Sehari Lebih 400 Pengunjung, Jelemuq Perketat ‘Lagi’ Arus Masuk Pencari Ikan

65 views

Mulai Besok Dibatasi Jumlah Pengunjung

Seorang pengunjung diperiksa suhu badannya, lalu dicatat identitas dari KTP atau SIM, dan ditanya keperluannya masuk ke Kampung Linggang Jelemuq. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

TERING – KABARKUBAR.COM
Tercatat lebih dari 400 orang berkunjung setiap hari ke Kampung Linggang Jelemuq, Kecamatan Tering. Angka itu dilihat dari buku catatan di Posko Pemantauan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 yang dioperasikan sejak Senin, 20 April 2020. Guna meningkatkan pengawasan, Pemerintah setempat akan membatasi lagi jumlah pengunjung atau arus masuk orang ke kampung mereka.

“Barusan ada imbauan dari Pak Camat (Camat Tering, Ismail Panji), agar pengunjung dibatasi lagi. Mulai besok, diperketat dan aturan dibatasi,” kata Imran, Kepala Urusan Pemerintahan Kampung Linggang Jelemuq, dalam rapat di Kantor Pemerintah Kampung Linggang Jelemuq pada Kamis, 23 April 2020 pagi.



Imran mengaku, ada saja warga setempat yang mengeluh. Karena masih banyak orang yang masuk ke kampung dengan keperluan yang tidak penting. Meskipun sejak awal mendirikan Posko Pemantauan Covid-19 di gerbang masuk kampung, petugas medis dari Puskesmas Tering sudah ikut berjaga.

Setiap orang yang masuk dicatat identitas berupa KTP atau SIM, lalu diperiksa suhu badan. Pengunjung ditanya keperluannya, dan dipastikan memakai masker. Sekitar 400 orang yang datang dari pagi sampai sore. Hari pertama Posko beroperasi, ada dua pengunjung yang suhu badannya di atas 38 derajat celcius.

Posko Pemantauan Covid-19 Kampung Linggang Jelemuq, Kecamatan Tering yang didirikan di simpang Pelabuhan Gruti atau SMK Tering. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

“Tapi tidak ada yang melawan saat kami periksa, karena kami bicara lembut. Jika ada yang suhu badannya melebihi 38 derajat, petugas Puskesmas segera melaporkan ke pimpinan,” jelas Imran.

Dijelaskan Kepala Kampung atau Petinggi Linggang Jelemuq, Alexander Yakob, pembatasan arus masuk orang ditujukan khusus kepada para pencari ikan. Sebab dari 400 pengunjung setiap hari itu, 90 persen adalah pencari ikan. Baik yang ingin memancing, menjala, memasang pukat atau dengan bubu atau Seroa.

Petinggi Linggang Jelemuq, Alexander Yakob (kemeja biru), Ketua BPK Kornelius Nyudo, Sekretaris Juriansyah, dan para staf juga menggunakan standar kesehatan dalam berkegiatan di kantor pada Jumat, 23 April 2020. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

“Mulai hari ini kami akan batasi masuknya pencari ikan. Besok akan kami pasang spanduk larangannya. Jika pencari ikan sudah ratusan orang, apalagi bergerombol, sama saja berbahaya karena tidak jaga jarak,”katanya.

Diakuinya, Posko Pemantauan Covid-19 setempat menggunakan standar ditetapkan. Jika tidak menggunakan masker akan ditolak masuk. Pernah ada seorang bapak yang diperiksa dan suhu badannya mencapai 40 derajat, segera diminta pulang. Pernah juga seorang anak sampai 38 derajat, ia meminta sang ayah memulangkan dulu anak itu.

Kantor Pemerintah Kampung Linggang Jelemuq juga menerapkan standar kesehatan di teras, agar para tamu mencuci tangan terlebih dulu. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Meski warga setempat, jika datang dari daerah yang dekat atau masuk zona merah, akan disemprot dulu dengan cairan desinfektan. “Kalau dari daerah Barong Tongkok dan Melak, kami semprot,” ungkap Alexander Yakob.

Ditambahkan Sekretaris Kampung Linggang Jelemuq, Juriansyah, memang kampung mereka sudah jadi lokasi terkenal untuk memancing sebelum ada wabah corona. Terutama di kawasan Tajan yang berada sekitar 200 meter di belakang pemukiman warga. Kebanyakan datang untuk memancing. Tidak hanya dari kampung sekitar, tapi dari kecamatan lain juga banyak.



“Paling banyak pemancing di parit jalan arah ke Kampung Tukul. Kalau yang ke Gabung (Kampung Muyub Ilir), jalannya putus. Banyak juga yang di Sungai Bengkalang yang sudah kami dam tahun 2016 lalu,” ujarnya.

“Memang bagus memancing di Tajan itu, saya biasa banyak dapat ikan disitu. Kalau situasi begini (pembatasan arus masuk orang), saya menjala saja di tepian Sungai Mahakam,” kata Yafet Muchlas, warga Dusun Puan Kampung Linggang Tering Seberang. #Sonny Lee Hutagalung

Komentar

comments