DPRD Kubar Telah Ingatkan Pemkab Kubar Memberi Insentif Tenaga Kesehatan

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Sebanyak 749 perawat yang dinaungi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Kutai Barat berharap mendapat insentif. Yakni tambahan penghasilan berupa uang untuk meningkatkan semangat kerja dengan risiko tinggi yang dihadapi saat ini. Meski sudah menjadi tanggung jawab selaku tenaga kesehatan, tugas mereka bertambah di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19.
“Kami berharap adalah penghargaan atas kerja ekstra selama wabah ini. Setidaknya sama dengan daerah lain yang sudah lebih dulu menegaskan ada insentif dan besarannya pun disebutkan,” ujar salah seorang perawat yang bertugas di salah satu Puskesmas Pembantu.
Soal aspirasi para perawat tersebut dibenarkan Ketua PPNI Provinsi Kalimantan Timur, Sukwanto. Ia mengakui ada tugas tambahan setiap tenaga kesehatan selama wabah Covid-19. Tidak hanya di Kubar, di seluruh Kaltim dan Indonesia pun terlihat hal yang sama. “Saya sudah tanyakan juga kepada pihak Dinas Kesehatan Kubar, katanya ada anggarannya,” jelasnya kepada KabarKubar pada Senin, 11 Mei 2020.
Peraih gelar Doktor dari Universitas Brawijaya ini mengungkapkan, ada 12.880 perawat di seluruh 10 kabupaten dan kota di Kaltim. Khusus di dua kabupaten hulu Sungai Mahakam terdapat 930 perawat. Rinciannya, 749 perawat di Kubar dan 181 perawat di Kabupaten Mahakam Ulu.
“Pak Barnabas (Sekretaris Dinas Kesehatan Kubar) mengatakan sudah dimasukkan anggaran untuk semua Tim Covid Puskesmas. Mudahan aspirasi kawan-kawan perawat tertampung dalam anggaran itu,” kata Sukwanto yang pernah menjabat Direktur Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar, dan mantan Camat Siluq Ngurai.

Menanggapinya, Anggota Komisi II DPRD Kubar, Rita Asmara Dewi, mengaku telah menyampaikan aspirasi para perawat dari Gedung Dewan. Dalam Rapat Kerja secara daring atau online di Ruang Rapat Komisi pada Selasa, 28 April 2020 siang. Rapat dipimpin Ketua DPRD Kubar, Ridwai, dan dihadiri sejumlah Anggota Dewan lintas fraksi.
“Saya sampaikan kepada ibu Rita (Kepala Diskes Kubar, dr Ritawati Sinaga), agar segera merealisasikan insentif tenaga kesehatan, termasuk para perawat,” katanya melalui sambungan telepon.
Diakui Politisi Partai Amanat Nasional ini, para tenaga kesehatan harus menjalankan tugas ekstra dengan risiko tinggi terjangkit Covid-19. Tidak hanya mereka yang bertugas di garda terdepan, semua dokter, perawat, dan bidan, juga menghadapi risiko yang sama. “Siapa yang tahu ada pasien berobat di pustu, puskesmas, klinik atau rumah sakit, ternyata terjangkit virus corona. Apalagi yang bertugas di RS HIS, mereka sangat berisiko. Kita berharap, pemerintah segera merealisasikan insentif bagi mereka ini,” kata Rita Asmara Dewi.
Dikonfirmasi terpisah, dr Ritawati Sinaga tidak mau berkomentar banyak terkait para perawat yang bertugas dalam penanganan atau pencegahan covid-19. Disinggung insentif khusus yang diberikan Dinas Kesehatan Mahulu bagi para tenaga kesehatan, ia pun enggan menjawab. “Saya sedang dirawat,” ujarnya singkat melalui pesan pada Selasa, 5 Mei 2020 pukul 13.09 Wita.
Pemkab Mahulu melalui Diskes Mahulu menganggarkan Rp150 ribu untuk tiap petugas jaga Posko Pencegahan Covid-19. Terbagi dari uang makan Rp50 ribu dan Rp100 ribu untuk uang jaga.
“Rp150 ribu itu wajar jika dibandingkan risiko mereka tertular penyakit. Mereka (petugas posko) sudah bisa mandiri, mengorganisasi di kelompoknya. Bisa untuk beli makanan, kopi atau teh, dan itu haknya. Sudah ada aturannya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Mahulu, drg Agustinus Teguh Santoso. #Sonny Lee Hutagalung