Pakai Ritual Adat Dayak, Redo ‘Dikembalikan’ Lewat Iwan

288 views

Duduk di Pondok Tua di Lembo Ipir

Kalistus Redo (16), yang hilang selama 4 hari di hutan, akhirnya ditemukan selamat dan ramai didatangi sanak saudara, sahabat di rumahnya, RT 1 Kampung Geleo Baru, Kecamatan Barong Tongkok. PETRUS BIEN-FACEBOOK/KABARKUBAR.COM

BARONG TONGKOK-KABARKUBAR.COM
Empat hari menghilang, Kalistus Redo (16) akhirnya ditemukan pada Kamis, 17 Agustus 2017 sekira jam 7 pagi. Meski terlihat bengong, Redo tampak sehat. Untuk memastikan kesehatannya, Redo pun pagi ini telah dibawa ke Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar. Rumah Redo, putra dari Romianus (35) dan Elis (30), pun dipadati keluarga, sahabat dan warga Kampung Geleo Baru dan sekitarnya.

Diungkapkan Kakek Redo, Tusin (47), remaja tampan yang duduk di Kelas 10 SMA Negeri 4 Sendawar, ditemukan oleh Iwan (45). Saat mencari durian di Lembo Ipir, Iwan melihat Redo sedang duduk di depan sebuah pondok tua. Lokasinya di bawah kaki Gunung Layung, berjarak sekitar dua kilometer dari pemukiman Kampung Geleo Asa. Antara Kampung Geleo Asa dan Kampung Ongko Asa.


“Redo memegang parang dan durian. Kondisi fisiknya baik, dengan baju dan celana terlihat kering. Pak Iwan langsung bawa pulang naik motor dari daerah pondok itu ke rumah Pak Yosep di daerah Malikng,” ujarnya.

Diakui Tusin, belum ada keterangan dokter soal kondisi Redo. Tapi secara kasat mata, kondisi Redo tampak baik. Meski belum bisa ditanya soal keberadaannya selama empat malam, Redo masih mampu berkomunikasi dengan baik kepada sanak saudaranya dan warga lainnya. “Orangtua Redo juga masih syok, jadi belum bisa kita tanyai cerita bagaimana Redo sewaktu hilang. Maaf ya pak wartawan,” katanya.

Soal ditemukannya Redo yang adalah anak sulung dari tiga bersaudara, Tusin mengakui ada ‘pertolongan’ dari arwah para leluhur. Sebab selama dua hari ini telah dilakukan bermacam ritual adat Dayak Tunjung dan Benuaq. Seperti ritual Belian Bawo, Nyawar, Pejajar dan Bebawar.

“Petunjuk kami terima dari Pemeliatn (Pemimpin Ritual), Redo diganggu dan dibawa roh halus. Kami buat kesepakatan dengan roh halus, kami harus bikin sesaji, baru Redo dikembalikan,” ucap Tusin.

“Kami bikin sesaji berupa lemang, nasi ketan atau pulut, telor ayam dan seekor ayam jantan. Kami juga potong babi di lokasi dan persembahkan kepada mereka ‘roh halus’ itu,” imbuh Tusin.

Upaya pencarian Kalistus Redo oleh masyarakat di kawasan kaki Gunung Layung antara Kampung Ongko Asa, Muara Asa, Geleo Asa dan Ombau Asa. PETRUS BIEN-FACEBOOK/KABARKUBAR.COM

“Akhirnya doa-doa kita semua dikabulkan TUHAN. Sudah berapa hari ini, banyak orang mendoakan supaya Redo bisa ditemukan. Syukur pada TUHAN,” ujar Rina, warga Geleo Baru.

Diberitakan sebelumnya, sudah dua hari Kalistus Redo belum juga kembali ke rumah. Remaja tampan ini, tidak kembali saat mencari durian di kawasan hutan antara Kampung Geleo Baru dan Ombau Asa, Kecamatan Barong Tongkok. Sedangkan empat rekannya yang bersamanya masuk ke hutan pada Minggu, 13 Agustus 2017 sekira jam 8 malam, sudah kembali ke rumah masing-masing.

Sejak kemarin pagi, ratusan orang berusaha mencari keberadaan Redo. Tidak hanya warga setempat, Polisi yang telah menerima laporan kehilangan pun turut masuk ke hutan untuk mencari Redo. Personil TNI dari Kodim 0912/Kubar juga ikut terlibat dalam pencarian hingga sore ini.

“Dia tersesat dan hilang di seputaran Lembo (kawasan kebun buah) durian, hutan antara Geleo dan Ombau. Semoga cepat ditemukan,” ujar Tusin (47) pada Selasa, 15 Agustus 2017 melalui sambungan telepon.


Kehilangan Redo yang kelahiran 21 Oktober 2001, juga menjadi perbincangan hangat di media sosial Facebook. Tidak sedikit yang mengenal remaja ini, membahas soal kronologi hilangnya. Misalnya akun Midun Geleo Baruu, yang merasa tidak yakin Redo bisa tersesat di hutan itu. “Tidak mungkin tersesat, soalnya sudah biasa korban melewati hutan itu,” tulisnya.

Perkiraan Midun dikuatkan akun Alfredo Sayeed Alfayeed. Ia meyakini Redo tidak mungkin tersesat dengan 2 analisanya. Yakni, Redo putra asli setempat dan hutan atau Lembo itu berada di tengah Kampung Geleo Baru, Geleo Asa, Ongko Asa, Ombau Asa, Ngenyan Asa dan Gemuhan Asa atau Bohoq.

“Kemungkinan terbesar selain akibat tensi (darah tinggi karena makan durian, lalu pingsan) seperti kata Erni Sebilang itu, ya binatang, terutama ular. Mudahan keduanya tidak,” ujarnya.

Sedangkan akun Alexius Edi Ijoq, menduga ada mahluk gaib yang membuat sibuk para warga. “Bisa baq luluq seketaq yaq pekaur (Mungkin ada mahluk halus yang menyibukkan),” katanya.

Akun Arie Najma mengaku mendapat informasi dari Tante Redo, jika salah seorang keluarga mereka pernah hilang di lokasi yang sama. Namun berhasil ditemukan kembali dalam keadaan selamat setelah seminggu dicari.

“Semoga aja kali ini pun ketemu dengan selamat. Kita hanya gak bisa bantu nyari nih, hanya bisa bantu berdoa saja, agar sodara kita itu bisa ditemukan segera. Kasihan keluarganya sudah menunggu kepulangannya…amin,” harapnya. #Andry Anhar


Komentar

comments