Truk Sawit dan CPO Seliweran, Jalan Trans Kaltim Rusak Parah

2144

Ruas Jalan di Muara Lawa Jadi Kubangan

Jalan Trans Kaltim sepanjang 5 kilometer lebih di wilayah Kecamatan Muara Lawa tampak rusak parah dan seperti kubangan kerbau saat turun hujan. Ini adalah titik terparah, yang berada di RT 2 Kampung Cempedas, sekitar 70 meter dari rumah mantan Anggota DPRD Kubar periode 2004-2014, Syang Hay.    SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

MUARA LAWA-KABARKUBAR.COM
Sepanjang 5 kilometer lebih ruas jalan di Kecamatan Muara Lawa rusak parah. Bahkan di belasan titik tampak seperti kubangan kerbau. Akibatnya, pengendara seluruh jenis kendaraan harus ekstra hati-hati saat melintas. Khususnya kendaraan roda dua dan roda empat yang sasisnya rendah, seperti jenis sedan.

“Sejak truk muatan sawit lewat tidak ada henti, ya jalan kami ini rusak begini. Biar hujan, tetap saja lewat. Lama-lama bisa jadi kayak waktu Kutai Barat ini baru jadi kabupaten,” ujar Yohanes (56), warga Kampung Dingin Kecamatan Muara Lawa.



Yohanes yang rumahnya persis di simpang tiga Kampung Dingin-Jalan Trans Kaltim, mengakui tidak hanya truk pengangkut buah sawit yang berbobot berat melintasi di jalan Trans Kaltim itu. Ada juga truk tanki pengangkut bahan bakar minyak, dan juga trailer yang mengangkut barang-barang kebutuhan perusahaan pertambangan batubara. “Tapi truk sawit tidak ada diamnya. Dari Penarung (kampung di Kecamatan Bentian Besar) truk tanki CPO (Cruide Palm Oil) lewat ke pelabuhan di Melak. Dari arah Barong, lewat truk sawit ke pabrik CPO di Jempang dan juga ke Resak 3 untuk dibawa terus ke Tanah Grogot (Kabupaten Paser),” katanya seraya menunjukkan ekspresi kesal.

Keluhan yang sama disampaikan Bibin (36), warga RT 2 Kampung Cempedas. Ibu yang di depan rumahnya tampak kendaraan mengantri melintas di jalan rusak, mengaku kerusakan jalan sudah lebih dari setahun. Ia pun mengakui truk-truk sawit yang tidak ada henti berseliweran tanpa kenal cuaca dan waktu. “Dari pagi sampai subuh lagi, truk sawit banyak lewat. Apa tidak rusak jalan kita ini. Tuh yang paling parah lagi, dekat rumah pak Syang Hay (anggota DPRD Kubar periode 2004-2014),” kata ibu yang telah mendirikan rumah di tepi jalan Trans Kaltim sejak tahun 2005.

Tidak hanya truk pengangkut sawit, banyaknya kendaraan berbobot berat diduga menjadi penyebab Jalan Trans Kaltim rusak parah.    SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Menanggapinya, anggota DPRD Kubar dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Bartolomeus Iku, mengakui telah membahas kerusakan jalan di gedung Dewan. Bahkan, telah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah dari inisiatif DPRD Kubar. Yakni, Raperda tentang Penyelenggaraan Jalan Umum Dan Jalan Khusus Untuk Kegiatan Pengangkutan Batubara dan Kelapa Sawit. “Selama ini belum diatur retribusi khusus untuk truk sawit yang melintasi jalan umum. Kita juga tidak mau menyalahi aturan dalam bertindak, harus ada payung hukum yang jelas,” katanya saat ditemui sedang melintas di jalan parah tersebut.

“Di sisi lain, kita juga mengakui ada peningkatan perekonomian dengan kehadiran bisnis kelapa sawit, termasuk aktifitas pengangkutannya. Jadi kita akan berbuat yang terbaik bagi masyarakat melalui raperda yang kami ajukan itu,” imbuh Iku.

Pantauan KabarKubar.com, ada belasan titik kerusakan di sepanjang 5 kilometer itu. Mulai dari depan Gereja Katolik Paroki Santo Paulus di Kampung Lambing, hingga Simpang Kampung Dingin. Titik terparah kerusakannya adalah di Kampung Cempedas, tepatnya sekitar 70 meter dari rumah tokoh masyarakat setempat, Syang Hay. Begitu juga di Siwo Kampung Muara Lawa, tepat 20 meter dari Pos Polisi Siwo, Polsek Muara Lawa. #Sonny Lee Hutagalung



Komentar

comments