Dari Konsultan Proyek Aceh, Menangani Proyek di Kubar dan Terjun ke Politik

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Politisi Partai Demokrat, Marulam Manihuruk, akhirnya menuai hasil dari Pemilu tahun 2019 lalu. Lewat proses Pergantian Antar Waktu atau PAW, ia duduk sebagai Anggota DPRD Kabupaten Kutai Barat untuk periode 2019-2024. Lantas seperti apa kisah hidup seorang Marulam Manihuruk?
Pria yang pada 23 Maret 2023 nanti akan berusia 43 tahun ini dilahirkan di Desa Bongkaras, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Anak kelima dari delapan bersaudara dari pasangan Jamulia Manihuruk dan Riahmin Sipayung yang memiliki empat putra dan empat putri.
Sejak kecil ia hidup di desa yang cukup jauh dari Sidikkalang, ibukota Kabupaten Dairi. Mengenyam pendidikan dasar di SD Negeri 030392 Parongil di Desa Tungtung Batu. Kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Silima Pungga-Pungga yang terletak di Kelurahan Parongil, tak jauh dari rumah ia dibesarkan. Terakhir, bersekolah di SMU Negeri 1 Silima Pungga-Pungga yang juga di kelurahan dan kecamatan yang sama.
Tamat SMA, Marulam harus berangkat ke Bandung. Ia harus menempuh waktu empat hari di perjalanan dengan menumpang bus menuju Cicalengka, Kabupaten Bandung. Tinggal di rumah ipar bermarga Sihaloho yang adalah seorang Anggota TNI di Batalyon Infanteri Para Raider 330/Tri Dharma.
Kedatangannya kesana bermaksud mendaftarkan diri sebagai Calon Tamtama TNI AD di Bandung. “Gagal do, alana hurang timbo inna (gagal ternyata, karena kurang tinggi katanya),” ungkap Marulam.
PAW Partai Demokrat Gantikan Paul Vius, Marulam Manihuruk Jadi Anggota DPRD Kubar
Saat itu salah satu syarat untuk menjadi Anggota TNI AD adalah memiliki tinggi badan minimal 160 centimeter. Sementara tinggi badan Marulam waktu itu hanya 158,5 centimeter. “Karejo ma au gabe kenek motor (Bekerjalah saya jadi kondektur) Kobutri jurusan Cicaheum-Majalaya, adong mar tolu bulan (ada sekitar 3 bulan),” kisahnya.
Masih bersemangat dengan tekad menjadi Anggota TNI, Marulam kemudian berangkat ke Jakarta untuk mendaftar sebagai Anggota TNI AL di Mabes TNI AL, Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Sayangnya kembali gagal, dengan alasan kurangnya tinggi badan.
Anak kelima dari delapan bersaudara ini akhirnya mendaftar untuk berkuliah di Universitas Persada Indonesia Yayasan Administrasi Indonesia atau YAI. Jurusan Teknik Sipil menjadi pilihannya pada kampus yang berlokasi di Jalan Pangeran Diponegoro, Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Ia pun mencari kos di daerah Kelurahan Paseban, di kecamatan yang sama dengan kampusnya.
Sambil bekerja sebagai Salesman produk makanan ringan “Asa adong manggarar uang kos, karejo ma au gabe sales (Agar ada untuk membayar uang kos, kerjalah saya sebagai salesman) produk makanan ringan,” cerita Marulam kala itu dipercaya menjabat Ketua Ikatan Muda-Mudi Sidikkalang Dairi di Jakarta.
Kerja keras dan semangat berkuliah mengantarkan Marulam ke sidang skripsi dan lulus di tahun 2006. Begitu dinyatakan lulus, ia pun mempersunting Rosina Tarigan, seorang gadis asal Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Pernikahan diadakan di dua tempat. Adat Batak Toba diadakan di kampung halaman Marulam, dan adat Batak Karo di kampung calon istri.

Tidak lama usai meraih gelar Strata Satu Teknik Sipil, Marulam mendapat kepercayaan untuk turut berkarya dalam sebuah mega proyek. Pada masa Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Fauzi Bowo yang merealisasikan proyek Banjir Kanal Timur.
Marulam menjabat Pelaksana Lapangan pada proyek irigasi dari kawasan Pondok Bambu di Jakarta Timur sampai ke kawasan Marunda di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Sebelumnya, ada senior Marulam di perusahaan itu yang pergi ke Aceh untuk menangani proyek Bantuan Rehabilitasi Rekontruksi Aceh-Nias, Pasca Tsunami tahun 2004.
“Saya dipanggil untuk bergabung di Aceh pada 2007 sampai 2009 menangani proyek perumahan untuk korban tsunami. Membangun jalan, jembatan dan drainase di sana di bawah naungan PT Usaha Sejahtera Manikam,” ungkap Marulam Manihuruk dalam bincang-bincang di kediamannya, RT 6 Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat.
“Dari 2007 sudah diajak ke Kubar oleh teman yang menjabat superitendent (pengawas) perusahaan konsultan. Katanya di Kubar lagi banyak pembangunan. Saya pulang dulu ke kampung, baru ke Kubar. Jadi 2009 tiba di Kubar,” imbuhnya.
Sampai Maret 2009 belum ada kegiatan, dan sempat mau pulang kampung. Dari pada jadi beban bagi teman. Tapi syukur ada salah seorang staf perusahaan PT Teras yang asalnya dari Tanah Jawa, Pemantangsiantar, dia menawarkan untuk posisi Site Manager di perusahaan yang didirikannya.
Waktu itu niat Marulam yang penting bisa bertahan hidup dan punya ongkos pulang. Seberapa saja dikasih gaji ia akan sangat bersyukur tidak jadi pulang, karena sudah betah di Kubar. Proyek pertama yang ditangani, Jalan Dua Jalur Pendekat Bandara Melalan.
“Setelah itu selesai, banyak proyek saya kerjakan. Salah satunya parit tepi jalan dari Simpang Bandara ke Perkantoran, termasuk drainase di tengah jalan dua jalur dan drainase ke pelabuhan royoq,” katanya.
Sebelum pemekaran Mahulu, ada pembukaan jalan di daerah Data Bilang. Juga jalan Muara Pahu ke Penyinggahan, serta Box Culvert. Sampai saat ini tidak terhitung proyek yang saya kerjakan.
“Orang pertama di Kubar ini saya akrab adalah bos saya di PT Teras, almarhun Edi Gunawan yang adalah direktur. Karena saya engginer, saya mengerjakan penawaran dan pelaksanaan di lapangan. Dan juga penagihan, saya banyak bertemu orang-orang baik di PUPR. Mereka baik semua,” kenangnya.

Mulai terjun ke politik, ia menyebut nama Delusius Paulus yang mengajak ke Partai Demokrat. Saat kepemimpinan Paul Vius sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kubar. Jabatan pertama sebagai Wakil Ketua Bidang Pembangunan Infrastruktur, saat itu ada 11 pengurus inti. Di antaranya, Untung Surapati, Stefanius, Roni Patinasrani dan Delusius Paulus.
Kegiatan di partai cukup aktif, akhirnya diberi kesempatan menjadi caleg di 2019 di Dapil 2 dengan nomor urut 6. Perolehan suara terbanyak setelah Paul Vius. “Kami pernah tinggal di Sakaq Tada pada tahun 2010 hingga 2011. Karena istri bertugas di Puskesmas Pembantu di sana sekitar 10 tahun. Sakaq Tada bagai rumah kedua bagi kami,” kata Marulam.
Menurut Poniman Manihuruk, semangat juang Marulam dalam menjalani hidup sangat kuat. Kesederhanaan dan tutur sapa yang lembut menjadi keseharian yang terus diingat sanak saudara, kerabat serta teman-teman di kampung.
Ia pun mengaku melihat keseharian yang sama ditunjukkan Marulam di Kubar. “Tong do songon na di huta hubereng, dang marimbar pangkataion dohot pangalaho, tong do akka na denggan (Tetap seperti yang di kampung kulihat, tidak berbeda perkataan dan perbuatan, tetap semua hal baik),” ujar Poniman, adik Marulam yang pernah setahun tinggal di Kubar pada tahun 2010 dan masih mengingat nama beberapa kampung di Kubar.

Ada cerita dari Arion Sihaloho, yang adalah kawan sebaya Marulam di Desa Bongkaras. Duduk sekelas saat bersekolah di SMP Negeri 1 Silima Pungga-Pungga, Arion mengingat tingginya semangat belajar Marulam. “Dia rajin sekolah, berprestasi dan selalu masuk 10 besar. Semangat belajarnya tinggi sekali,” ujarnya saat ditemui KabarKubar di Dusun II Desa Bongkaras pada Kamis, 2 Maret 2023.
Arion yang menjabat Kepala Desa Bongkaras sejak dilantik pada Rabu, 18 Desember 2019, mengisahkan pertemanannya dengan Marulam yang berdekatan rumah di Desa Bongkaras. Sejak masuk SMP di tahun 1993 hingga lulus tahun 1996, mereka berjalan kaki menyusuri jalan tanah sejauh 3 kilometer.
“Waktu SMA sudah ada mobil punya marga Pardosi, jadi tidak berjalan kaki lagi. Tapi saat SMP masih berjalan kaki,” imbuhnya.

Dari Bongkaras menuju Desa Parongil, ibukota Kecamatan Silima Pungga-Pungga, yang terdapat SMP dan SMA. Setiap hari sekolah, berjuta kenangan di perjalanan pergi dan pulang sekolah. “Kadang cokelat dan jagung orang kami petik untuk dimakan di perjalanan,” kisahnya dengan tawa.
Saat SMA mereka berjauhan. Arion harus tinggal di Sidikkalang, ibukota Kabupaten Dairi. Karena ia masuk di SMA Santo Petrus yang berjarak sekitar 35 kilometer dari Bongkaras. Meski begitu, ia mengakui banyak kenangannya bersama Marulam. Misalnya, mencari kayu bakar di hutan. Turun ke sawah atau ladang, dan berburu burung atau binatang di hutan.
“Orangnya biasa saja, sederhana, selalu perhatian untuk acara-acara adat atau keagamaan. Minggu sepulang gereja, kami kadang ke sawah. Mencari ikan di parit sawah atau sungai kecil.
Mardekke dekke (mencari ikan) pora-pora,” kata Arion, menyinggung kepribadian Marulam semasa remaja hingga dewasa.
Soal kerohanian, Arion mengakui tingginya semangat Marulam. Sebagai pemuda di Gereja Huria Kristen Batak Protestan atau HKBP Bongkaras, mereka aktif dalam kegiatan gereja. Marulam pun terpilih sebagai Ketua Naposo HKBP Bongkaras. Kumpulan Pemuda dan Pemudi dalam struktur Gereja HKBP.
“Kami ada grup WhatsApp Alumni Tahun 1996 SMPN 1 Parongil. Semua memberi ucapan selamat pada Marulam. Karena baru dia dari alumni yang menjadi Anggota DPRD, dan di perantauan pula,” pungkas Arion.

Marulam sendiri mengakui terjun ke dunia politik agar bisa menyerap dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Kubar melalui panggung politik. Yakni, arah penentuan kebijakan pembangunan serta program lainnya yang pro rakyat.
Ia berharap bisa menyalurkan buah pemikiran, keinginan kuat serta pengalamannya, untuk lebih memajukan Kubar. “Ini merupakan bentuk kecintaan saya kepada Kutai Barat. Sebab disinilah saya dan keluarga hidup dan mencari makan. Sudah wajar saya harus menunjukkan bhakti saya untuk Kubar,” katanya
“Saya tidak bisa tinggal diam dan merasa harus mengambil andil untuk lebih memajukan daerah ini,” jelas Marulam yang pernah menjadi Ketua Punguan Marga Parna (Nai Ambaton) Kubar.
Marulam yang duduk sebagai Wakil Ketua Ikatan Keluaga Besar Sumatera Utara di Kubar, menegaskan dirinya tetap memelihara ‘mesin politik’ untuk kontestasi politik di tahun 2024. Jabatan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC Partai Demokrat Kubar yang dipegangnya, menjadi salah satu jalan untuk menghitung potensi.
“Semua tujuan akan dapat tercapai dengan kerja sama yang baik dan saling bahu membahu. Kita harus memberikan aksi nyata untuk kemajuan dan perkembangan Kubar ini,” pungkasnya. #Sonny Lee Hutagalung