Jual Objek Wisata, Tanjung Soke Harap Nilai Dana Desa Naik

70 views

Bangun 3 Sarana Umum di Tahun 2018

Kondisi jalan tanah dari dan ke Kampung Tanjung Soke yang cukup sulit dilalui di musim penghujan. Gambar Diambil Dari Situs YANAREBANG.BLOGSPOT.COM

BONGAN – KABARKUBAR.COM
Pemerintah Kampung Tanjung Soke di Kecamatan Bongan, mengedepankan pariwisata sebagai Program Inovasi Desa di tahun 2018 ini. Meski berada di daerah pelosok, kampung yang disebut juga Gerunggung ini bertekad dapat memajukan desa dari sektor pariwisata dimilikinya. Dan dapat mengangkat taraf ekonomi 250 jiwa dalam 35 kepala keluarga yang ada.

Diungkapkan Kepala Kampung Tanjung Soke, Hariansyah, pihaknya menampilkan pariwisata dengan merawat dan membenahi situs yang ada untuk meningkatkan penghasilan desa. Sebab untuk membuka sektor lainnya tidak mudah. “Lahan warga kebanyakan berstatus HPL (Hak Pengelolaan Lahan dan KBK (Kawasan Budidaya Kehutanan), jadi bergerak di pariwisata saja,” katanya di sela acara Bursa Inovasi Desa, Kamis 22 November 2018 di Gelanggang Olahraga Desnan, Barong Tongkok.



Soal objek wisata yang akan dikembangkan, Hariansyah menyebut lokasi kuburan Suku Dayak Luwangan. Yang Lungun berusia ratusan tahun. Berupa peti dijunjung batang kayu berukiran khas motif Suku Dayak Luwangan. Jauh sebelumnya, di setiap Lungun terdapat tulang-tulang manusia yang sudah meninggal. Ada di dalam Klering, dijunjung sebuah guci berisi yang berisi tulang-tulang manusia sejak ratusan tahun lalu.

Warisan budaya leluhur tersebut, jelasnya, diharap bisa dijual. Meskipun akses ke Tanjung Soke cukup sulit dengan jalan tanah berjarak sekitar 32 kilometer dari ibukota Kecamatan Bongan. Secara geografis, kampung ini berbatasan dengan Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Pasir Utara. Kampung tua yang berdiri atas Keputusan Gubernur Tahun 1972 itu berada di kawasan Gunung Meratus. “Cuma tiga jam perjalanan ke PPU, dan lebih dekat ke Balikpapan,” ungkap Hariansyah.

Kepala Kampung Tanjung Soke, Hariansyah. LILIS SARI/KABARKUBAR.COM

Ditambahkannya, Tanjung Soke yang memiliki luas 19.909 hektare, melaksanakan tiga proyek pembangunan yang didanai dari Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Pusat. Ketiga proyek bernilai total Rp800 juta lebih itu berupa Pembangunan Embung, Pembukaan Jalan Tani, dan Pembangunan Lapangan Voli. Progresnya sudah mencapai 75 persen dan menunggu pencairan di tahap ketiga. Tiga proyek saja.

“Terlalu banyak (proyek) juga tidak cukup dana dan supaya kelihatan hasilnya. Kami harap Pemerintah Pusat menambah dananya, untuk membantu desa-desa. Sekarang cukup tidak dana dari Pusat ya kita cukupkan,” kata Hariansyah.

Warisan budaya leluhur di Kampung Tanjung Soke yang layak jual sebagai objek wisata budaya di Kecamatan Bongan. Gambar Diambil Dari Situs YANAREBANG.BLOGSPOT.COM

Hal itu diungkapkannya akibat tingginya operasional pembangunan dengan geografis Tanjung Soke yang terpencil. Untuk mengangkut material pembangunan bisa semalam di perjalanan. Ia mengakui warganya mendapat pasokan listrik desa yang dibangun dari Dana Desa pada tahun 2015 lalu. Beruntungnya, warga tidak ditagih pembayaran. Karena untuk bahan bakar ada dukungan dari perusahaan. “Jika kampung lain butuh Rp1 juta, kami bisa Rp3 juta. Banyak dana keluar untuk biaya tidak terduga,” jelasnya.



Berada di daerah terpencil ada saja keluhan warga. Namun ia memaklumi dengan kondisi yang ada di Tanjung Soke. “Ada yang bisa mengerti dan ada yang tidak. Kita tampung saja keluhan. Tapi sebagai pemimpin, wajar kita dikritik untuk lebih baik bekerja mewujudkan Indonesia Hebat,” pungkasnya.

Kepala Bidang Pemerintahan Kampung dan Kelurahan pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kubar, FX Sumardi, berharap ada inovasi dari setiap pemerintah kampung. Dengan melihat kondisi atau potensi yang ada di wilayah masing-masing. Setiap kampung diyakini ada potensi yang bisa digali untuk meningkatkan penghasilan warga maupun kampung itu sendiri. “Pemerintah akan mendukung setiap program yang mengedepankan kepentingan masyarakatnya,” ujarnya. #Lilis Sari/Advertorial

Komentar

comments