 500 santri dan santriwati. Masih membutuhkan fasilitas yang memadai. “Agar proses belajar mengajar berjalan bangunan masjid sementara dipakai untuk belajar. Dikarenakan ruangan kelas tidak mencukupi,” ungkap kyai. #Achmad Yusuf