Sadarkan Masyarakat Untuk Tidak Berharap Jadi Pegawai Atau Karyawan Tambang
SILUQ NGURAI – KABARKUBAR.COM
Demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Kecamatan Siluq Ngurai mencanangkan program perkebunan karet. Setidaknya dua hektare pohon karet ditanam tiap kepala keluarga atau KK. Diharapkan empat tahun ke depan akan mulai panen, dan enam tahun berikut setiap KK mampu membeli sebuah mobil.
“Dimulai sejak tahun ini. Kalau program ini berjalan dengan baik, maka kami yakin tahun 2012 mendatang di tiap rumah warga akan parkir sebuah mobil sekelas Xenia dari hasil karet,” ungkap Camat Siluq Ngurai, Sukwanto di ruang kerjanya.
Menurut Sukwanto, program ini dilakukan dengan memanfaatkan lahan tidur yang selama ini terbengkalai dan hanya ditumbuhi tanaman yang tidak produktif. Tim kecamatan juga terus turun ke lapangan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Serta memberikan kesadaran betapa menguntungkan bercocok tanam karet. Sehingga mampu mengangkat derajat kehidupan masyarakat. “Bila sebagian hasil penjualan karet tersebut disisihkan atau ditabung, tidak mustahil tiap KK akan punya mobil,” katanya.
Sukwanto menjelaskan, sosialisasi selama satu tahun ini membuahkan hasil yang mengembirakan. Banyak masyarakat mulai bertanam karet di lahan tidur milik mereka. Hanya saja, pihak kecamatan belum dapat mengumpulkan data luasan lahan yang ditanam.
Tapi berdasarkan pemantauan di lapangan, nampak sekali tanaman karet yang berumur satu tahun tumbuh subur. Selain tanaman karet yang baru ditanam, ada juga tanaman karet yang tumbuh liar di lahan mereka tampak dibersihkan. Terutama yang telah berusia belasan tahun dan dapat diambil getahnya warga setempat.

Alasan pihak kecamatan mencanangkan program dua hektare karet pertahun, katanya, berdasarkan pemantauan dari kecamatan lain di Kubar. Seperti di wilayah Barong Tongkok dan Melak. Pola penanaman karet sangat mudah sekali, dan perawatannya tidak begitu sulit.
Kemudian di Kubar sudah siap beroperasi PT Davco Sendawar Industri. Sebuah pabrik karet yang akan mengambil bahan bakunya dari masyarakat sekitar. Namun yang paling utama adalah pekerjaan menyadap karet tidak memakan waktu lama tiap harinya. Disamping itu, harga jual karet akan terus naik mengikuti harga nominal dolar.
Jika program ini berhasil, dan warga Siluq Ngurai yang berada di 16 kampung menanam karet, maka kesejahteraan masyarakat akan lebih terangkat. Karena saat ini saja dengan harga karet mencapai Rp 4.500 dalam satu bulan, petani mendapat penghasilan sebesar Rp1,8 juta perhektare.
“Jadi untuk dua hektar bisa menabung setidaknya Rp 2 juta perbulan. Oleh sebab itu, kami minta warga merawat karetnya bagaikan seumpama emas berlian,” tutur Sukwanto yang lama bertugas di Rumah Sakit Atma Husada, Kota Samarinda.
Program utama pencanangan perkebunan karet ini, lanjutnya, adalah menyadarkan masyarakat. Untuk tidak terlalu berharap dapat bekerja di perusahaan batubara dan pegawai kantor pemerintah.
“Karena bermimpi dapat gaji besar, padahal dari kebun karet saja menghasilkan hasil yang tidak kalah dengan gaji dari perusahaan atau pegawai kecamatan,” pungkas Sukwanto. #Sonny Lee Hutagalung