Raja di Trek Lurus dengan spesialisasi Kelas 110cc 4 Langkah tune Up Pemula

MELAK – KABARKUBAR.COM
Pembalap Termuda Kalimantan bisa jadi predikat yang patut disandang Yogi Crysta Wijaya. Remaja asal Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat yang memiliki prestasi mengagumkan dan diperolehnya haya kurun waktu enam bulan. Jejeran piala pun terpanjang di bengkel milik ayahnya, di Jalan Kapten Piere Tandean. Kelurahan Melak Ilir.
Diungkapkan sang ayah, Adi Wijaya, semua berawal dari kesukaan Yogi menunggang ‘bebek liar’ di jalanan. Ia pun menyalurkan hobi anak pertamanya itu ke jalur profesional. Dengan mendaftarkan Yogi pada ajang Sendawar Open Race, Bupati Kutai Barat Cup, April 2005 lalu.
Satu piala di kelas E (110 cc 2 Langkah Standar Pemula Lokal Kaltim) direbutnya di final oleh keberhasilannya finish di posisi ke 2. Setelah beberapa hari sebelum gelaran turnamen, berlatih seadanya bersama Yaser Arifin dari Samarinda sebagai partner. Kedunya berlatih di Sirkuit Non Permanen Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Kubar yang menjadi tempat lomba diadakan.
Yogi bersaing dengan sejumlah pembalap kawakan Kaltim seperti Ainur Fazri, Reza Damang dan Kete Fitriansyah serta pembalap-pembalap senior Kubar. Itu tidak membuatnya hanya sebagai peserta, namun kejuaraan ini menjadi tempat awalnya mengoleksi 11 piala.
“Harusnya 12 piala, karena Juara Umum Kejurnas di Sendawar tidak ada piala,” kata Adi Wijaya sambil memperlihatkan piala yang berjejer di atas etalase Scorpion Motor, bengkel motor miliknya di sebelah Bank Pembangunan Daerah Cabang Melak.
Yogi yang lahir di Samarinda, 23 Mei 1992 dan masih tercatat sebagai pelajar Kelas 3 SMP Negeri 2 Sendawar mengaku perolehan pialanya bertambah sebulan kemudian. Karena mengikuti MP U Mild Open Race Samarinda pada 28-29 Mei 2005. Ia berhasil membawa pulang piala setelah di Kelas B (110 cc 4 Langkah tune Up Pemula) meraih Juara II. Pada 25-28 Juni 2005 mengikuti Kertajaya Open Race Cup Tenggarong di posisi dan kelas yang sama.
Dua lagi piala diraih Yogi di Kejuaraan Mahyudin Cup I dengan predikat juara di Kelas B dan A (110 cc 2 Langkah Standar) di Sangatta, 23-24 Juli 2005. Bertarung di beberapa kejuaraan membuat Yogi bertambah yakin setiap akan menjajal trek-trek baru. Walau harus berlomba dengan pembalap-pembalap top Kaltim yang sudah kenyang pengalaman dan memiliki koleksi piala di markas mereka masing-masing.
“Awalnya sih grogi juga harus menyalip para pembalap senior, tapi sekarang tidak lagi,” ujar Yogi kepada Ekstrem sementara mengganti oli mesin motor pelanggan bengkel mereka.

Piala keenam diboyong Yogi dengan Peringkat II dari Kelas B sebagai spesialisasinya, pada Samarinda Pos Open Race di Samarinda, 6-7 Agustus 2005. Di One Mark Race Yamaha Cup Race, kejuaraan bergengsi yang digelar di Samarinda, 14 Agustus 2005, Yogi juga unjuk kebolehan dengan menyandang Juara V di Kelas A.
Di kejuaraan yang lebih bergengsi, Yogi kembali menunjukkan kualitasnya sebagai pembalap muda yang patut diperhitungkan di dunia Road Race. Yakni di Kejuaraan Nasional Balap Motor Seri VI Region IV Kalimantan di Kubar, September lalu, dengan menyabet juara di Kelas E (110 cc 2 langkah Standar Pemula Lokal Kaltim). Juga di Kelas F (110 cc 4 Langkah Tune Up Pemula Lokal Kaltim).
Ia sekaligus keluar sebagai Juara Umum dan mendapatkan sebuah motor Kawasaki Blitz Joy di samping piala dan sejumlah uang pembinaan. Tambahan dua piala diperoleh Yogi hasil jerih payahnya menunggangi motor 110 cc 4 langkah di Kejuaraan Sangatta Racing Team Cup, 2-3 Oktober 2005 tadi.
Kelincahan Yogi saat menarik gas motor memang mengundang kekaguman setiap menjajal trek di berbagai kejuaraan. Seperti pantauan Ekstrem pada Kejurnas Balap Motor Seri VI Region IV Kalimantan di Sirkuit Non Permanen, Sendawar September lalu. Meski di Grid start terlihat kakinya belum menyentuh tanah dengan baik.

Karena memang postur tubuh remaja satu ini masih terbilang kecil sesuai ukuran normal remaja Indonesia. Wearpack yang membalut tubuh, safety shoes dan helm standar pelengkap, menyulap penampilannya bak seorang pahlawan perang tentara Romawi kuno, gagah.
Jago ‘straight track’ atau lintasan lurus juga menjadi julukan bagi penggemar makanan cokelat ini. Banyak orang yang menyaksikan kejuaraan tersebut tidak percaya di saat melihat sosok Yogi melangkah menuju podium untuk menerima piala dalam pakaian biasa. Sebab tidak seperti bayangan mereka ketika melihatnya meninggalkan jauh para pembalap-pembalap senior dan menikung dengan manis di 50 m terakhir lap non permanen itu.
“Wah, saya kira orangnya besar, tahunya imut-imut begini, tapi hebat sekali anak ini,” ujar Yadi, warga Kampung Ongko Asa yang menonton balapan tersebut dengan membayar tiket masuk Rp20 ribu.
Kelincahan Yogi tidak luput dari insiden kecil, seperti terjatuh karena tergelincir di trek. Sebagaimana dialaminya di Yamaha Cup di Samarinda, Agustus lalu. Saat melaju di 125cc dan bertarung dengan H Rihan’s Variza, H Dani dan Kete Fitriansyah yang merupakan jawara-jawara Race di Kalimantan. Namun Yogi masih dapat mengejar ke posisi 5 setelah sebelum terjatuh memimpin di depan para pembalap-pembalap seniornya.
Yogi mengungkapkan, tidak ada jadwal khusus dan jarang latihan. Biasanya baru latihan sesampainya di trek yang akan digunakan dalam suatu kejuaraan yang diikuti. “Latihannya di trek kejuaraan itu aja beberapa saat sebelum partai resmi,” jelasnya dengan mantap.
Seluruh keluarga mendukung karir Yogi di dunia balapan, termasuk sang ibu, Dayang Aspa Sari. Sang ibu menyerahkan seluruhnya kepada TUHAN apapun yang akan terjadi di setiap ajang yang notabene memiliki resiko tinggi. “Memang kuatir, tapi kami pasrah saja pada TUHAN apa yang akan terjadi,” tambah Adi Wijaya.
Ditanya soal pendanaan setiap mengikuti even, Adi mengaku terpaksa mengeluarkan dana pribadi untuk menutupi anggaran wajib. Sedikitnya mencapai Rp7 juta dalam wilayah Kaltim bila membawa dua motor. Rinciannya, pengeluaran, spare part Rp2 juta, bahan bakar dan oli Rp800 ribu, dan transportasi Rp2 juta. Terakhir, Rp3 juta lebih untuk akomodasi serta konsumsi bagi satu pembalap, manager, mekanik dan dua pit crew.
Jamrud Junior Racing Team Samarinda menjadi ‘sponsor kecil’ yang beberapa even terakhir membantu Yogi di bidang teknis menuju kesuksesan. Sayang belum juga mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait di Kubar. Padahal pretasinya yang bisa dikatakan luar biasa karena diraih dalam waktu singkat dan potensi besar di masa yang akan datang.
“Saya berharap ada kontibusi dari pemerintah untuk mendukung prestasi Yogi yang sudah turut mengharumkan nama Kubar lewat balap motor. Kami butuh dana yang besar setiap mengikuti even,”
Adi Wijaya mengaku telah mendapat tawaran dari Bupati Kutai Timur, Mahyudin. Agar Yogi mau membela Kutim dalam Kejuaraan Daerah yang akan datang. “Kami ingin tetap di bawah bendera Kubar, tapi dana yang besar memungkinkan Yogi bernaung pada pihak lain yang berminat mendanai. Tahun ini masih dua turnamen lagi akan diikuti, kami sangat kesulitan masalah dana,” paparnya.
Harapan Adi wijaya tidak muluk-muluk dengan hasil juara umum pada Kejurnas di Sendawar dan Sangatta. Yang menghantarkan Yogi sebagai salah satu pembalap utusan Kalimantan di Kejurnas Sentul, Jawa Barat pada 20 November 2005 yang akan diikuti pembalap-pembalap profesional Se-Indonesia.
Tanggal 12-13 November 2005 ini tim Yogi, Jamrud Junior Melak, juga akan mengikuti Kejuaraan Suzuki One Make Race Region IV Kalimantan di sirkuit halaman luar Stadion Sempaja Samarinda. Predikat juara di turnamen ini akan menetapkan pembalap yang akan berlaga di Sentul akhir tahun ini. Yogi juga akan menjajal Sirkuit Kemayoran, Jakarta. #Sonny Lee Hutagalung