Tetap Totalitas Mengajar Dalam Hidup Super Hemat

LONG APARI – KABARKUBAR.COM
Sudah dua tahun tunjangan bagi para guru di SMA Negeri 1 Long Apari dicabut. Padahal, Tunjangan Khusus Daerah Perbatasan dan Kemahalan itu sangat berarti bagi mereka di daerah perbatasan negara. Sebab biaya hidup yang sangat tinggi dengan harga kebutuhan pokok dan transportasi jauh lebih tinggi dari perkotaan.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala SMAN 1 Long Apari, Oliva Luaq, dua tunjangan tersebut hilang sejak tahun 2019. Sebelumnya, Tunjangan Kemahalan diterima dari Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu senilai Rp2,5 juta perbulan.
Sedangkan Tunjangan Perbatasan diterima dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, setahun sekali sebesar Rp30 juta dengan dipotong pajak.
“Sekarang honor diterima Rp2,8 juta. Dulu sampai Rp3,750 juta dibantu kabupaten. Itu sangat membantu,” ujarnya di ruang kerja pada Selasa, 8 Maret 2022.
Saat ini, ada 12 guru berstatus PNS dan Pegawai Tidak Tetap sebanyak 13 orang. Ditambah tiga guru berstatus honor sekolah. Mereka mendidik 196 murid dalam tujuh rombongan belajar di sekolah yang berlokasi di Kampung Tiong Ohang, Kecamatan Long Apari.

Dijelaskan Oliva, saat ini Tambahan Penghasilan Pegawai atau TPP untuk Aparatur Sipil Negara senilai Rp3,5 juta. Hanya saja, tidak ada perbedaan TPP di perkotaan dan perbatasan negara.
“Sementara harga-harga di sini sangat beda. Apalagi kalau musim kemarau, gula bisa Rp25 ribu dari biasanya Rp20 ribu. LPG 13 kilogram biasa Rp350-400 ribu, kalau kemarau bisa sampai Rp650 ribu,” ujarnya.
Diakuinya, saat rapat bersama Pemerintah Kecamatan Long Apari, beberapa pemerintah kampung telah mengusulkan. Agar memberi honor perbatasan kepada para guru, tapi tak disetujui.
Hal sama diungkapkan para guru yang berstatus PTT. Termasuk tiga guru yang telah mengabdi sejak sekolah ini masih bernaung dalam Yayasan Bina Karya Insan. Yakni Kristianus Bang, Riris Sihotang dan Paren Anyang.
“Sepertinya sudah tidak ada lagi penghargaan buat kami guru ini. Cek sendiri harga-harga di sini. Kenapa hilang tunjangan kemahalan dan perbatasan itu,” ungkap Riris Sihotang, asal Sipoholon di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara yang sudah lebih 15 tahun mengajar di Long Apari.
Oliva menambahkan, para guru tetap menunjukkan totalitas dalam mengajar. Meski terkesan kurang perhatian dari instansi terkait, anak-anak di perbatasan tidak boleh ketinggalan dibanding mereka di perkotaan.
“Kami tetap total dalam bekerja mendampingi anak untuk berprestasi dibanding anak kota. Rasa kekeluargaan yang membuat kami bertahan di sekolah ini,” tegasnya.

Terakhir, ia berharap para murid bertekad untuk memperoleh pendidikan. “Jangan jadikan ketidakmampuan orangtua untuk tidak meraih pendidikan tinggi. Itu omong kosong, sekarang banyak model beasiswa,” pungkasnya.
Meski belum mencatat prestasi luar biasa di dunia pendidikan, SMAN 1 Long Apari telah mencetak banyak generasi sukses. Khususnya mereka yang berasal dari 10 kampung di Kecamatan Long Apari yang berada di perbatasan Indonesia dengan Malaysia.
Lebih dari 20 orang yang diterima sebagai Anggota TNI dan Polri dalam kurun 10 tahun belakangan. Termasuk enam siswa lulusan 2021 yang masuk Bintara Polri di Polda Kaltim. Juga seorang siswi lulusan 2022 yang diterima sebagai Polisi Wanita. #Revandi