Reses Pertama di Lutan, Warga Curhat Proyek SAB Mangkrak

68 views

Pagu Anggaran dan Kontraktor Tidak Diketahui

Reses Anggota DPRD Mahakam Ulu, Agustinus Ding, dihadiri Sekretaris Kampung Lutan Didimus Jenau dan Ketua BPK Lutan Surya Saputra. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

LONG HUBUNG – KABARKUBAR.COM
Masyarakat Kampung Lutan Kecamatan Long Hubung di Kabupaten Mahakam Ulu mencurahkan sejumlah hal yang selama ini mengganjal di hati mereka. Selain akses dari dan ke kampung lain yang cukup sulit, proyek pembangunan sarana air bersih atau SAB menjadi pokok aspirasi. Karena sejak dibangun di tahun 2016 lalu, air tidak kunjung menetes.

“Tidak jelas pertanggungjawaban proyek air bersih di kampung kami,” ungkap Ketua Badan Perwakilan Kampung Lutan, Surya Saputra, Sabtu 10/3/2018 saat Penyerapan Aspirasi Masyarakat atau Reses Anggota DPRD Mahakam Ulu di Amin Ayaq Uma Lutan (Balai Adat) Kampung Lutan.

Ia mengakui baru kali ini ada Reses DPRD di kampungnya. Sejak Lutan masih di bawah Kabupaten Kutai sampai terbentuknya Kabupaten Kutai Barat di tahun 1999, dan Mahakam Ulu ditetapkan sebagai daerah otonomi di tahun 2012, tidak pernah ada Reses Wakil Rakyat. Surya Saputra meminta pihak terkait mengevaluasi keberadaan proyek SAB tersebut. “Itu proyek gagal. Sampai sekarang tidak ada air mengalir,” ungkapnya.

Agustinus Ding sengaja memilih Kampung Lutan Kecamatan Long Hubung untuk lokasi Penyerapan Aspirasi Masyarakat atau Reses, karena belum pernah ada Reses di kampung ini. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Hal yang sama disampaikan Bang Lung, Tokoh Pemuda Kampung Lutan. Menurutnya, warga Lutan seakan disepelekan. Karena tidak ada kordinasi atau informasi kepada masyarakat setempat sebelum proyek dilaksanakan. Mestinya, kata dia, SAB ada tahapannya. Diawali pemberitahuan ke aparat kampung, dan warga akan merespon.

“Kami maunya proyek berjalan dan bisa kami nikmati. Siapa yang kerjakan kami tidak perduli, asal berguna bagi kami. Kami sangat berterimakasih dengan reses ini. Tolong pak dan ibu dewan bisa membantu kami,” ujar pria yang juga  Sekretaris Umum LSM Gerakan Muda Peduli Rakyat.

Pertemuan yang dihadiri lebih dari 100 warga Lutan itu, adalah Reses Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya DPRD Mahulu, Agustinus Ding. Ia didampingi Ketua Komisi II DPRD Mahulu, Uling dan Martin Hat yang duduk di Komisi III DPRD Mahulu.

Dengan suasana santai, masyarakat Kampung Lutan menyampaikan aspirasi dan keluhan kepada 3 anggota DPRD Mahulu di Balai Adat Kampung Lutan, Sabtu 10/3/2018. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Sekretaris Kampung Lutan, Didimus Jenau, mengaku tidak mengetahui berapa nilai anggaran proyek dan siapa kontraktor pelaksananya. Ia berharap air bisa mengalir ke rumah warga, agar proyek itu bisa dinikmati. “Kami tahunya proyek itu mulai tahun 2016. Berapa anggarannya, siapa yang kerjakan, kami tidak tahu. Karena tidak ada plang (papan nama) proyeknya,” katanya.

Menanggapinya, Agustinus Ding mengaku telah lama mendengar keluhan soal tandon-tandon yang tidak mengalir airnya sama sekali di Lutan. Dan proyek SAB belum bisa dimanfaatkan. Tidak adanya plang proyek, membuat masyarakat tidak tahu perusahaan yang melaksanakan dan nilai proyek. “Rakit tempat mesinnya pun sudah tenggelam,” ungkapnya.

Agustinus Ding mengatakan, Reses menjadi salah satu wadah untuk menyatakan aspirasi dan menyatukan persepsi. Misalnya protes atau pertanyaan soal air bersih tersebut. Ia akan membawa keluhan atau aspirasi warga Lutan ke gedung DPRD Mahulu untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya. “Kita mau air bersih bisa segera dinikmati, dan usulan lainnya kami upayakan agar bisa masuk di rencana pemerintah,” ujar pria yang pernah duduk di DPRD Kubar periode 2000-2009.

Soal Speedboat Gratis dan Puskesmas Terapung yang tidak ada keluhan, kata Agustinus Ding, berarti program tersebut berjalan baik dan sukses. “Artinya ada juga yang dikerjakan pemerintah telah dinikmati masyarakat. Jadi tidak boleh juga kita bilang tidak ada,” pesannya.

Pernah duduk di DPRD Kubar periode 2009-2014, Martin Hat menilai harus ada efek jera bagi para pihak yang terkait proyek-proyek bermasalah di Mahulu. Agar tujuan dibentuknya Mahulu tidak melenceng, dan justru menjadi sarana memperkaya pribadi-pribadi maupun kelompok. “Soal proyek air bersih ini harus dipublikasikan, agar bisa dievaluasi pemerintah. Kalau aparat hukum mau menyelidiki, lebih baik lagi,” kata Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini.

Informasi yang didapat KabarKubar, proyek tersebut masuk dalam APBD Kabupaten Mahulu tahun 2015. Melalui Dinas Pekerjaan Umum, dianggarkan senilai Rp593.240.000. Dalam Program Pengembangan Sumber Daya Air, proyek ini bernama Pembangunan Sarana Air Bersih Kampung Lutan. #Sonny Lee Hutagalung

Komentar

comments