Siaga Corona, 4 Posko di Geleo Asa Belum Ada Termometer Tembak

8 views

Masker dan Sabun Butuh Tambahan

Pengawasan arus masuk dan lintas orang di Kampung Geleo Asa terus diperketat sejak Rabu, 22 April 2020 dengan mendirikan empat posko. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Masyarakat Kampung Geleo Asa, Kecamatan Barong Tongkok mulai memperketat pengawasan arus masuk dan lintas orang sejak sepekan lalu. Sebanyak empat Pos Komando atau Posko didirikan di empat ruas jalan yang menghubungkan kampung lain. Semangat menjaga kesehatan warga, sayangnya belum maksimal. Peralatan yang dibutuhkan dalam standar kesehatan, belum terpenuhi.



Kepala Kampung atau Petinggi Geleo Asa, Omo Sugianto, mengakui warganya belum dibekali alat yang lengkap dalam bertugas. “Kami belum punya alat pengukur suhu badan digital,” katanya saat ditemui di salah satu Posko Geleo Asa pada Rabu, 29 April 2020.

Posko di RT 4 Kampung Geleo Asa memantau arus masuk dan pelintas orang dari arah Kampung Muara Benagaq, Kecamatan Melak. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Alat yang dimaksud adalah Termometer Tembak yang kini dipakai di pintu masuk kantor, toko, gedung pemerintahan, dan juga posko pemantauan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19. Alat ini dipakai untuk mengukur suhu tubuh, sebagai pencegahan penyebaran virus corona. Termometer ini berbentuk mirip gagang pistol, yang bisa mendeteksi temperatur sebuah objek.

Petugas biasanya akan mengarahkan termometer ke kening orang yang akan diukur suhunya. Sinar laser merah atau Infrared membantu petugas mengarahkan bagian yang ingin diukur. Suhu badan kemudian akan ditampilkan di layar di bagian belakang. Suhu tubuh normal berada pada kisaran 36,5 sampai 37,2 derajat Celcius.



“Jadi kami baru bisa melakukan penyemprotan cairan desinfektan. Kami sediakan juga air dan sabun untuk cuci tangan,” ungkap Omo seraya membantu warganya membenahi palang pintu masuk di Posko RT 2 pada ruas jalan menuju Kampung Ombau Asa.

Ditambahkannya, petugas yang berjaga sukarela di empat posko masih bertugas penuh risiko. Pasalnya mereka belum dilengkapi dengan alat penutup hidung dan mulut atau masker saat memeriksa orang yang masuk atau melintas di posko. “Kami butuh tambahan masker setidaknya 30 lembar untuk petugas jaga di posko,” katanya.

Penjagaan ketat diberlakukan warga Geleo Asa di empat posko pada Rabu, 29 April 2020. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Omo menjelaskan, tiga posko lainnya adalah Posko RT 1 yang mengarah ke Kampung Gemuhan Asa atau Bohoq, Posko RT 3 yang menuju Kampung Muara Asa, dan Posko RT 4 mengarah Kampung Benangaq di Kecamatan Melak. “Saya bikin surat ke Ketua RT, minta petugas jaga 5 orang. Kalau sampai 10 orang, sudah salahi aturan,” ujarnya.

Posko, lanjut Omo, mengutamakan pemeriksaan kepada warga setempat yang keluar atau masuk kampung. Mereka akan ditahan dan diharuskan menyuci tangan. Sedangkan mereka yang sekedar melintasi pemukiman kampung, tidak diwajibkan untuk cuci tangan. “Kami prioritaskan warga kami. Sebab mereka yang tinggal disini. Ada saja yang bandel, bilang tidak perlu cuci tangan, ya tidak juga kami bisa memaksa,” jelasnya.



Kegiatan di Posko ditujukan untuk saling menjaga antar warga, termasuk para pelintas. Soal keterbatasan peralatan, termasuk sabun yang dalam sehari habis dua sampai tiga botol dalam sehari di tiap posko. Karena bertugas sukarela, petugas jaga posko pun tidak diwajibkan berjaga sampai tengah malam. “Tidak ada upah lelah, jadi kami tidak paksakan,” pungkas Omo.

“Ada dua shift (kelompok kerja) yang bertugas di posko. Pertama dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang. Penggantinya nanti sampai jam 10 malam. Selama kami jaga, tidak ada warga atau pelintas yang melawan kalau disuruh cuci tangan,” ungkap Masius yang berjaga di Posko 4.

Poniah mengaku merosot penjualannya bukan karena dilarang masuk ke kampung-kampung untuk menemui langganannya. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

“Penjualan saya berkurang bukan karena dilarang masuk ke kampung-kampung. Bisa kok masuk, asal cuci tangan, disemprot motornya, dan mau diperiksa panas badannya. Memang karena orang-orang pada nggak ada duit,” kata Poniah asal Blitar, penjual sayur dan ikan keliling yang sudah 4 tahun tinggal di Jaras, Kelurahan Barong Tongkok.



Penelusuran KabarKubar, harga Termometer Tembak bervariasi di pasaran. Jika dilihat di situs perbelanjaan sistem dalam jaringan atau online, harga tergantung kualitas masing-masing produk. Di Tokopedia, paling murah dihargai Rp395 ribub sampai Rp700 ribu perunit. Sedangkan di Bukalapak, dijual seharga Rp435 ribu sampai Rp2 juta. Sementara di Shopee, mulai Rp180 ribu sampai Rp2 juta. #Sonny Lee Hutagalung

Komentar

comments