Berjuang di Perantauan, Sirait Bentuk Wadah Persaudaraan di Kubar

147 views

Saling Menasehati, Tolong Menolong dan Mendoakan di Tanah Dayak

Punguan Toga Sirait di Kabupaten Kutai Barat, adalah perkumpulan persaudaraan mereka dari garis keturunan leluhur, Sirait, yang memiliki tiga anak, yakni Sirait Siahaan, Sirait Siagian dan Sirait Nalomlomon. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

SEKOLAQ DARAT – KABARKUBAR.COM
Bertekad untuk hidup bersama di Tanaa Purai Ngeriman, 15 Kepala Keluarga bermarga Sirait membentuk wadah berkumpul dan bermufakat. Punguan (Perkumpulan) Toga Sirait di yang beranggotakan sekitar 60 jiwa ini dikukuhkan sebagai tempat bertukar pikiran, musyawarah dalam kekeluargaan sesama ‘Anak Rantau’. Yang merupakan Pinompar atau keturunan dari leluhur, Sirait, sebagai garis ke enam dari Si Raja Batak.

“Punguan ini merupakan wadah kami berkumpul sesama keturunan Toga Sirait yang mencari kehidupan di ‘Tanah Dayak’, khususnya di Kabupaten Kutai Barat. Agar kami bisa saling menasehati, tolong menolong dan mendoakan,” ujar Lisjon Sirait, yang dipilih menjadi Ketua Punguan Toga Sirait, Boru, Bere Dohot (dan) Ibebere Sendawar Sekitarnya, Minggu 18/3/2017 di Sekretariat Punguan Toga Sirait, RT 05 Kampung Sekolaq Joleq Kecamatan Sekolaq Darat.

Lisjon yang bekerja di sektor wiraswasta ini mengakui, Punguan Toga Sirait ini baru disahkan dibentuk. Namun sebelumnya, mereka yang merupakan keturunan Toga Sirait, telah lama berkumpul dan berdiskusi. Serta melaksanakan adat budaya Batak, sebagaimana biasa dilaksanakan di tanah kelahiran para leluhur.

Hidup di perantauan, Pinompar (keturunan) Toga Sirait tetap mengajarkan anak-anaknya untuk mengikuti tatanan adat dan budaya leluhur di Tanah Batak. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

“Sama seperti Punguan Toga Sirait di Kota Samarinda yang lebih dulu telah dikukuhkan, dan berjalan dengan baik. Kami harap, wadah kami ini juga berjalan baik dan bermanfaat bagi semua anggota,” jelas Lisjon usai Pengukuhan Pengurus Punguan Toga Sirait periode 2018-2020.

“Kami akan mengedepankan prinsip ‘Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung. Artinya menghormati adat budaya asli di Kubar tercinta ini, dan suku-suku lainnya. Kami juga bertekad untuk ikut membantu dan mendukung jalannya pembangunan Kubar,” tegas Lisjon dalam acara yang sekaligus dirangkai Pesta Bona Taon dan Pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Punguan Toga Sirait.

Terpilih sebagai Sekretaris Punguan Toga Sirait ini, Nurmaida Manullang menambahkan, perkumpulan ini untuk lintas agama. Diharapkan semua anggota dapat tetap menjaga kekompakkan dan rasa kebersamaan. Serta semakin akrab dan dapat bekerjasama yang melahirkan ide-ide positif. “Bagi siapa saja yang masih pinompar Toga Sirait dan berada di wilayah Kubar, bisa mendaftarkan diri dan keluarganya pada kami,” imbuh Nurmaida yang ibunya bermarga Sirait.

Menjadi wadah persaudaraan untuk saling tolong menolong, menasehati, menyemangati dan mendoakan, Punguan Toga Sirait di Kabupaten Kutai Barat menjunjung tinggi prinsip ‘Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung’. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Rugun Sirait selaku bendahara, berpesan agar seluruh anggota saling peduli dan mendukung kemajuan perkumpulan. Saling memberi semangat, dorongan dalam hal-hal yang baik, demi mencapai tujuan bersama. Sekali sebulan, dijadwalkan berkumpul untuk silaturahmi dan membahas hal-hal yang perlu dicari jalan terbaiknya. “Hidup di perantauan ini, harus saling menasehati dan membantu satu sama lain,” katanya.

Acara sukacita Toga Sirait kemarin, didahului dengan siraman rohani. Melalui ibadah yang dipimpin Pendeta Darmuis, Gembala Gereja Gerakan Pentakosta Kampung Linggang Mapan Kecamatan Linggang Bigung. Dengan tema “Hendaklah Kamu Sehati Sepikir Dalam Hidup Bersama” yang diangkat dari Firman TUHAN dalam Roma 12:16. Agar para anggota Punguan Toga Sirait Sendawar Sekitarnya ini rukun dan menjadi panutan bagi orang lain.

Usai ibadah, Pesta Bona Taon diisi rangkaian acara yang menampilkan adat budaya Batak. Salah satunya menari Tortor dan bernyanyi lagu-lagu Batak yang diiringi musik tradisional. Kemeriahan tampak, meski dalam kesederhanaan. Acara diakhiri dengan ramah tamah yang diselingi aksi olah vokal, baik solo, duet dan trio. #Sonny Lee Hutagalung

Komentar

comments