Minggu, Mei 19, 2024
Beranda blog Halaman 254

Aturan Leluhur Mulai Pudar, 7 Kepala Adat di Hulu Mahakam Satukan Suara

Warga Adat Suku Flores Ikut Musdat

Para penari yang turut memeriahkan Pembukaan Musyawarah Adat di Kecamatan Long Hubung pada Rabu, 9 November 2005. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

LONG HUBUNG – KABARKUBAR.COM
Para kepala adat di hulu Sungai Mahakam mengadakan musyawarah adat (musdat) di Kampung Long Hubung, Kecamatan Long Hubung. Selama tiga hari, 9 -11 November 2005, Kepala Adat Besar tujuh kecamatan berkumpul guna merumuskan peraturan dan ketentuan dalam adat istiadat suku Dayak Bahau. Diprakarsai para kepala adat Se-Kecamatan Long Hubung dan Laham.

Selain kepala adat kedua kecamatan, hadir juga lima kepala adat besar kecamatan lainnya. Yakni Tering, Long Iram, Long Bagun, Long Pahangai dan Long Apari. Mereka menjadi perwakilan para kepala adat kampung di wilayah masing-masing. Tidak ketinggalan, sejumlah tokoh adat dari suku lain juga ikut dalam musdat itu. Seperti suku Flores, Jawa dan Dayak Bekumpai yang telah hidup berdampingan dengan Dayak Bahau beserta sub-sub sukunya.



Menurut Kepala Adat Kampung Long Hubung, Petrus Hibau Yeq, musdat ini untuk menegaskan kembali pentingnya peraturan adat yang mulai pudar nilai-nilainya. Khususnya kurun waktu 15 tahun belakangan. Agar putra-putri Dayak mengerti apa yang tertuang dalam adat istiadatnya. Sebab banyak dari mereka meninggalkan kampung halaman sekian lama untuk menuntut ilmu jauh ke kota. Hingga tidak tahu jelas hukum adat, serta ketentuannya.

Ditambah lagi rasa enggan mereka untuk mempelajari dan memelihara adat serta budaya dayak. “Banyak yang pintar poco-poco, tapi tarian daerah sendiri salah gerakannya. Jadi untuk orang muda, kami akan mengawalinya dari tarian. Agar menarik minat mereka terhadap adat istiadat,” ujarnya Hibau Yeq yang juga Ketua Panitia Musdat.

Hibau Yeq melanjutkan, para kepala adat akan duduk bersama menyatukan pendapat yang selama ini menjadi acuan warga adat di wilayah masing-masing. Pelbagai permasalahan yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengan hukum adat yang berlaku, akan disatukan dalam sebuah keputusan bersama. “Agar tidak ada lagi kebimbangan dalam memutuskan suatu perkara atau ketentuan yang akan dihadapi seluruh warga di kemudian hari,” tegasnya.

Kepala Adat Kampung Long Hubung, Petrus Hibau Yeq. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Di musdat ini ada sejumlah hukum adat yang mengalami pembaharuan. Seperti hukum adat tentang anak, perkawinan dan kelahiran. Ini dilakukan karena ada beberapa bagian sudah tidak sesuai lagi dilaksanakan di era sekarang. Mengenai harga-harga barang yang digunakan sebagai mahar atau denda dalam suatu perkara, juga perlu diperbaharui.

Seiring perkembangan daerah dan barang tersebut yang semakin langka. Benda yang biasanya dipergunakan sebagai mahar berbentuk guci, yang dalam bahasa Dayak Tunjung, Benuaq dan Bahau disebut Antang. Juga ada yang berbentuk gong, yang dalam bahasa Bahau disebut Agung.

Adapun Antang, memiliki harga yang berbeda sesuai corak atau bentuk ukiran serta ukurannya. Ada enam jenis Antang yang ditampilkan di tengah lapangan tempat acara pembukaan dilangsungkan. Antara lain Antang Biasa, Antang Tali Lima, Antang Kembawai, Maung Hudo, Gusing Tajan serta Mekau yang memiliki tiga jenis. Yaitu Mebang Pitai, Mebang Utin dan Mebang Biasa. Agung memiliki dua jenis yaitu Agung Papan dan Agung Biasa.

Bupati Kutai Barat, Rama Alexander Asia, mengikuti prosesi adat dalam Musyawarah Adat di Kampung Long Hubung, Kecamatan Long Hubung. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Ditambahkan Hibau Yeq, sesuai hasil keputusan Musdat di Long Bagun beberapa waktu lalu, menetapkan harga uang pengganti untuk sebuah Antang terendah sebesar Rp 100 ribu. Sedangkan untuk gong senilai Rp 10.000 perjengkal atau kilan. Nilai itu dinilai sudah tidak tepat untuk saat ini. “Mungkin di daerah seperti Sendawar bisa, tapi di hulu ini sudah tidak cocok,” ujarnya.

Pembukaan Musdat ditandai pemukulan gong oleh Bupati Kubar, Rama Alexander Asia. Bersamaan memukul tambur sepanjang hampir enam meter oleh Wakil Ketua DPRD Kubar, Juan Jenau. Tarian pun dipersembahkan para penari dari beberapa kampung, dan gadis-gadis cantik dari Kampung Data Bilang. Juga anak-anak warga Kampung Tripari Makmur asal suku Flores yang telah belasan tahun berdiam di SP I melalui program transmigrasi.

“Selama kami tinggal di tanah Dayak ini, tidak pernah mendapat masalah, semua orang ramah dan menghargai kami. Kami menerima semua sanksi ataupun peraturan hukum adat yang berlaku, karena sekarang kami juga warga adat Dayak,” jelas Petinggi Tripari Makmur, Yakobus Naif dan Yohanes Oky selaku Staf Adat Kampung Tripari Makmur.



Bupati Kubar mengatakan, musdat ini merupakan bukti implementasi dari visi Kubar selama lima tahun. Yaitu ‘Terwujudnya Kubar Yang Terbuka Masyarakatnya Maju Yang Berbasiskan Lingkungan Hidup Yang Lestari Budaya Adat Yang Luhur Dan Dinamis’. Adat budaya yang luhur dan dinamis ini merupakan landasan masyarakat Kubar dalam menuju ataupun mencapai kemajuan ke depan. “Dengan begitu tidak terjadi kemunduran atau terkikis adat budaya masyarakat dalam tatanan kehidupan masyarakat Kubar. Kalau itu sampai terjadi maka kita akan kehilangan jati diri,” katanya.

Rama Asia menyerahkan bantuan senilai Rp 10 juta untuk menyukseskan musdat. Juga bantuan kepada pengurus adat suku Flores Tripari Makmur sebagai dana pembinaan kesenian daerah. Bantuan pribadi itu diberikan karena mengetahui panitia hanya bermodal Rp 7,2 juta dan tidak sanggup melaksanakan musdat selama tiga hari yang ditetapkan. #Sonny Lee Hutagalung

Ingin Bentuk Kecamatan Sentawar, 8 Kampung Nyatakan Dukung Rama-Encik

Gelar Pekat Geleo dan Dihadiri 107 Warga Jempang

Rama Alexander Asia dan H Encik Mugnidin menjadi tumpuan harapan warga delapan kampung untuk menjadi satu wilayah kecamatan bernama Sentawar. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Kampung Geleo Asa dan Kampung Geleo baru mengadakan musyawarah masyarakat adat atau sempekat bersama enam kampung di dekatnya. Mereka sedianya bergabung dalam pemekaran kecamatan dari wilayah Kecamatan Barong Tongkok dan Kecamatan Melak. Disepakati, nama kecamatan berisi delapan kampung akan disebut Sentawar.

Selain kedua kampung itu, enam kampung lain adalah Muara Kalaq, Muara Benangaq, Muara Asa, Gemuhan Asa, Ombau Asa dan Muyub Ilir. Mereka pun menunjukkan dukungan moril bagi pasangan Rama Alexander Asia dan H Encik Mugnidin. Keduanya akan bertarung di Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kubar pada Februari 2006 mendatang. Rama dan Encik akan maju sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Kubar periode 2006-2011.

Didahului festival Tari Gantar, Belian Sentiu dan Lagu Rijoq selama delapan hari yang diikuti tujuh dari 18 kampung diundang. Juga diadakan pertandingan voli yang memperebutkan piala Rama-Encik. Sebanyak 107 warga Kampung Tanjung Isuy, Kecamatan Jempang juga ikut ambil bagian sebagai undangan khusus dalam acara ini. Guna menyemarakkan suasana dan berbagi rasa selama empat hari bersama masyarakat Geleo.



Meski harus menempuh jarak hampir 150 kilometer, dengan menumpang sebuah truk dan dua bis yang disediakan panitia. Tujuh puluh orang dari mereka menjadi wakil warga adat suku Dayak Benuaq Jempang untuk menunjukkan kelihaiannya dalam membawakan tari-tarian tradisional Dayak Benuaq.

Saat puncak acara pada Kamis, 27 Oktober 2005, Kepala Adat Geleo Asa, D Langkasan, mengadakan penyerahan Ruratn adat. Berupa sebuah piring putih dan hidangan makanan adat untuk Rama Asia dan rombongan. Serta masyarakat sebagai perjanjian antara Pekat Geleo kepada bupati. Menunjukkan dukungan sepenuhnya untuk Rama-Encik menjadi bupati dan wakil bupati periode mendatang.

Hal itu didasari, kesempatan melihat pembangunan Kubar di masa pemerintahan Rama Asia cukup memuaskan masyarakat. Ditambah dengan adanya deklarasi dan konferensi pers dari koalisi tiga partai. Yakni Partai Damai Sejahtera, Partai Pelopor, dan Partai Demokrat. Didukung juga Partai Demokrasi Kebangsaan di Hotel Grand Victoria, Kota Samarinda pada Rabu, 19 Oktober 2005.

Rama Asia dan Encik Mugnidin menyampaikan orasi politik saat kampanye di Lapangan Sepakbola Sari Jaya, Kecamatan Linggang Bigung. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Soal dukungan partai, diyakini mematahkan isu negatif yang beredar akhir-akhir ini. Rumor berkembang, Rama tidak memiliki partai pendukung sebagai perahu menuju Pilkada Kubar. Kepuasan tersebut ditunjukkan juga lewat syair-syair lagu Rijoq yang dilantunkan dalam bahasa Benuaq, sebelum penyerahan ruratn dilakukan.

Sebelum memasuki Ruratn adat, Rama Asia terlebih dahulu menjalani prosesi adat di panti. Sebuah tempat kecil dari kayu berukuran empat meter -berbentuk terowongan kosong beratap kain warna-warni dilengkapi tempat duduk memanjang sebelah menyebelah- untuk menerima urapan perentangin (pemimpin acara adat di panti).

Diiringi Tarian Gantar, Belian Sentiu dan Arang Jamu, semua prosesi adat hari itu menandakan keseriusan warga dalam tekad mereka untuk mendukung Rama Asia. “Sebab adat ini berisiko tinggi bagi mereka yang mengingkari janjinya. Sebagaimana kepercayaan masyarakat adat suku Dayak Tunjung dan Benuaq,“ kata Rama Asia yang didampingi Wakil Kapolres Kubar, Kompol H Tampubolon dan Camat Barong Tongkok, Faustinus Syaidirahman, serta seorang anggota tim suksesnya, Ridwai.



Dialog masyarakat bersama Rama Asia pun diadakan setelah penyerahan hadiah. Juga piala bagi para pemenang Festival Tari, Belian Sentiu, Lagu Rijoq dan pertandingan voli. Momen berjalan cukup menarik dengan beberapa usulan dan pertanyaan yang diajukan beberapa orang mewakili 500 lebih masyarakat yang hadir.

Rama Asia mengutip syair lagu lama yang dipopulerkan duet Dewi Yull dan Broeri Marantika. Guna menegaskan ’janji’ nya pada warga agar usulan-usulan itu dapat terealisasikan nantinya. “Semua itu akan terwujud bila ada komitmen kita bersama untuk memenangkan pilkada nanti. Yang penting adalah jangan ada dusta di antara kita,“ tegasnya.

Acara ditutup dengan prosesi pemotongan seekor kerbau yang telah disiapkan di tengah lapangan sepakbola Kampung Geleo Asa, tempat acara dilangsungkan. Kerbau yang diikat pada beluntakng -sebuah tiang patung yang baru dibuat sebagai salah satu kewajiban pada prosesi adat- ini selanjutnya di’doa’kan oleh para petinggi adat. Sementara para tamu dan masyarakat setempat bersama para penari mengelilingi kerbau tersebut diiringi musik tradisional. #Sonny Lee Hutagalung

Long Iram Seberang Buka 75 Hektare Sawah, Rama Asia Minta Lahan Tidur Digarap

15 Kecamatan Tidak Punya Lahan Sawah

Bupati Kutai Barat, Rama Alexander Asia, bersama H Encik Mugnidin dan Kepala Dinas Pertanian Kubar, H TImur Luri Saksono, ikut menanam padi di areal persawahan Kampung Long Iram Seberang. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

LONG IRAM – KABARKUBAR.COM
Kampung Long Iram Seberang di Kecamatan Long Iram, telah memulai menanam padi di sawah sejak tahun 1972. Diawali masuknya warga dari etnis Jawa, Bugis, Kutai, Banjar, Timor dan bersama penduduk asli di sana, dari suku Dayak Tunjung dan Bahau. Seluas 75 hektare sawah dibuka oleh dua kelompok tani dan telah berhasil memanen dua kali dalam setahun.

Bupati Kutai Barat, Rama Alexander Asia, mengaku sangat menaruh perhatian kepada bidang pertanian. Sebab ia berlatarbelakang pendidikan sebagai seorang insinyur pertanian dan mengawali karir di Dinas Pertanian Kutai. Ia pun menghadiri tanam padi perdana di lahan sawah yang berjarak empat kilometer dari pinggir Sungai Mahakam pada Kamis, 20 Oktober 2005.



Rama Asia mengimbau petani agar mengembangkan usaha mereka dengan tidak bergantung bertani saja. Guna mengantisipasi resiko kegagalan panen yang mungkin saja terjadi. Dengan mengembangkan sistem pertanian Agribisnis, yang tidak hanya sekedar memenuhi kehidupan petani, namun dapat menghidupi keluarga petani.

“Jangan terbuai oleh alam yang serba ada, maksimalkan lahan yang ada dengan tidak membiarkan hutan semakin ditumbuhi semak belukar,” katanya di kampung yang sejak tahun 2002 telah menanam pohon cokelat seluas 50 hektare dan berhasil panen perdana Agustus 2005 lalu.

Dalam dialog bersama para petani di bawah tenda pinggir persawahan, Rama mengatakan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat memiliki program. Yakni Usaha Kecil Menengah yang ditujukan membantu rakyat dalam pengembangan ekonomi rakyat.



“Buka lahan sebanyaknya untuk dijadikan lahan pertanian, agar menambah penghasilan warga. Bila perlu dibuat peraturan denda bagi orang yang membiarkan lahan tidur, buatlah produktif,” tegas Rama Asia yang datang bersama Staf Khusus, H Encik Mugnidin, Kepala Dinas Pertanian kubar H Timur Luri Saksono, dan Camat Long Iram Harun Al-Rasyid.

Data yang didapat dari Dinas Pertanian Kubar, mengindikasikan perbandingan jumlah yang tidak jauh di enam kecamatan. Yakni lahan padi sawah 3.392 hektare dan padi ladang 14.687 hektare. Rinciannya, Long Iram (662/993), Mook Manaar Bulatn (641/687), Bongan (558/880), Linggang Bigung (523/808), Long Hubung (515/1.121) dan Muara Pahu (503/645). “Ada 15 dari 21 kecamatan yang tidak memiliki lahan padi sawah,” ungkap Kepala Seksi Perluasan Lahan pada Distan Kubar, Tinak.

“Masyarakat sangat berharap perhatian pemerintah lebih memotivasi petani dengan fasilitas-fasilitas untuk memudahkan pekerjaan. Seperti hand tracktor untuk membajak sawah,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Tanam Padi Perdana, Abdul Galib.



Pada kesempatan itu, Rama Asia menyerahkan bantuan kepada pengurus masjid dan langgar setempat. Sebagai bentuk kepedulian seorang anak bangsa bagi dunia rohani yang berkaitan bulan suci Ramadhan.

Berupa uang senilai Rp20 juta untuk penyelesaian pembangunan Masjid Al- Irshad di Kampung Long Iram Seberang. Kemudian satu set peralatan pengeras suara berupa masing-masing 1 unit radio tape, amplifier, 2 unit toa, microphone dan 1 roll kabel yang bernilai Rp5 juta persetnya untuk di tiga kampung. Yakni Masjid Baiturahim di Kampung Long Iram Bayan, Masjid Al- Roudah di Kampung Long Iram Kota dan Langgar Al- Huda di Kampung Long Iram Ilir. #Sonny Lee Hutagalung

Tingang Jadi Sekda dan Asisten I, Rama Asia Bantah Mutasi Berbau Politik

Rama Asia: “Tidak ada nuansa politis dalam hal ini”

Valentinus Tingang dan Yustinus Kepang saat dilantik menjadi Eselon IIB di ruangan Aji Tulur Jejangkat pada Senin, 17 Oktober 2005. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Pertanyaan menyelinap di benak yang hadir di ruangan serba guna Aji Tulur Jejangkat, Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Kutai Barat pada Senin, 17 Oktober 2005. Dalam acara Pengambilan Sumpah Dan Pelantikan Pejabat di lingkungan Pemkab Kubar itu ada serah terima jabatan dari Valentinus Tingang kepada Yustinus Kepang. Dari Asisten I Bidang Administrasi Umum dan Pemerintahan kepada Asisten II Bidang  Administrasi Pembangunan dan Kemasyarakatan.

Mutasi itu didasari Surat Keputusan Bupati Kubar Nomor: 821.22/1143/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005, sekaligus melantik mereka menjadi pejabat Esselon II B. Tingang sementara ini juga dipercayakan Bupati Kubar, Rama Alexander Asia sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris Kabupaten Kubar menggantikan H Encik Mugnidin. Sebab Encik memeroleh tugas baru sebagai Staf Khusus Bupati Bidang Pembangunan, dan bertukar posisi dengan Kepang sebagai Asisten II.



Masa Pilkada Kubar, 26 Pebruari 2006 yang sudah di ambang pintu memunculkan spekulasi serah terima jabatan ini berbau politis dan berkaitan dengan kepentingan tertentu oleh berbagai pihak karena  dalam kurun waktu yang singkat telah sering terjadi  mutasi di pemerintahan Kubar yang membuat keheranan bagi sebagian masyarakat.

Rama Asia membantah jika mutasi tersebut berbau politik. Menurutnya, pertukaran jabatan itu sebagai penyegaran bagi pejabat yang bersangkutan. Juga wujud dari pembinaan jenjang bagi seorang pegawai negeri sipil yang dianggap mampu. Setelah melalui berbagai pertimbangan dan penilaian, serta mencari format yang tepat untuk menempatkan seseorang di tempat yang tepat.

“Saya memahami jika ada tanda tanya di benak saudara-saudara mengenai pengambilan sumpah atau pelantikan hari ini. Yang hanya seremonial dan tidak banyak terjadi perubahan strategis tapi tukar tempat saja,” katanya dalam sambutannya di hadapan para pejabat tinggi Kubar.

Bupati Kutai Barat, Rama Alexander Asia menyampaikan amanat saat mutasi Valentinus Tingang dan Yustinus Kepang. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Diharapkan semua orang yang menduduki jabatan tertentu, akan melakukan tugas sebaik-baiknya tanpa ada tendensi yang lain. Agar tugas-tugas pemerintahan berjalan baik sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat optimal. Ini pun berkaitan dengan masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Kubar yang segera berakhir pada19 April 2006. Sesuai Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, enam bulan sebelum masa jabatan berakhir DPRD memberitahukan hal itu. Kemudian mengadakan tahapan untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah yang baru.

Dikatakannya, memasuki berakhirnya masa jabatan, ia dan Ismael Thomas tidak dapat melaksanakan tugas-tugas secara optimal. Sementara pelayanan bagi masyarakat harus tetap dijalankan semaksimal mungkin. Terlebih segenap unsur kabupaten sedang sibuk menyusun perencanaan untuk tahun 2006 mendatang.

Dalam kapasitasnya sebagai kepala daerah, diakui sangat berat melaksanakan tugas dalam kurun waktu itu. “Kondisi inilah yang mengharuskan saya berpikir objektif, agar jangan sampai ada tugas yang tertinggal atau terbengkalai. Tidak ada nuansa politis dalam hal ini,” tegas Rama Asia.

Jabatan Plt Sekretaris Daerah dan Asisten I, menuntut Tingang harus bekerja ekstra keras dengan dua tugas yang diembannya. Banyak hal yang dihadapi Tingang dan perlu diselesaikan dengan pemikiran, hikmat dan kearifannya. Agar tidak salah dan merugikan pihak lain dalam mengambil setiap keputusan.



Kapasitasnya sebagai Asisten I membawahi urusan umum dan pemerintahan, masih banyak yang harus dibenahi dan dituntaskan. Mengingat beban tugas yang semakin bertambah dan cukup berat. Bertolak dari semua inilah, Rama Asia memandang perlu untuk memengurangi beban Tingang agar ada suasana berbeda.

Ditambahkan Rama Asia, Asisten I dan II memiliki beban dan tanggung jawab yang sama. Namun tugas pemerintahan bertambah berat dengan adanya penyelenggaraan Pilkada. Sebaiknya beban tersebut perlu sedikit diringankan dan disegarkan.

“Terpilihnya Kepang sebagai pengganti, karena saya menilai beliau mampu untuk melaksanakan tugas dalam jabatan tersebut. Dengan dasar pengalamannya di bidang pemerintahan yang cukup memadai,“ tegasnya.

Kepada para pimpinan satuan kerja perangkat daerah, bupati menyampaikan keinginannya agar mendukung sepenuhnya tugas Kepang dan Tingang. Sesuai bidang tugas masing-masing agar pemerintahan berjalan dengan baik. Koordinasi yang terjalin baik selama ini antara Kepang dan Tingang dalam tugas, juga meyakinkan Rama dalam mengambil kebijakan ini.



Bupati mengimbau, para PNS bersikap netral dan tidak mendikotomikan antara bupati dan wakil bupati. Terutama berkenaan dengan memasuki masa-masa persiapan sampai dengan pelaksanaan Pilkada di Kubar. Seluruh pegawai dan bawahannya harus menjalankan pelayanan kepada masyarakat dengan baik dan bertanggungjawab penuh kepada bupati. Tanpa sikap diskriminatif dengan melihat kampung asal ataupun massa partai tertentu.

Pejabat Eselon II dan staf di bawahnya diminta agar tetap menjaga ketertiban, ketentraman dan perdamaian di Kubar. Dengan menjauhkan diri dari menciptakan atau dipengaruhi oleh pihak tertentu. Agar tidak menimbulkan kecurigaan satu sama lain yang akhirnya mengakibatkan perpecahan yang merugikan masyarakat dan pemerintah. #Sonny Lee Hutagalung

Yogi Crysta Wijaya, Pembalap Remaja Kubar Penakluk Para Senior

Raja di Trek Lurus dengan spesialisasi Kelas 110cc 4 Langkah tune Up Pemula

Kejuaraan Nasional Balap Motor Seri VI Region IV Kalimantan, September 2005 yang menjadi ajang unjuk gigi Yogi Crysta Wijaya dengan meraih predikat Juara Umum mengalahkan para pembalap senior. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

MELAK – KABARKUBAR.COM
Pembalap Termuda Kalimantan bisa jadi predikat yang patut disandang Yogi Crysta Wijaya. Remaja asal Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat yang memiliki prestasi mengagumkan dan diperolehnya haya kurun waktu enam bulan. Jejeran piala pun terpanjang di bengkel milik ayahnya, di Jalan Kapten Piere Tandean. Kelurahan Melak Ilir.

Diungkapkan sang ayah, Adi Wijaya, semua berawal dari kesukaan Yogi menunggang ‘bebek liar’ di jalanan. Ia pun menyalurkan hobi anak pertamanya itu ke jalur profesional. Dengan mendaftarkan Yogi pada ajang Sendawar Open Race, Bupati Kutai Barat Cup, April 2005 lalu.

Satu piala di kelas E (110 cc 2 Langkah Standar Pemula Lokal Kaltim) direbutnya di final oleh keberhasilannya finish di posisi ke 2. Setelah beberapa hari sebelum gelaran turnamen, berlatih seadanya bersama Yaser Arifin dari Samarinda sebagai partner. Kedunya berlatih di Sirkuit Non Permanen Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Kubar yang menjadi tempat lomba diadakan.



Yogi bersaing dengan sejumlah pembalap kawakan Kaltim seperti Ainur Fazri, Reza Damang  dan Kete Fitriansyah serta pembalap-pembalap senior Kubar. Itu tidak membuatnya hanya sebagai peserta, namun kejuaraan ini menjadi tempat awalnya mengoleksi 11 piala.

“Harusnya 12 piala, karena Juara Umum Kejurnas di Sendawar tidak ada piala,” kata Adi Wijaya sambil memperlihatkan piala yang berjejer di atas etalase Scorpion Motor, bengkel motor miliknya di sebelah Bank Pembangunan Daerah Cabang Melak.

Yogi yang lahir di Samarinda, 23 Mei 1992 dan masih tercatat sebagai pelajar Kelas 3 SMP Negeri 2 Sendawar mengaku perolehan pialanya bertambah sebulan kemudian. Karena mengikuti MP U Mild Open Race Samarinda pada 28-29 Mei 2005. Ia berhasil membawa pulang piala setelah di Kelas B (110 cc 4 Langkah tune Up Pemula) meraih Juara II. Pada 25-28 Juni 2005 mengikuti Kertajaya Open Race Cup Tenggarong di posisi dan kelas yang sama.

Dua lagi piala diraih Yogi di Kejuaraan Mahyudin Cup I dengan predikat juara di Kelas B dan A (110 cc 2 Langkah Standar) di Sangatta, 23-24 Juli 2005. Bertarung di beberapa kejuaraan membuat Yogi bertambah yakin setiap akan menjajal trek-trek baru. Walau harus berlomba dengan pembalap-pembalap top Kaltim yang sudah kenyang pengalaman dan memiliki koleksi piala di markas mereka masing-masing.

“Awalnya sih grogi juga harus menyalip para pembalap senior, tapi sekarang tidak lagi,” ujar Yogi kepada Ekstrem sementara mengganti oli mesin motor pelanggan bengkel mereka.

Yogi Crysta Wijaya, pembalap junior berprestasi dengan sebagian piala yang diraihnya dalam beberapa ajang balap motor. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Piala keenam diboyong Yogi dengan Peringkat II dari Kelas B sebagai spesialisasinya, pada Samarinda Pos Open Race di Samarinda, 6-7 Agustus 2005. Di One Mark Race Yamaha Cup Race, kejuaraan bergengsi yang digelar di Samarinda, 14 Agustus 2005, Yogi juga  unjuk kebolehan dengan menyandang Juara V di Kelas A.

Di kejuaraan yang lebih bergengsi, Yogi kembali menunjukkan kualitasnya sebagai pembalap muda yang patut diperhitungkan di dunia Road Race. Yakni di Kejuaraan Nasional Balap Motor Seri VI Region IV Kalimantan di Kubar, September lalu, dengan menyabet juara di Kelas E (110 cc 2 langkah Standar Pemula Lokal Kaltim). Juga di Kelas F (110 cc 4 Langkah Tune Up Pemula Lokal Kaltim).

Ia sekaligus keluar sebagai Juara Umum dan mendapatkan sebuah motor Kawasaki Blitz Joy di samping piala dan sejumlah uang pembinaan. Tambahan dua piala diperoleh Yogi hasil jerih payahnya menunggangi motor 110 cc 4 langkah di Kejuaraan Sangatta Racing Team Cup, 2-3 Oktober 2005 tadi.

Kelincahan Yogi saat menarik gas motor memang mengundang kekaguman setiap menjajal trek di berbagai kejuaraan. Seperti pantauan Ekstrem pada Kejurnas Balap Motor Seri VI Region IV Kalimantan di Sirkuit Non Permanen, Sendawar September lalu. Meski di Grid start terlihat kakinya belum menyentuh tanah dengan baik.

Yogi Crysta Wijaya saat hendak menerima hadiah utama pada Kejurnas Balap Motor Seri VI Region IV Kalimantan di Sirkuit Non Permanen Perkantoran Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, September 2005. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Karena memang postur tubuh remaja satu ini masih terbilang kecil sesuai ukuran normal remaja Indonesia. Wearpack yang membalut tubuh, safety shoes dan helm standar pelengkap, menyulap penampilannya bak seorang pahlawan perang tentara Romawi kuno, gagah.

Jago ‘straight track’ atau lintasan lurus juga menjadi julukan bagi penggemar makanan cokelat ini. Banyak orang yang menyaksikan kejuaraan tersebut tidak percaya di saat melihat sosok Yogi melangkah menuju podium untuk menerima piala dalam pakaian biasa. Sebab tidak seperti bayangan mereka ketika melihatnya meninggalkan jauh para pembalap-pembalap senior dan menikung dengan manis di 50 m terakhir lap non permanen itu.

“Wah, saya kira orangnya besar, tahunya imut-imut begini, tapi hebat sekali anak ini,” ujar Yadi, warga Kampung Ongko Asa yang menonton balapan tersebut dengan membayar tiket masuk Rp20 ribu.

Kelincahan Yogi tidak luput dari insiden kecil, seperti terjatuh karena tergelincir di trek. Sebagaimana dialaminya di Yamaha Cup di Samarinda, Agustus lalu. Saat melaju di      125cc dan bertarung dengan H Rihan’s Variza, H Dani dan Kete Fitriansyah yang merupakan jawara-jawara Race di Kalimantan. Namun Yogi masih dapat mengejar ke posisi 5 setelah sebelum terjatuh memimpin di depan para pembalap-pembalap seniornya.

Yogi mengungkapkan, tidak ada jadwal khusus dan jarang latihan. Biasanya baru latihan sesampainya di trek yang akan digunakan dalam suatu kejuaraan yang diikuti. “Latihannya di trek kejuaraan itu aja beberapa saat sebelum partai resmi,” jelasnya dengan mantap.

Seluruh keluarga mendukung karir Yogi di dunia balapan, termasuk sang ibu, Dayang Aspa Sari. Sang ibu menyerahkan seluruhnya kepada TUHAN apapun yang akan terjadi di setiap ajang yang notabene memiliki resiko tinggi. “Memang kuatir, tapi kami pasrah saja pada TUHAN apa yang akan terjadi,” tambah Adi Wijaya.

Ditanya soal pendanaan setiap mengikuti even, Adi mengaku terpaksa mengeluarkan dana pribadi untuk menutupi anggaran wajib. Sedikitnya mencapai Rp7 juta dalam wilayah Kaltim bila membawa dua motor. Rinciannya,  pengeluaran, spare part Rp2 juta, bahan bakar dan oli Rp800 ribu, dan transportasi Rp2 juta. Terakhir, Rp3 juta lebih untuk akomodasi serta konsumsi bagi satu pembalap, manager, mekanik dan dua pit crew.

Jamrud Junior Racing Team Samarinda menjadi ‘sponsor kecil’ yang beberapa even terakhir membantu Yogi di bidang teknis menuju kesuksesan. Sayang belum juga mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait di Kubar. Padahal pretasinya yang bisa dikatakan luar biasa karena diraih dalam waktu singkat dan potensi besar di masa yang akan datang.

“Saya berharap ada kontibusi dari pemerintah untuk mendukung prestasi Yogi yang sudah turut mengharumkan nama Kubar lewat balap motor. Kami butuh dana yang besar setiap mengikuti even,”



Adi Wijaya mengaku telah mendapat tawaran dari Bupati Kutai Timur, Mahyudin. Agar Yogi mau membela Kutim dalam Kejuaraan Daerah yang akan datang. “Kami ingin tetap di bawah bendera Kubar, tapi dana yang besar memungkinkan Yogi bernaung pada pihak lain yang berminat mendanai. Tahun ini masih dua turnamen lagi akan diikuti, kami sangat kesulitan masalah dana,” paparnya.

Harapan Adi wijaya tidak muluk-muluk dengan hasil juara umum pada Kejurnas di Sendawar dan Sangatta. Yang menghantarkan Yogi sebagai salah satu pembalap utusan Kalimantan di Kejurnas Sentul, Jawa Barat pada 20 November 2005 yang akan diikuti pembalap-pembalap profesional Se-Indonesia.

Tanggal 12-13 November 2005 ini tim Yogi, Jamrud Junior Melak, juga akan mengikuti Kejuaraan Suzuki One Make Race Region IV Kalimantan di sirkuit halaman luar Stadion Sempaja Samarinda. Predikat juara di turnamen ini akan menetapkan pembalap yang akan berlaga di Sentul akhir tahun ini. Yogi juga akan menjajal Sirkuit Kemayoran, Jakarta. #Sonny Lee Hutagalung

Kapolres Kubar Beri Maklumat, Warga Muara Lawa Serahkan 11 Senpi Rakitan

Antisipasi Tindak Kriminal dan Potensi Kerawanan di Pilkada 2006

Kepala Polsek Muara Lawa, Iptu Purnomo, menunjukkan senpi yang diserahkan secara sukarela oleh masyarakat. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

MUARA LAWA – KABARKUBAR.COM
Kapolres Kutai Barat, AKBP Drs Sapto Nurchaptono, mengeluarkan maklumat untuk mengantisipasi penyalahgunaan senjata api (senpi) dan bahan peledak oleh masyarakat. Maklumat bernomor: B/57/IX/2005 tanggal 20 September 2005 itu diedarkan ke seluruh Polsek untuk disosialisasikan ke masyarakat.

Berisi imbauan untuk menyerahkan senpi atau senpi rakitan dan bahan peledak yang dimiliki secara tidak resmi ke Markas Polsek atauPos Polisi terdekat. Sampai batas waktu ditentukan, yakni 30 Oktober 2005.



Langkah ini dilakukan pihak kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Kubar sendiri. Sehubungan masa Pemilihan Kepala Daerah pada Februari 2006 nanti. Apalagi pernah terjadi tindak kriminal yang bermotif pencurian kendaraan bermotor di jalan poros Samarinda-Melak beberapa waktu lalu dengan menggunakan senpi rakitan.

Sampai Kamis, 28 September 2005, tercatat 11 pucuk senpi jenis laras panjang beserta empat butir amunisi telah diserahkan warga. Kampung Lambing menjadi yang pertama kali menyerahkan satu pucuk senpi pada Jumat, 22 September 2005. Senpi diserahkan ke Markas Polsek Muara Lawa dan diterima Kapolsek, Iptu Purnomo. Tiga hari kemudian, menyusul satu pucuk senpi rakita dari Kampung Lotaq, dan dari Kampung Muara Lawa sebanyak lima pucuk beserta empat  butir amunisinya.

Semua senjata api rakitan yang diserahkan masyarakat masih tampak baik dan dapat digunakan. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Kapolsek Muara Lawa, Iptu Purnomo mengatakan, masih ada lagi senpi rakitan di tangan warga yang belum diserahkan. Karena belum semua kampung di wilayahnya dikunjungi untuk menyosialisasikan surat Kapolres Kubar tersebut. “Senpi-senpi ini digunakan warga untuk berburu babi hutan, pelanduk, rusa dan binatang lainnya yang dapat di konsumsi atau dijual dagingnya,” katanya ketika ditemui di ruang kerjanya.

Kapolsek berharap, warga dengan sadar menyerahkan senpi yang mereka miliki. Jika lewat batas waktu yang ditentukan, akan diberikan tindakan tegas bagi yang masih menyimpan atau memiliki. Sesuai aturan dalam Undang Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1951 Tentang Senjata Api, dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.

Sementara Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kubar, Iptu Harun Purwoko, mengakui belum ada laporan dari kecamatan lain. Hal itu diyakini akibat jarak ke Markas Polres Kubar yang cukup jauh. Sampai saat ini, baru sekali terjadi tindak kriminal menggunakan senpi rakitan. Tapi demi keamanan dan ketertiban masyarakat serta antisipasi potensi kerawanan Pilkada, jajaran kepolisian perlu mengeluarkan kebijakan.



Bagi warga yang menyerahkan senpinya, akan menerima penghargaan dari kepolisian. Penghargaan itu akan diserahkan Kapolres Kubar pada hari pemusnahan senpi-senpi tersebut. “Boleh saja memiliki senpi tapi dengan prosedur yang benar. Harus ada izinnya dan disimpan di Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) atau di kepolisian,” ujar Iptu Harun Purwoko.

Salah seorang warga Kecamatan Muara Lawa, ia senang saat menyerahkan senpinya ke Mapolsek setempat. “Rasanya tenang hati setelah menyerahkan senpi itu. Saya pakai itu untuk berburu babi yang sekarang sudah sedikit jumlahnya. Takut juga kalau nanti di tangkap polisi dan masuk penjara, siapa yang mengurus anak istri saya,” ujar pria yang tidak mau disebutkan namanya dengan sedikit malu. #Sonny Lee Hutagalung

Bermalam di Randa Empas, Suwarna Minta Banpu Beri Jatah 50% Tenaga Kerja Lokal

Rama Asia Janjikan Pengaspalan Jalan Bentian Besar

Camat Bentian Besar, Mustam Komo, memberi cinderamata berupa tikar dari anyaman rotan khas Dayak Bentian kepada Gubernur Kalimantan Timur, Suwarna Abdul Fatah yang disaksikan Bupati Kubar, Rama Alexander Asia. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

BENTIAN BESAR – KABARKUBAR.COM
Gubernur Kalimantan Timur, Suwarna Abdul Fatah, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kutai Barat pada Selasa, 27 September 2005. Ia meninjau situasi wilayah di perbatasan Provinsi Kaltim-Kalteng yang berada di Kampung Tukuq, Kecamatan Bentian Besar. Gubernur disambut Bupati Kutai Barat, Rama Alexander Asia bersama unsur Muspida Kubar beserta staf.

Diiringi puluhan mobil di panas menyengat dan perjalanan panjang, rombongan singgah di PT Gunungnayan Pratamacoal. Sebab rombongan berangkat dari Kota Samarinda pagi hari dan tiba di lokasi pertambangan batubara itu sekira pukul 13.50 wita. Seluruh mobil baik milik pemerintah propinsi dan kabupaten, mendapat bahan bakar minyak dari pihak perusahaan.

Dua jam lebih perjalanan ditempuh kembali mobil-mobil bergardan ganda yang membawa para petinggi pemprov untuk mencapai lokasi. Yakni Kampung Penarung, Dilang Puti, Sambung, Randa Empas, Tende, dan Tukuq. Melalui jalan berliku dan jalan menanjak dan menurun yang curam. Belum lagi ratusan lubang di sejumlah ruas jalan, dan belantara Kalimantan menjadi pemandangan biasa bagi rombongan.



Di tepi jalan tampak hanya menyisakan pohon-pohonkecil sebagai identitas diri yang hampir hilang dimakan kebakaran hutan awal tahun 1998 lalu. Juga akibat ‘tangan-tangan kasar’ yang tidak bertanggungjawab. Hanya memikirkan perutnya dengan menebangi pohon-pohonuntuk menumpuk materi.

Tiba di Randa Empas, rombongan disambut cahaya lampu terang benderang di malam hari itu. Deretan mobil yang parkir dan tenda-tenda yang didirikan bagaikan dalam sebuah acara jambore Pramuka.

Suwarna mengatakan, ini keempat kalinya ia mengunjungi kampung itu selama menjabat wakil gubernur sampai menjadi orang nomor satu di Kaltim. Meski perjalanan sulit, tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap memantau perkembangan di perbatasan kedua provinsi.

“Kalau dulu pada waktu saya jadi wakil gubernur, menuju Melak berhari-hari, ke Tukuq itu belum ada jalan. Kebetulan waktu itu jembatan di Belusuh belum selesai, saya sampai nyasar di hutan,” ujar Suwarna yang diangkat menjadi warga kehormatan oleh masyarakat Bentian dengan gelar Kilip (orang bijaksana, tampan, pemimpin, berkuasa).

Dengan gaya santai setelah makan malam, Suwarna mengenaikan setelan baju olahraga berlogo Porda II tahun 2002. Di hadapan masyarakat empat kampung (Sambung, Randa Empas, Tende dan Tukuq), ia mengakui perjalanan saat itu sangat melelahkan. Berangkat jam 7 pagi, dan tiba di tempat jam 7 subuh. “Tetapi sebagai kepala daerah saya harus tahu bagaimana kehidupan masyarakat,” ujarnya, mengenang kunjungannya saat otonomi daerah belum berlaku.

Suwarna menambahkan, adalah tugas Pemerintah Pusat untuk menghubungkan provinsi dengan provinsi. Tugas pemerintah provinsi untuk menghubungkan kabupaten dengan kabupaten. Sedangkan ke kecamatan adalah tugas bupati sebagaimana diatur dalam UUD Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.



Gubernur menanggapi permintaan masyarakat yang disampaikan melalui Camat Bentian Besar, Rustam Komo. Agar pemerintah memberi perhatian lebih bagi peningkatan kualitas jalan poros dalam wilayah bentian. “Saya telah berbicara dengan Gubernur Kalimantan Tengah dan telah menyepakati akan melanjutkan proyek. Yakni perbaikan Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kaltim dan Kalteng. Melalui Kecamatan Benangen di wilayah Kalteng dan Bentian Besar di Kaltim,“ katanya.

Sebagai pelaksana proyek, PT Mahir Jaya Mahakam Raya, disebut telah menunjukkan kepada masyarakat rencana-rencana pemerintah tersebut dengan bukti nyata. Berupa proyek yang sedang berjalan di beberapa tempat. Gubernur juga menyarankan perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Kubar untuk membuat Power Plant sebagai wujud kepedulian bagi masyarakat.

Khusus kepada pimpinan PT Trubaindo Coal Mining atau Banpu, Chirasak Chantapenalin, diisntruksikan langsung terkait tenaga kerja. Juga memberi jatah 50 persen diisi masyarakat asli Bentian Besar di perusahaan tambang itu.  Banyaknya investor yang ingin mengadu nasib di Kubar juga menjadi hal yang diangkat gubernur. Supaya masyarakat dapat memanfaatkan lahan-lahan tidur karena perkebunan kelapa sawit adalah bidang yang banyak diincar para investor disamping pencanangan sejuta hektar sebagai langkah awal.

“Saya akan membantu pembangunan dua lokal Sekolah Dasar di Randa Empas ini,” pungkas Suwarna, menyadari proses belajar mengajar di kampung itu tidak akan epektif  dengan gedung SD yang memiliki dua ruangan saja.

Rama Asia mengajak masyarakat menyiapkan lahan secara baik dan tidak ada permasalahan antar pemilik atau sengketa. Seba salah seorang pengusaha, Yusuf Merukh, telah meminta 500 ribu hektar lahan untuk dikelola dalam investasi kelapa sawit. Ini sebagai langkah pemerintah dalam fokus pelayanan prasarana dan ekonomi kampung.

Pemkab Kubar berkomitmen, dalam lima tahun untuk mewujudkan permintaan masyarakat Bentian. Agar jalan poros dapat segera diaspal dengan merencanakan sebagian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten. Ditambah APBD Provinsi tahun anggaran 2006-2011 untuk peningkatan kualitas jalan, Listrik Desa dan pelayanan kesehatan.



Hal itu juga bentuk ‘balas budi’ kepada Pemprov Kalimantan Tengah yang membantu menyediakan pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan. Karena banyak tenaga kesehatan Kubar di sana ‘melarikan diri’ tidak tahan dengan situasi kampung yang sulit dijangkau. “Maka dengan jalan akses yang baik, diharapkan para pelayan kesehatan akan dapat ‘betah’ lebih lama tinggal di mana mereka ditempatkan,” kata Rama Asia.

Malam hari diisi juga hiburan rakyat yang diiringi lagu-lagu dangdut oleh dua artis cantik dari Putram Band. Usai penyerahan cinderamata dari masyarakat bagi para pejabat yang sebagian membawa serta keluarga, masyarakat bergembira ria. Tampak ikut dalam hiburan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim, Awang Darma Bakti. Juga James Tuwo, Anggota DPRD Kaltim dari Partai Demokrat.

Tidak ketinggalan berjoget ria, Rama Asia dan Suwarna. Kepala Dinas Perhubungan Kubar, Abednego, turut bergabung memeriahkan semaraknya malam yang penuh keakraban sekaligus pelepas lelah dalam perjalanan panjang. #Sonny Lee Hutagalung

Terbentuk, PMI Kubar Ajak Masyarakat Donor Darah

Wahyudinata Terpilih Jadi Ketua Periode 2005-2010

Bupati Kubar Rama Alexander Asia dan Ketua PMI Kaltim H Muhammad Asri Amin, bersama para Pengurus PMI Cabang Kubar yang terpilih untuk periode 2005-2010. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

BARONG TONGKOK – KABARKUBAR.COM
Kabupaten Kutai Barat mencatat sejarah baru dalam pergerakan kemanusiaan, dengan terbentuknya Palang Merah Indonesia atau PMI Cabang Kutai Barat. Melalui Musyawarah Cabang I PMI Kubar, di Aula Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar pada Senin, 26 September 2005.

Muscab yang diikuti sekitar 40 orang sebagai perwakilan dari berbagai institusi. Mencakup Dinas Kesehatan, Puskesmas, Dinas Lingkungan Hidup, Bank Pembangunan Daerah, Rumah Sakit dan Dinas Pendidikan. Dibuka secara resmi oleh Bupati Kubar, Rama Alexander Asia.

Musyawarah dibagi dalam empat tahapan sidang pleno. Dimulai pembukaan sidang, pembahasan dan pengesahan jadwal acara, serta tata tertib muscab. Sidang pleno kedua mengagendakan penyampaian laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang PMI Persiapan atau lama. Pengurus lama demisioner, dan pemilihan pimpinan sidang.

Sidang pleno ketiga adalah pembentukan komisi-komisi atau tim formatur, sidang komisi dan rapat tim formatur dan pengesahannya. Sedangkan Sidang pleno terakhir adalah pemilihan Pengurus Cabang PMI masa bakti 2005-2010. Tiga komisi yang dibentuk –Program Kerja, Organisasi dan Formatur– mempresentasikan hasil sidang mereka di hadapan peserta muscab sebelum mengadakan pemilihan pengurus tetap.

Drs A Wahyudinata MM, yang adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kubar, terpilih kembali sebagai ketua baru periode 2005-2010. Setelah selama setahun memimpin PMI Cabang Persiapan hasil pemilihan tahun 2004 lalu. Sebagai wakil ketua I dan II dipercayakan kepada Dr Sapto Wiyono SpOG dan Drs Suhamdi. Untuk jabatan sekretaris diberikan kepada Zulkarnain SE MKes dan Evodius Awang SE MM. Sedangkan posisi bendahara dipegang oleh Blendina Bulan AMd Keb.

Beranggotakan empat orang, yaitu Sobian Herman SE, dr Rita Sinaga, Drs Y Kinam dan Sumiati C. Muspida Kutai Barat, Asisten Administrasi Pembangunan dan Kemasyarakatan, Direktur RSUD HIS, Kepala Dinas Kesehatan dan Staff Khusus Bupati, H Encik Mugnidin BSc, terpilih menjadi Penasehat di bawah bupati sebagai pelindung.

Ketua PMI Daerah Provinsi Kalimantan Timur, H Muhammad Asri Amin, mengajak pengurus untuk menterjemahkan program kerja yang dirumuskan Komisi Program Kerja. Tidak lupa melakukan sosialisasi kepada masyarakat berkenaan dengan hadirnya PMI di Kubar. “Menginventarisasi darah di tiap institusi dan dinas, agar memudahkan pencarian pendonor bila terdesak kurangnya stok darah,” ujarnya.

Kemudian, mengadakan pelatihan-pelatihan termasuk pelatihan bagi para calon pelatih (Training of Trainer). Membentuk Palang Merah Remaja di sekolah-sekolah dan Satuan Siaga Bencana yang sangat diperlukan bilamana terjadi bencana alam. Mengadakan rapat rutin pengurus untuk membahas program-program organisasi, pencarian dana dan menyusun rancangan anggaran. “Dibuat juga penghargaan khusus bagi para pendonor,” kata HM Asri Amin.

Ditambahkannya, PMI Cabang dibantu ranting di kecamatan adalah ujung tombak. Yang  berperan sebagai mitra pemerintah dengan program-program yang dapat diberikan bagi mereka dan saling berkordinasi dengan RSUD. “Saya sekaligus juga menyampaikan bantuan bapak Marrie Muhammad (Ketua PMI Pusat) berupa mesin Faximilie untuk PMI Cabang Kubar,” katanya saat memberikan sambutan.

Bupati Kubar menegaskan, agar masyarakat ataupun para pengusaha tergerak secara spontan berkontribusi untuk PMI. Melalui berbagai hal, seperti sumbangan dana ataupun tenaga. Bahkan transfusi darah untuk didonorkan kepada orang lain yang membutuhkan melalui unit Bank Darah yang akan dibentuk.

PMI tidak memandang siapa atau apakah kepada seseorang, karena bersifat universal.  Sehingga banyak pihak harus terlibat dalam organisasi ini untuk saling membantu. Agar tugas-tugas kemanusiaan ini dapat terlaksana dengan baik. “PMI juga bertanggungjawab bersama masyarakat, agar fasilitas yang akan diadakan dipergunakan semaksimal mungkin,” ujarnya.

Dikatakan Rama Asia, Sekretariat PMI yang sementara ini beroperasi di ruang Laboratorium RSUD HIS, menginformasikan soal kebutuhan darah. Seringkali dicukupi dengan donor dari sanak-saudara pasien yang sedang membutuhkan. Karena stok darah yang minim disebabkan kurangnya minat masyarakat untuk mendonorkan darahnya. Hal ini tidak terlepas oleh belum adanya sosialisasi langsung kepada masyarakat berkenaan dengan donor darah.

Harapan bupati, PMI Cabang segera mengajukan anggaran untuk operasional dan desain bangunan gedung kantor. Sehingga pemerintah mengalokasikan dana sesegera mungkin dan keberadaan PMI lebih diketahui masyarakat. Serta dapat memberikan pelayanan secara optimal.

Rama Asia mengingatkan pengurus yang baru ditetapkan segera bekerja dan membuat gerakan. Supaya organisasi ini tidak menjadi sebuah ‘papan nama’ saja tanpa kegiatan berarti. Karena sudah mengawali dengan baik, di mana pembentukan pengurus tercapai dalam waktu yang singkat dan dengan personel-personel yang handal.

“Selamat kepada para pengurus yang baru dan pengurus daerah yang melaksanakan muscab ini dengan baik. Saya salut atas proses pembentukan PMI Cabang yang tidak memakan waktu lama, dan menunjukkan Spirit Never Die (semangat yang tak kunjung padam) tetap ada di dada para pengurus,” kata bupati. #Sonny Lee Hutagalung

Masuk Kalender Wisata, Laliiq Ugal Budaya Dayak Bahau di Tering Lama

Bupati Ikut Barisan Tebeeq Rau

Bupati Kutai Barat, Rama Alexander Asia, ikut dalam barisan Tebeeq Rau pada acara Laliiq Ugal di Kampung Tering Lama. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

TERING – KABARKUBAR.COM
Sudah menjadi kebiasaan suku-suku di pedalaman Pulau Kalimantan untuk mulai berladang di awal musim penghujan. Dengan harapan benih yang ditanam akan bertumbuh baik karena hujan yang membasahi ladang-ladang mereka. Suku Dayak Bahau Saq di Kampung Tering Lama, Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat, telah mengikutinya secara turun temurun sampai kini.

Di saat pola bertanam padi di tanah kering (tadah hujan) sudah mulai ditinggalkan sebagian orang. Oleh tersedianya lapangan pekerjaan yang menuntut banyak waktu dan pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup. Hingga kegiatan berladang atau menanam padi tidak lagi dijadikan prioritas dalam keseharian.

Acara adat selalu menyertai dimulainya musim tanam padi di seluruh komunitas adat Dayak di Kubar setiap tahunnya. Secara bergotongroyong masyarakat akan membuat suatu kegiatan yang sudah menjadi tradisi di kampung masing-masing, ataupun sub-sub suku mereka.

Laliiq Ugaal, adalah rangkaian upacara adat Suku Dayak Bahau Saq dalam mengawali kegiatan tanam padi atau menugal. Di mana masyarakat memberikan persembahan kepada Dewa Padi. Memohon agar tanaman padi terhindar dari segala macam hama atau gangguan alam. Harapannya, hasil panen dapat melimpah ruah untuk kesejahteraan rakyat.

Upacara yang besifat ritual dan sakral ini, umumnya memakan waktu pelaksanaan lebih kurang 27 hari. Diisi dengan berbagai kegiatan seperti pameran kerajinan tangan, olahraga tradisional dan atraksi kesenian.

Tebeeq Rau, yang dilaksanakan pada hari ke 21 dan 22 dari seluruh rangkaian acara dijadikan puncak upacara adat Laliiq Ugaal. Di mana masyarakat membentuk satu barisan memanjang yang diikuti anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua yang sudah ujur. Berpakaian adat yang dilengkapi pernik-pernik indah dan alat musik tradisional seperti gong. Mereka berjalan menyusuri jalan dari ujung kampung sampai ke ujung berikutnya.

Bunyi musik yang menawan hati dengan ritme dan nada yang beraturan diperdengarkan. Sampai hampir tiga jam mereka berjalan melintas jalan kampung sebanyak dua kali pulang pergi. Selama dua hari ini penduduk kampung akan saling menjamu dengan menyajikan makanan di rumah masing-masing secara bergantian. Untuk siapa saja yang berkenan singgah menikmati hidangan yang mereka siapkan. Hari ke 21, rumah dari tengah kampung ke hulu kampung. Esoknya atau hari ke 22, dari tengah sampai hilir kampung.

Pemerintah Kabupaten Kutai Barat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, telah memasukkan acara ini ke dalam kalender pariwisata sejak tahun 2002 lalu. Sebagai salah satu program yang dapat menjadi andalan Kubar dalam tujuan wisata di masa yang akan datang.

Untuk itu PemKab Kubar pun telah menyusun anggaran khusus untuk penyelenggaraan acara adat ini. Di samping sumbangan para donatur yang didapat dari perusahaan-perusahaan di sekitar. Juga dari perorangan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kemajuan dan kelestarian adat budaya sebagai salah satu aset daerah berpotensi.

Diakui Ketua Panitia Laliiq Ugal, Firminus Pay W, Bupati Kubar Rama Alexander Asia menyumbang Rp 25 juta pada kegiatan tahun ini. Ada juga Rp 5 juta dari Veridiana Wang, Anggota DPRD Provinsi Kaltim yang juga putri A Tigang Yok, Kepala Adat Besar Tering.

“Perusahaan kayu disekitar sini juga turut berpartisipasi walaupun tidak sebanyak tahun-tahun lalu, karena usaha mereka agak tersendat akhir-akhir ini. Ada juga dari pribadi-pribadi yang mendukung juga acara ini dengan apa yang ada pada mereka sebagai kepedulian terhadap budaya mereka sendiri,” jelasnya kepada Ekstrem.

“Acara adat seperti ini harus ada regenerasi. Agar seni dan budaya leluhur kita bisa dilestarikan sebagai warisan bagi anak cucu,” ungkap Rama Asia yang menghadiri Laliiq Ugal bersama H Encik Mugnidin dan Paulus Matius selaku Kepala Dinas Kehutanan Kubar beserta sejumlah unsur Muspida Kubar.

Bupati ikut dalam barisan Tebeeq Rau untuk menyemarakkan acara dan sebagai wujud kebersamaan para pemimpin dengan masyarakat di daerahnya. “Kedisplinan juga ditunjukkan dalam adat ini, di mana pada saat berbaris, orang yang sudah ikut tidak boleh keluar dari barisan sebelum sampai  tujuan,” kata Rama Asia dalam sambutannya di akhir acara.

Kepala Adat Besar Kecamatan Tering, A Tigang Yok mengatakan, sudah tidak dapat melaksanakan acara adat ini secara penuh. Karena memakan waktu yang cukup lama dan berkurangnya tokoh-tokoh yang mengerti betul aturan-aturan adat yang sebenarnya. Sehingga dalam pelaksanaannya tidak terlalu mengikuti kebiasaan.

“Kalau dulu Laliiq Ugaal itu dilakukan setelah tanam padi, tapi sekarang belum tanam sudah bikin acara duluan dan sempat beberapa tahun tidak berjalan. Karena dari agama melarang umatnya untuk ikut serta,” tambah orang tua yang di tahun 1993 lalu menjadi utusan Kabupaten Kutai, dari seluruh kepala adat Se-Kaltim dalam pertemuan bersama Soeharto, Presiden Republik Indonesia di PT Kiani Kertas, Berau. #Sonny Lee Hutagalung

Yogi Juara Umum, Kete dan Rudi Salim Jadi Fokus Penonton Road Race

Kejuaraan Nasional Balap Motor Region IV Seri VI 2005

Kejuaraan Nasional Balap Motor Region IV Seri VI 2005 diikuti pembalap kawakan dari Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

MELAK – KABARKUBAR.COM

Jamrud Junior dari Melak, Kabupaten Kutai Barat, kembali membuat kagum para pecinta dan pengamat  Road Race di Sirkuit Non Permanen Kubar. Mengandalkan pembalapnya, Yogi Crista Wijaya, yang masih muda belia berusia 13 tahun. Bahkan tumit kakinya belum rata menyentuh tanah saat di grid start.

Tubuh yang terbilang kecil dan ringan membuat Yogi bagaikan terbang di trek lurus atau straight track yang menjadi keunggulannya. Melewati pembalap-pembalap unggulan dari Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, menimbulkan tepuk tangan meriah dari para penonton. Itu terdengar setiap kali melintas di garis start, tempat yang paling banyak diisi penonton.

Yogi yang adalah pembalap tuan rumah, keluar sebagai juara umum dengan poin 50. Ia berhak atas hadiah motor Kawasaki Blitz Joy di samping dua piala dan uang pembinaan karena memimpin di kelas E dan F.

Adi Wijaya, ayah Yogi yang juga bertindak sebagai manager tim mengatakan, kepuasannya atas prestasi Yogi. Yang dalam 10 kejuaraan sebelumnya sudah mendapatkan sembilan predikat juara. “Daripada ngebut di jalanan, lebih baik disalurkan di ajang seperti ini. Saya mendukung kemauan Yogi untuk mencapai prestasi terbaik walaupun baru dimulai sejak 2004 lalu ,” ujarnya kepada EKSTREM.

Fitriansyah Kete dari Serba Motor Samarinda juga mengundang decak kagum dengan aksinya di Race 2 kelas C (bebek 110 cc 4 langkah Tune Up Seeded). Sempat terjatuh dua kali, masih dapat mengejar posisi tiga yang sejak start memimpin di posisi pertama Kejuaraan Nasional Balap Motor Region IV Seri VI 2005.

Walaupun akhirnya masalah engine membuatnya harus mendorong motornya menuju garis akhir di lap 12 di kelas I (bebek 125 cc 4 langkah Tune Up). Kete selalu memimpin jauh meninggalkan lawan-lawannya yang mencoba mengejar. Mereka pun hanya mampu finish 5 detik di belakangnya.

Fitriansyah Kete memperoleh motor Kawasaki ZX 130 sebagai juara umum dengan poin 36 yang juga menggondol dua piala dan sejumlah uang pembinaan sebagai juara di kelas C da D.

Yogi Crista Wijaya, pembalap Kubar yang berprestasi di Kejuaraan Nasional Balap Motor Region IV Seri VI 2005 ini bersiap menerima hadiah. SONNY LEE HUTAGALUNG/KABARKUBAR.COM

Di semifinal Race 17 kelas E, M Junaidi pembalap Sumber Baru Motor Bontang membuat atraksi menarik di lap 12. Dengan menyalip ke posisi kedua setelah hanya berada di posisi lima dan enam pada lap-lap awal.

Rudi Salim pembalap Bulungan sebagai orang lama di dunia balap motor menunjukkan kualitasnya. Ia merajai kelas G (bebek 118-125 cc 2 langkah standar lokal Kaltim) yang diminati juara-juara seperti Reza Damang.

Selama 30 menit yang diberikan tim juri untuk protes masing-masing tim dari hasil sementara kejuaraan yang dibacakan berlalu tanpa bantahan. Khususnya untuk peringkat juara setelah selesai race ke 28 sebagai race terakhir kejuaraan. Protes tidak disampaikan pihak manapun hingga hasil yang sudah dibacakan tersebut ditetapkan sah.

Berikut hasil akhir perlombaan :

   Kelas            : A (Bebek 110 cc 2 Langkah Standar Pemula)

Juara No. Start Nama Peserta Asal Peserta Kendaraan
1 74 Jerry Padang Setiawan Kaltim Yamaha
2 90 M.Junaidi Kaltim Yamaha
3 127 Ainur Fajri Kaltim Yamaha
4 27 H . Dhani HB Kalsel Yamaha
5 52 Donny Rachmanto Kaltim Yamaha

     Kelas          : B (Bebek 110 cc 4 Langkah Tune Up Pemula)   

Juara No. Start Nama Peserta Asal Peserta Kendaraan
1 40 Benny Bungai Novendi Kaltim Suzuki
2 27 H.Dhani HB Kalsel Yamaha
3 100 Darwin Kaltim Suzuki
4 139 Soebianto Kaltim Suzuki
5 88 Sulaiman Ismail Kaltim Suzuki

   Kelas            : C (Bebek 110 cc 4 Langkah Tune Up Seeded)

Juara No. Start Nama Peserta Asal Peserta Kendaraan
1 8 Nuzul Rahman Kaltim Suzuki
2 2 Rudy S Salim Kaltim Suzuki
3 55 H.M Rihan’s Variza Kalsel Yamaha
4 7 Fakhrurozi Kalsel Suzuki
5 93 Fitriansyah Kete Kaltim Yamaha

   Kelas            : D (Bebek 110 cc 2 Langkah Tune Up)

Juara No. Start Nama Peserta Asal Peserta Kendaraan
1 93 Fitriansyah Kete Kaltim Yamaha
2 45 A . Noval Kalsel Suzuki
3 15 Reza Damang Kaltim Yamaha
4 9 Iroel K Kalsel Suzuki
5 2 Rudy S Salim Kaltim Yamaha

   Kelas            : E (Bebek 110 cc 2 Langkah Standar Pemula Lokal Kaltim)

Juara No. Start Nama Peserta Asal Peserta Kendaraan
1 103 Yogi Crista Wijaya Kubar Yamaha
2 127 Ainur Fajri Samarinda Yamaha
3 74 Jerry Padang Setiawan Samarinda Yamaha
4 90 M . Junaidi Bontang Yamaha
5 39 Rendy  Salim Bulungan Yamaha

   Kelas            : F (Bebek 110 cc 4 Langkah Tune Up Pemula Lokal Kaltim)

Juara No. Start Nama Peserta Asal Peserta Kendaraan
1 103 Yogi Crista Wijaya Kubar Suzuki
2 40 Benny Bungai Novendi Kukar Suzuki
3 39 Rendy Salim Bulungan Suzuki
4 127 Ainur Fajri Samarinda Suzuki
5 101 Sutrisno Samarinda Suzuki

  
 Kelas : G (Bebek 118-125 cc 2 Langkah Standar Lokal Kaltim)

Juara No. Start Nama Peserta Asal Peserta Kendaraan
1 2 Rudi S Salim Bulungan Suzuki
2 136 Andry Hendrata Samarinda Suzuki
3 146 Rain Doni Kubar Yamaha
4 15 Reza Damang Samarinda Suzuki
5 129 Ignasius Daniel Kubar Suzuki

   Kelas            : H (Bebek 118-125 cc 2 Langkah Standar Open)

Juara No. Start Nama Peserta Asal Peserta Kendaraan
1 39 Rendi Salim Kaltim Suzuki
2 15 Reza Damang Kaltim Suzuki
3 84 Heru Tegsa Kaltim Suzuki
4 42 Absar Kaltim Suzuki
5 129 Ignasius Daniel Kaltim Suzuki

   Kelas            : I (Bebek 125 cc 4 Langkah Tune Up)

Juara No. Start Nama Peserta Asal Peserta Kendaraan
1 93 Fitriansyah Kete Kaltim Yamaha
2 56 H.M. Rihan’s Variza Kalsel Yamaha
3 9 Iroel K Kalsel Suzuki
4 50 Berlin Simamora Kaltim Yamaha

 

Para juara di kejuaraan ini berhak untuk berlaga di pentas yang lebih bergengsi pada kejuaraan Balap Motor Nasional, Sentul 2005.

Para pengurus Ikatan Motor Indonesia pusat maupun daerah menyatakan kepuasannya akan hasil perlombaan dan tertibnya para penonton di sirkuit ini. Juga karena tidak ada insiden serius pada pembalap. Meski dua pembalap tuan rumah, Darwin (100) dan Rain Doni (146), terpincang-pincang saat menuju panggung untuk menerima piala. Sebab terjatuh pada waktu menikung di 40 meter akhir lap, race yang mereka ikuti.

Sekretaris IMI Pusat, Rendra Rahman mengatakan, Pengurus Sendawar Racing Team (SRT) sebagai Panitia Pelaksana Kejuaraan. SRT bekersama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dan LA Light sebagai sponsor utama. Didampingi PT Semoga Jaya, Happy Motorcycle dan Perusahaan Penerbangan Bintang Sendawar. “Kami telah menerima secara resmi SRT sebagai anggota resmi IMI,” ujarnya.

 Asisten II Sekretariat Kabupaten Kutai Barat, Yustinus Kepang, berharap Kubar bisa membangun sebuah sirkuit permanen. Untuk dapat melaksanakan kejuaraan yang lebih besar lagi. Sekaligus tempat mengasah bakat-bakat pembalap di daerah ini.

Harapan itu bukan hal yang muluk-muluk dengan prestasi pembalap yang sudah dapat berbicara di tingkat Nasional. “Pemerintah sangat memperhatikan aspirasi rakyat serta sumber daya alam Kubar mendukung,” ujarnya membacakan sambutan Bupati Kubar, Rama Alexander Asia, saat menutup secara resmi kejuaraan. #Sonny Lee Hutagalung