Insentif Serta Bantuan Sarana dan Prasarana Produksi Tetap Diberikan
BALIKPAPAN – KABARKUBAR.COM
Kesejahteraan petani juga menjadi perhatian serius pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim nomor 4, Rusmadi-Safaruddin. Sektor pertanian dalam arti luas, khususnya pertanian pangan, perikanan dan peternakan, bakal terus digenjot. Agar mampu mencukupi kebutuhan pangan daerah ini, sekaligus menyejahterakan para petani, petambak dan peternak.
“Petani harus sejahtera, supaya mereka bergairah dalam bertani,” kata Safaruddin, menyampaikan komitmen pasangan calon nomor 4 dalam pertemuan dengan anggota sejumlah kelompok tani di Karang Joang, Balikpapan Utara, Jumat 23/3/2018.
Menurut mantan Kepala Polda Kaltim ini, Kaltim Swasembada Pangan merupakan salah satu dari 10 program unggulan pasangan calon Rusmadi – Safaruddin “Dasa Cita”. Pemerintah daerah, tegas Safaruddin, harus hadir di tengah-tengah petani untuk menjamin produksi pertanian mereka diserap pasar dengan harga yang layak.
Masalahnya ketika produksi pertanian berlimpah, justru harga jatuh dan petani merugi. Karena biaya produksi tidak sebanding dengan penghasilan. “Ke depan hal seperti itu tak boleh dibiarkan. Pemerintah daerah mesti hadir membantu petani,” kata pria kelahiran Sengkang, Sulawesi Selatan, 10 Februari 1960 tersebut.
Pada bagian lain, gairah petani untuk berproduksi mesti didorong. Sehingga kebutuhan pangan di Kaltim bisa cukup, dan tidak perlu bergantung lagi dengan kiriman dari provinsi lain, seperti selama ini.

Caranya, menurut Safaruddin, pemerintah harus memberikan insentif kepada para petani, baik sebelum maupun setelah mereka berproduksi. Bantuan berupa sarana dan prasarana produksi pertanian mesti tetap diberikan. “Tapi tidak kalah pentingnya adalah menjamin kelayakan harga jual produksi pertanian tadi,” ujar mantan anggota Polri yang merakyat ini.
Soal arah pertanian Kaltim ke depan bila pasangan Rusmadi-Safaruddin terpilih, akan mengutamakan kecukupan pangan pokok, seperti beras, jagung dan singkong. Namun agribisnis dan agroindustri tetap mendapat perhatian. Karena diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kecukupan pangan penting menjadi perhatian, karena sudah terbukti orang bisa bertindak nekat, memberontak, kalau lapar,” kata Safaruddin, menjawab pertanyaan salah seorang petani, Ending.
Petani lainnya, Sumariadi menyampaikan keluhan soal penurunan harga jual singkong. Tahun 2017 berkisar antara Rp80-Rp100 perkilogram, tahun ini merosot tinggal Rp40-Rp50 perkilogram.
Dia menduga salah satu penyebabnya, di Kaltim belum ada pabrik tepung tapioka. Berbeda dengan Lampung, sejak tahun 1993 sudah banyak berdiri pabrik tepung tapioka, yang menyerap produksi singkong petani dengan harga layak. “Sekarang ini banyak anak muda enggan menjadi petani, karena hasilnya minim. Nah kalau rezekinya bagus, pasti banyak generasi penerus yang mau terjun ke sawah,” kata Sumariadi.
Menanggapi hal itu, Safaruddin mengatakan bila Rusmadi-Safaruddin terpilih memimpin Kaltim, maka pabrik tapioka akan diwujudkan. “Mohon doa dan dukungannya,” katanya. #Achmad Yusuf