Bantuan Perikanan di 10 Kecamatan Pesisir Berhasil
BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Bantuan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat kepada pelaku usaha perikanan terus diupayakan untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Terlebih di tengah terpaan pandemi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19. Melalui Dinas Perikanan, beragam bantuan sarana budidaya ikan diberikan kepada kelompok pembudidaya dan pengusaha perikanan di 10 kecamatan wilayah pesisir.
“Bantuan berupa alat tangkap, keramba, bibit ikan, serta pakan,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Kubar, Stepanus Alexander Samson, melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Pembudidaya Perikanan pada Diskan Kubar, Jakaria, pada Minggu, 23 Agustus 2020.
Dijelaskannya, tahun 2020 Diskan Kubar mendatangi 20 kelompok pembudidaya dan pengusaha ikan. Dari 10 kecamatan pesisir, masing-masing dua kelompok yang didatangi. Guna memastikan sejauh mana manfaat dari bantuan yang diberikan pemerintah tersebut.
Dinas juga menyampaikan pesan dari Kementerian Kelautan Dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Agar kelompok perikanan yang telah menerima bantuan dari pemerintah, harus menyampaikan laporan perkembangan usahanya.
“Apa pun itu (perkembangan budidaya), harus dilaporkan. Itu hasil rapat bersama Dirjen Perikanan Tangkap pada Juni 2020 lalu. Setiap kelompok yang menerima bantuan, harus melaporkan,” tegasnya melalui Kepala Seksi Pembinaan Dan Kelembagaan Perikanan, Berkat David Sinaga.
Menurut David Sinaga, penerima bantuan dinilai berhasil. Meski ada saja yang tidak berhasil dan hanya sebagian kecil. Di lima kecamatan dinilai cukup memuaskan hasilnya. Yakni Kecamatan Penyinggahan, Muara Pahu, Jempang, Tering dan Long Iram. Karena memang pada dasarnya perikanan sudah menjadi usaha sehari-hari warga setempat.
Misalnya di Penyinggahan, dimana cukup bagus perkembangan ikannya. Hasil panen ikannya, dalam satu kilogram bisa tiga ekor ikan. “Mereka sangat senang terima bantuan. Tapi kami minta tolong dilaporkan perkembangannya. Yang jelas harus ada dampak positif ketika menerima bantuan,” jelas David Sinaga.
David Sinaga berharap penerima bantuan menyampaikan juga kendala yang membuat usaha tidak berhasil. Sebab beragam kendala biasa dihadapi para pembudidaya. Ada yang beralasan tidak punya keahlian, dan kematian ikan secara massal. Ada yang kesulitan untuk menyembuhkan ikan yang sakit. Sementara yang di Sungai Mahakam, ada kendala tersendiri yang disebut air bangar.
Kendala lain, pakan yang diberikan tidak cukup. “Memang kita stimulan saja, tidak membantu sampai panen. Biasanya kita bantu pakan selama sebulan, dan selanjutnya mereka usahakan sendiri. Nah, kadang mereka mengeluh soal itu (kekurangan pakan ikan). Padahal kami sudah menjelaskan jika bantuan hanya stimulan,” katanya. #Sonny Lee Hutagalung